"Secepatnya kita harus membahas pernikahan kita."
Taehyun melongo. Tunggu, apakah Soobin bercanda? Jika ini hanya candaan semata bukankah keterlaluan?
"Kau melanggar kontrak jika ingin lebih. Bukankah kontrak perjanjian berisi bahwa aku hanya akan menjadi tunangan pura-puramu saja?"
"Sebelumnya memang seperti itu kesepakatannya, tapi si pak tua itu masih tidak percaya padaku."
Surai ash grey nya ia remat dan berpikir sejenak mencari jalan keluar dari masalah rumit yang membelit dirinya. Mata besarnya kemudian menatap lurus si pria tiang.
"Aku menolak. Pernikahan merupakan hal sakral, aku hanya ingin menikah bersama orang yang aku sayangi. Dan orang itu bukan kau, Hyung."
Soobin balik menatap lekat Taehyun dengan senyum miringnya. "Siapa juga yang ingin menikah denganmu? Aku hanya ingin meyakinkan Abeoji supaya beliau berhenti menjodohkanku dengan anak koleganya."
"Aku punya ide. Bagaimana jika kita secepatnya bertunangan? Bukankah itu termasuk langkah yang cukup untuk meyakinkan beliau?" Taehyun mengusulkan hal ini bukan karena dia ingin, tapi daripada menjalankan pernikahan kontrak lebih baik pertunangan kontrak. Selain itu lebih cepat lebih baik agar dirinya cepat terbebas dari Soobin.
"Akan kupikirkan kembali."
Ponsel Soobin bergetar dan Taehyun tidak ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan. Ia lelah, mulai dari Beomgyu yang tiba-tiba memberikan perhatian istimewa padanya hingga Soobin yang memberikan tawaran menikah kontrak.
"Aku harus pergi. Jaga dirimu dan jangan lupa makan teratur." ucapnya sambil mengacak puncak kepala Taehyun. Sementara sosok yang rambutnya diacak kini terlihat menggerutu.
•••
"Taehyun-ssi, bisakah kau membantu ssaem menyiapkan proyektor?"
"Taehyun-ssi, tolong bantu ssaem mengangkat ini."
"Taehyun-ssi...."
"Taehyun-ssi...."
Cukup, ia lelah setiap hari diganggu. Taehyun bukan satu-satunya mahasiswa di kampus ini, jadi kenapa Beomgyu hanya meminta tolong padanya.
"Taehyun-ssi, bolehkah—"
"Maaf ssaem, bisakah anda berhenti? Saya hanya anggota di kelas ini, dan saya bukan satu-satunya mahasiswa disini, jadi kenapa anda selalu menyuruh saya melakukan ini itu?"
"Taehyun-ssi, bolehkah ssaem memiliki hatimu?"
Mungkin pendengarannya yang salah. Mana mungkin sang dosen muda memiliki perasaan lebih padanya meskipun sebelumnya Taehyun memiliki firasat aneh.
"Ssaem pasti bercanda." sangkalnya disertai tawa kecil. Namun tawa kecilnya perlahan memudar kala wajah Beomgyu berubah serius dan menatapnya lekat.
"Maaf, tapi saya risih jika ssaem menatap saya seperti itu."
Taehyun terkejut Beomgyu tiba-tiba menarik dagunya dan mempertemukan sepasang netra keduanya. Ia semakin terpikat dengan manik hazel milik sang Beomgyu dan mulai ikut tenggelam didalamnya.
"Kau masih tidak mengingatku, Hyunie?"
Dahinya mengernyit ketika Beomgyu seolah-olah mengenalnya. Taehyun bahkan tidak ingat pernah bertemu sang pria bersurai magenta di suatu tempat.
Beomgyu tersenyum kecut seusai menangkap gelengan dari Taehyun. Ia sudah menduga jika lelaki itu melupakannya. "Dulu kita satu sekolahan saat di sekolah dasar." Tapi Taehyun masih menggeleng dan tidak ingat pernah mempunyai senior bernama Beomgyu.
"Dulu orang-orang sering memanggilku dengan sebutan Beomie."
Taehyun terdiam sejenak. Nama Beomie seperti tidak asing di kepalanya. Tunggu, apakah yang dimaksud adalah Beomie si senior yang sering melindunginya saat ia dibully oleh teman-temannya?
"Beomie senior yang sering melindungiku saat dibully dulu?" Senyum tipis terukir dibibir Beomgyu. Akhirnya sosok manis yang ia rindukan mengingat siapa dirinya.
Mata besar Taehyun berkaca-kaca. "T-tidak mungkin. Kemana saja kau selama ini, Hyung? Setelah lulus tidak ada kabar sekali, seperti lenyap ditelan bumi!" Tangisnya pecah dan mendadak emosional.
"Maaf, kau pasti menderita setelah Hyung tidak ada disisimu." sesalnya sembari mendekap erat Taehyun.
"Senior sialan! Waktu itu kau pernah berjanji akan sering menemuiku meskipun sudah lulus, namun semua itu hanyalah dusta!" umpatnya disela isak tangis.
Hati Beomgyu teriris, ini salahnya yang asal memberikan janji namun tidak bisa menepati.
"Syukurlah kita bisa bertemu lagi. Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu, Hyunie?" Dada bidangnya merasakan sebuah anggukan, hal itu dikarenakan sosok yang ada didekapnya. Beomgyu tersenyum lalu kembali mempererat keduanya.
"Taehyun dan ssaem kenapa kalian err—"
Oh sial, Taehyun melupakan fakta bahwa dirinya tadi memanggil Hueningkai ke rooftop untuk menyusulnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Beomtae & Bintae] ✓
Roman d'amourTaehyun dihadapkan pada dua pilihan sulit, memilih Soobin atau Beomgyu. "Apa aku tidak boleh memiliki keduanya?" Warning bxb !