"Kok gak diantar hari ini, putus lagi sama pacarnya" Ucap kak Alveeda setelah menghampiri Esther yang telihat sedang berjalan bersama ketiga saudaranya menuju kelas.
Ditarik tangan kak Alveeda untuk mengajaknya menjauh dari saudaranya, "ada masalah apa sih sama aku" tanya Esther dengan muka kesalnya.
"Enggak ada"
"terus kenapa masih ngurusi urusan orang?"
Terus menatap Esther sambil menempelkan telapak tangannya di dinding belakang Esther, dan membuat jarak mereka semakin dekat, "udah aku bilang aku ga suka lihat kamu seneng"
Beberapa menit gugup dengan posisinya sekarang, ketika sadar Esther langsung mendorong nya, "kamu masih dendam sama aku?"
Bukan dendam yang ada di hatinya sekarang, tapi perasaan cemburu yang ada dihati nya. Bingung untuk menjawabnya. "Gak mungkin aku bilang cemburu ke dia" dalam hati kak Alveeda mengatakan itu. Lalu kak Alveeda memilih untuk pergi gitu aja dari Esther.
Ella, Bella, dan Shasa masih menunggu di belakang. Setelah melihat kak Alveeda pergi, mereka langsung menghampiri Esther. Bertanya apa yang mereka bicarakan, tapi Esther hanya diam aja dan ekspresinya masih sedikit kesal melihat tingkah kak Alveeda yang ga jelas itu. Esther berfikir kejadian sebelum amal bazar itu udah berakhir setelah kak Alveeda gak bisa mengancamnya lagi tentang kerusakan mobilnya itu.
Sebelum memasuki kelas, tidak sengaja Ella melihat Kak Junna, dan Kak Juan. Ella teriak memanggilnya dan langsung menghampirinya. Ella bertanya kepada mereka kenapa kak Julian gak bareng mereka berangkatnya. Kata kak Junna, Kak Julian berangkat duluan karena sekalian ngantar adiknya sekolah.
Lalu Ella menitipkan sekotak makanan yang berisi sandwich untuk di berikan ke kak Julian. Setelah memberikan sekotak makanannya, Ella langsung balik ke kelas.Terlihat kak Julian yang sedang duduk sendirian di depan ruang kelasnya. Ella berencana untuk menghampirinya, tapi Esther mengajaknya untuk ikut ke kantin beli makanan. Ella bertanya kenapa gak ajak Bella aja. Kata Esther, Bella lagi males keluar kelas. Lalu Ella mau menemaninya membeli makanan, tapi Ella tidak bisa menemaninya makan di kantin. Karena Ella hanya mau menemani beli makanan aja, akhirnya Esther memilih untuk makan di kelas saja. Setelah menemani Esther ke kantin, dilihatlah apakah kak Julian masih ada di depan ruang kelasnya. Ketika mengetahui kak Julian masih disana, Ella langsung menghampirinya.
Tiba tiba duduk di samping kak Julian, "sendirian aja kak?" dengan pandangan ke depan dan mengayunkan kedua kakinya
Melihat ke arah Ella, "sekarang gak sendirian"
"Oh iya sekarang kan ada aku" Jawab Ella dengan pandangan masih ke depan
Memiringkan duduknya ke arah kak Julian, "oh iya kak sandwich nya tadi enak gak? "
"Biasa aja" Jawabnya singkat
"yakin biasa aja" Sambil sedikit menundukkan kepalanya dan melihat ke arak kak Julian
"Iya enak"
"Hahaha", beranjak dari kursinya sambil tepuk tangan dengan ekspresi kegirangan
"Yaudah dek kak, aku balik dulu" Lanjut ucapnya dan langsung pergi gitu aja.
Kak Junna tiba tiba keluar dari kelasnya dan langsung menghampiri kak Julian. Melihat Ella yang barusan pergi dari tempat mereka sekarang, kak Junna bertanya apa yang barusan Ella lakukan. Kak Julian menjelaskan apa yang terjadi.
Setelah mendengarkan apa yang dijelaskan ka Julian, kak Juan meyakinkan kak Julian kalau dia memang udah benar benar jatuh cinta sama Ella. Kak Junna juga berkata ke kak Julian, "jangan pernah memaksakan untuk menutup pintu hatimu lagi, jika ada seseorang yang berhasil membukanya. Coba beri kesempatan untuk dia masuk, dan jangan kamu terus bersembunyi".Kak Juan dan Kak Alveeda sedang ada di kantin. Kak Juan meminta kak Alveeda untuk menemaninya ke kantin, karena dia udah menahan lapar sejak pelajaran berlangsung. Kak Alveeda tidak akan menolak jika dari ketiga sahabatnya itu meminta bantuannya. Meskipun fikirannya sekarang terisi penuh tentang Esther, kak Alveeda masih tetap mau menemani kak Juan ke kantin. Kak Juan juga mengerti apa yang sedang ada difikirannya. Maka dari itu kak Juan tetap membiarkannya tanpa mengganggunya dan tetap menikmati makanannya.
Saat sedang memakan makanannya, dari kejauhan kak Juan melihat Danira dan kacungnya berada di kursi dan meja yang sedang di duduki Shasa. Segera saja kak Juan menghampirinya dan meninggalkan kak Alveeda sendirian. Ketika mau menghampiri Shasa, kak Juan terkejut dengan apa yang dilakukan Shasa.
Kak Juan melihat kalau Shasa sekarang mau melawan Danira. Lalu setelah itu Kak Juan langsung menghampirinya.
"Sayangg ikut aku bentar" Ujar kak Juan sambil memegang tangan Shasa
Shasa hanya terdiam kaku mendengar apa yang baru saja dikatakan kak Juan. Lalu kak Juan langsung menarik Shasa untuk menjahui Danira.
Setelah melangkahkan kakinya, kak Juan memutar badannya ke belakang untuk memperingatkan Danira, "Jangan pernah ganggu Shasa lagi, karena ada aku pacarnya yang selalu di belakangnya"
Shasa sangat terkejut mendengar lagi apa yang dikatakan kak Juan.
"Kak kak udah berhenti" Ujar Shasa sambil menghentikan langkahnya
"Kenapa Sha?"
"Aku bisa jalan ke kelas sendiri,kan udah jauh juga dari Danira" jawabnya dengan menundukkan kepalanya dan melepaskan genggamannya lalu langsung pergi dari kak Juan
"Sha... Aku suka sama kamu" teriak kak Juan melihat langkah Shasa mulai menjahuinya, dan berhasil untuk menghentikan langkah Shasa
Lalu kak Juan berjalan mendekatkan diri ke tempat Shasa berdiri sekarang, "iya Sha... aku suka sama kamu"
Shasa hanya membalikkan badannya tanpa mengucapkan satu kata apapun
"Sha.. jawab dong jangan diam aja!!! " Sambil memegang pundak Shasha
"Aku harus jawab apa? " Masih tetap menundukkan kepalanya.
"Sha...lihat aku"
"Iya kak" Sambil melihat kearah kak Juan
"Bilang ke aku sekarang kalau kamu ga suka sama aku!!! " Perintahnya
"Kalau kamu gak bisa bilang, berarti kamu juga suka sama aku Sha" Lanjut ujarnya
terlalu sulit untuk dilakukan, Shasa hanya menutup mukanya dengan sedikit ekspresi geramnya, "hmmmmm, iya kak aku gak bisa"
"Jadi kita pacaran sekarang" Jawab kak Juan.
Shasa hanya menunjukkan senyumnya tanda bahwa Shasa membenarkan hal itu. Lalu kak Juan memeluknya.*****
Malam ini menjadi kencan pertama mereka. Dengan pakaian casual mereka, terlihat bahwa Kak Juan tidak akan mengajak Shasa untuk dinner romantis di sebuah restaurant dengan di kelilingi banyak banyak lilin dan bunga mawar serta diiringi dengan iringan musik biola.
Mereka memilih untuk bermain ice skating bersama. Sebelumnya kak Juan meminta Shasa untuk memilih kemana mereka akan pergi saat ini. Karena udah sangat lama sekali Shasa ingin bisa bermain ice skating, maka dari itu Shasa memilih untuk bermain ice skating saja.
Sekitar satu jam kak Juan mengajarinya, akhirnya Shasa bisa berjalan sendiri tanpa harus kak Juan memeganginya. Yaaa meskipun sering terjatuh jatuh juga.
Sebelum kak Juan mengantarkan Shasa pulang, Kak Juan mengajak Shasa untuk jalan jalan bersama di trotoar salah satu jalan yang ada Surabaya. Disana begitu banyak orang. Ada beberapa tempat untuk nongkrong juga. Ice cream yang mereka bawa sekarang menjadi senjata untuk saling mengusapkan ke wajah mereka. Mereka terlihat bahagia malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illegirl
Roman d'amourBeberapa orang telah membenarkan bahwa manusia tidaklah sempurna. Kecerdasan, kecantikan, maupun kekayaan bukanlah tolak ukur kesempurnaan. Salah satu orang begitu setuju dengan hal itu. Orang itu bernama Esther. Menurut Esther kita semua tidak akan...