Sehari setelahnya Taehyun mengatakan kenyataan pahit pada Beomgyu. Dua hari lagi dirinya akan menggelar acara pertunangan dengan Soobin. Saat itu Beomgyu sudah memohon dan meminta untuk membatalkan pertunangan. Taehyun menggeleng lemah dan memberitahu alasan mengapa ia harus tetap melaksanakan.
Setelah mendengar alasan yang dilontarkan Taehyun, Beomgyu memandangnya penuh rasa iba. Pertunangan kontrak, artinya dua hati yang tidak saling mencintai dipaksa bersama. Ironis bukan?
Tak terasa sudah hari H. Jika ini bencana untuk Taehyun, tidak untuk Soobin. Pria berkepala tiga itu terlihat bahagia. Tak hentinya Soobin memandang lekat sepasang mata bulat Taehyun. Tak lupa senyum lebar terulas diwajahnya setelah menyematkan cincin ke jari manis Taehyun.
Kini berganti Taehyun yang menyematkan cincin ke jari manis Soobin. Dirinya tanpa sengaja melihat Soobin tersenyum hangat ke arahnya hingga membuat degup jantungnya berdetak tak beraturan. Salah, ia tidak boleh seperti ini.
"Selamat atas pertunangan kalian. Bibi harap kalian berdua secepatnya menikah." Soobin tersenyum mengangguk, sementara Taehyun menanggapi dengan kikuk.
Ketika mengobrol bersama para tamu, Beomgyu muncul tiba-tiba. Taehyun sendiri terlihat gugup melihat kehadiran Beomgyu di acara pertunangannya.
"Selamat, akhirnya Soobin Hyung resmi memiliki tunangan."
Soobin terkekeh kecil. "Terimakasih Beomgyu. Kau cepatlah menyusul." Beomgyu tersenyum simpul sebagai jawaban. Pandangannya kemudian beralih pada lelaki disebelah Soobin.
"Selamat juga untukmu, Tae. Hyung harap kau bahagia." ucapnya tersenyum getir.
Taehyun menjabat tangan Beomgyu yang terulur padanya. "Terimakasih."
Soobin melirik sekilas Taehyun. Ia menyadari bahwa yang lebih muda darinya itu terlihat lesu. "Kau lelah?" Taehyun menggeleng dan berusaha menyembunyikan gurat kesedihan.
"Aku baik-baik saja. Mungkin hanya perasaanmu saja, Hyung."
"Aku ambilkan minuman untukmu. Beomgyu, tolong jaga tunanganku sebentar." pinta Soobin. Punggung lebar pria itu kemudian hilang ditelan kerumunan.
Beomgyu memandang Taehyun dari atas hingga bawah. Tubuh yang lebih muda terbalut setelan tuxedo hitam, terlihat gagah.
"Kau bahagia?"
Taehyun menggeleng lemah. "Tidak." Lelaki itu menjeda kalimatnya. "Tapi tak apa, sebentar lagi kontrak kami akan berakhir."
"Setelah semua ini berakhir menikahlah denganku."
"Hyung bercanda? Aku masih ingin menikmati masa mudaku." Beomgyu terkekeh sejenak, lalu mengelus surai lembut Taehyun.
"Taehyun, minumlah."
Taehyun sontak menurunkan tangan Beomgyu dari kepalanya. Buru-buru ia menerima segelas air dari Soobin. "Terimakasih."
Beomgyu lalu pamit dan meninggalkan keduanya. Soobin sendiri memandang punggung tegap itu dengan pandangan tak suka. Entahlah, hatinya merasa kesal saat tangan Beomgyu mengelus surai tunangannya.
"Abeoji sangat kecewa padamu, Soobin." Soobin memandang jengah ayahnya yang entah sejak kapan sudah berada dihadapannya.
"Oh."
"Kau satu-satunya anak lelaki yang Abeoji punya, namun kenapa kau seperti ini? Apa kau sadar bahwa keputusanmu ini mencoreng nama baik keluarga kita?"
"Ya, aku sangat sadar. Aku ingin hidup sesuai pilihanku."
Mr. Choi menghela nafas. "Baiklah, semoga pilihanmu ini tidak salah." Pria tua itu menjeda kalimatnya sejenak, lalu beralih ke Taehyun. "Jangan kecewakan anakku kalau kau tidak ingin terlibat masalah denganku." Taehyun buru-buru mengangguk, ia gugup sekali berhadapan dengan ayah Soobin.
Taehyun terlihat bernafas lega setelah ayah Soobin berjalan pergi meninggalkan mereka. Mata bulatnya melirik Soobin yang masih setia memandang kepergian ayahnya.
"Rasanya aku ingin pipis dicelana kala berbicara dengan ayahmu. Beliau sangat kharismatik dan tegas."
"Ya, Abeoji memang seperti itu. Lain kali jika berhadapan dengannya jangan gugup, santai saja."
"Aku sangat gugup dengan ancaman ayahmu. Bagaimana jika beliau mengetahui bahwa pertunangan ini palsu?"
Soobin bungkam tak menjawab. Sebal tak mendapat respon, Taehyun mengguncang lengan yang lebih tua darinya.
"Masalah itu bisa dipikirkan lain kali."
"Kontrak kita akan secepatnya berakhir, kan? Itu yang tertulis di kontrak."
Soobin memandang lekat mata bulat Taehyun. Taehyun terbuai, dirinya tak menyangkal bahwa mata Soobin sangat indah. Momen ini terasa deja vu bagi Taehyun, ingatannya seketika mengingat insiden di taman.
Taehyun tersadar, kemudian membuang wajah ke sembarang arah dengan wajah memanas disertai dada yang berdegup kencang.
•••
Soobin tak hentinya mengulum senyum dibibir. Rasa bahagianya tidak bisa disembunyikan kala Taehyun resmi menjadi tunangannya. Meski hanya pura-pura tapi ia senang.
Kadang Soobin berharap bahwa pertunangan yang dirajutnya bersama Taehyun ini bukan sekadar pertunangan diatas kertas. Ya, Soobin jatuh cinta pada Taehyun.
"Bagaimana jika aku jatuh cinta padamu?"
Taehyun menghentikan aktifitas mengiris daging steak-nya, lalu beralih menatap Soobin penuh heran. "Aku tidak mengerti apa yang Hyung maksud."
"Aku ingin kita menjalin hubungan nyata, bukan pura-pura."
Tenggorokan Taehyun tercekat, terasa susah mengeluarkan sebuah kata untuk sekadar membalas.
"A-aku—"
"Jika belum siap tidak perlu menjawab sekarang."
Taehyun menundukkan wajah, tidak sanggup melihat tatapan lembut milik Soobin.
Tidak, ini salah Taehyun.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Beomtae & Bintae] ✓
RomanceTaehyun dihadapkan pada dua pilihan sulit, memilih Soobin atau Beomgyu. "Apa aku tidak boleh memiliki keduanya?" Warning bxb !