Allah memberikan petunjuk kepada yang dikehendaki-Nya. Siapakah kita sehingga merasa bisa membagikan hidayah? Sekali-kali tidak, hal itu merupakan usaha yang sia-sia.
Namun menyampaikan adalah kewajiban. Setiap muslim adalah saudara yang saling mengingatkan. Setiap saat kita diawasi malaikat Raqib dan Atid. Masya Allah.
Menyampaikan juga dilakukan dengan adab. Tidak boleh menegur di depan umum misalnya, pun dilakukan dengan persetujuan penanya. Bukan memberikan saran di waktu yang tidak tepat, karena tidak semua orang butuh solusi saat itu juga. Bagaikan berobat, dosis dan petunjuk pengobatan perlu diperhatikan.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(QS. Al-Qasas [28]: 56)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luaskan Kapasitas Hati
SpiritualMemaparkan bagaimana seorang muslim dan muslimah bisa meluaskan hati agar tidak terus-menerus dihinggapi rasa kecewa. Bisa berserah, tidak terpaku pada keinginannya sebagai hamba, melainkan tunduk serta patuh pada pilihan terbaik dari Allah.