Hueningkai menyenggol lengan Taehyun. Dirinya kesal karena si lelaki bersurai ash grey sedari tadi melamun tanpa menggubrisnya.
Taehyun menatap Hueningkai dengan sorot mata malas. "Apa?"
"Ya! Perhatikan kalau ada yang sedang bicara padamu."
"Okay, maaf, pikiranku sedang kacau tadi. Apa yang ingin kau sampaikan padaku?"
"Kau punya salah apa pada Beomgyu-ssaem sampai-sampai dia menatapmu seperti itu?" bisik Kai seraya menunjuk diam-diam Beomgyu yang duduk di bangku seberang.
Taehyun memutar badannya dan dapat dilihat Beomgyu menyeringai kecil ke arahnya. Mata besarnya membulat dan terburu memutar kembali tubuhnya ke posisi awal.
"Abaikan saja dia." ucap Taehyun sambil mencomot takoyaki milik Hueningkai.
Pria bule itu memandang Taehyun penuh selidik. Hueningkai merasa ada yang Taehyun sembunyikan darinya. "Kalian pacaran?" Taehyun tersedak. Hueningkai buru-buru mengulurkan air mineralnya pada Taehyun.
"Kau hampir membuatku mati, Kai!" geram Taehyun seraya menatap tajam. Sementara Hueningkai hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Memang kenapa sih? Jangan-jangan kalian memang pacaran, ya?" goda Hueningkai.
"Bu-bukan! Sebenarnya Beomgyu-ssaem adalah seniorku ketika di sekolah dasar. Ssttt jangan berteriak!" Tangan Taehyun membekap mulut Hueningkai sebelum lelaki itu berteriak keras.
Hueningkai menyingkirkan tangan Taehyun dari mulutnya. "Jangan bilang Beomgyu-ssaem adalah orang yang pernah kau ceritakan padaku dulu?" Taehyun mengangguk.
"Wah, sepertinya kalian berjodoh. Seperti di film atau novel, lama tidak bertemu dan akhirnya bersatu lagi setelah dewasa. Setelah itu menikah, dan menghabiskan masa tua bersama." Taehyun menggeplak kepala Hueningkai yang pemikirannya sudah merancau kemana-mana.
"Ya! Mana mungkin kami akan bersama?"
"Apanya yang bersama?"
"Taehyun dan Beomgyu-ssaem. Eh?" Hueningkai sontak menutup mulutnya setelah menyadari orang yang barusan bertanya adalah Beomgyu. Hueningkai diam-diam melirik Taehyun yang menatap marah dirinya.
"Se-sebentar lagi aku ada kelas, j-jadi sampai jumpa." Sebelum pergi Hueningkai menunduk sopan ke Beomgyu dan sekilas mengucapkan kata 'maaf' pada Taehyun sebelum berlalu pergi.
Beomgyu menarik kursi tepat disamping Taehyun. Satu tangannya menopang dagu dan kepalanya dimiringkan seraya tersenyum menggoda.
"Jangan menatapku seperti itu jika masih di kampus. Aku tidak ingin kita berdua mendapat masalah."
Bukannya menurut, tangan Beomgyu terulur dan membelai pipi mulus Taehyun. Hal itu membuat Taehyun bagaikan tersengat aliran listrik. Dengan cepat ia menurunkan tangan Beomgyu dari wajahnya.
"Y-ya! Sudah kubilang jangan lakukan hal bersifat romansa di kampus!" seru Taehyun sembari melihat sekitar. Dirinya bernafas lega, untung saja orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Beomgyu terkekeh kecil. "Oh, jadi kalau di luar area kampus kita bisa melakukan hal yang bersifat romansa, begitu?" Taehyun memilih diam dan lebih tertarik memakan takoyaki milik Kai.
"Apa takoyaki lebih menarik perhatianmu?" Taehyun melirik sekilas dan merotasikan bola matanya. "Ya, takoyaki ini lebih menarik dibanding Hyung!"
Jari telunjuk Beomgyu bergerak ke kanan-kiri. "Saat di kampus panggil aku dengan sebutan ssaem. Bukankah itu yang kau inginkan, Hyunie?"
Taehyun mendesis, lalu memasukkan takoyaki sekali suapan ke mulutnya.
•••
Decakan kecil tercipta di mulut Taehyun. Matanya memicing melihat Beomgyu membawa tas ransel.
"Kenapa Hyung membawa tas ransel kemari?"
"Oh, Hyung ingin menginap disini malam ini."
Taehyun sempat ingin protes, namun ia urungkan niatnya karena malas berdebat. Pria bersurai ash grey itu lantas duduk di sofa yang sebelumnya diberikan Soobin padanya. Tunggu, Soobin? Taehyun melupakan fakta bahwa 3 hari lagi mereka akan menggelar acara pertunangan.
"Taehyun-ah." Taehyun memandang Beomgyu penuh curiga, entah apa yang pria bersurai magenta itu inginkan.
Beomgyu membuka lebar tangannya. Taehyun menghela nafas, ia mengerti maksud pria itu. Dengan langkah berat Taehyun mendekati Beomgyu. Beomgyu tersenyum lebar dan segera mendekap Taehyun.
"Jangan pergi dari Hyung, okay?"
"Dari awal aku tidak pernah pergi, tapi Hyung-lah yang pergi meninggalkanku." lirih Taehyun diakhir kalimat.
Beomgyu melepaskan dekapannya pada Taehyun. Tangannya memegang kedua bahu Taehyun dan menatapnya lurus. "Saat itu Appa tiba-tiba dipindahtugaskan, jadi Hyung terpaksa mengikuti Appa."
"Setidaknya berikan kalimat perpisahan jika Hyung akan pergi. Aku takut hal ini akan terulang kembali." Matanya mulai bergetar, tapi dengan sekuat hati Taehyun menahannya.
Wajah Beomgyu menunduk. Hanya satu kata yang keluar dari bibirnya. "Maaf."
Taehyun memilih berdamai dengan diri sendiri. Ia bertekad membuka lembaran baru dengan Beomgyu. "Baiklah, aku akan memaafkan Hyung. Tapi ada syaratnya."
"Apa syaratnya, Hyunie?"
"Ucapkan selamat tinggal jika salah satu dari kita akan pergi."
Senyum terulas diwajah Beomgyu. Tangannya terulur, lalu mengacak surai lembut Taehyun. "Mana mungkin Hyung akan meninggalkanmu lagi."
Keduanya tertawa bersama. Beomgyu perlahan mengikis jarak diantara mereka hingga kedua bibir ranum itu bersatu. Beomgyu melumat bibir Taehyun dengan lembut, namun tak lama lumatan itu berubah menjadi liar. Hingga erangan kecil sering lolos dari mulut Taehyun.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Beomtae & Bintae] ✓
Любовные романыTaehyun dihadapkan pada dua pilihan sulit, memilih Soobin atau Beomgyu. "Apa aku tidak boleh memiliki keduanya?" Warning bxb !