Dahinya mengernyit. Dua orang asing berdiri didepan unitnya dan menanyakan 'apa benar ini alamat Kang Taehyun'. Saat ia mengiyakan, kedua orang tersebut memasukkan perabotan ke dalam flatnya.
"Sepertinya kalian salah alamat. Aku bahkan tidak sekalipun merasa pernah memesan perabot mahal ini."
Keduanya mengabaikan ucapan Taehyun dan sibuk memasukkan satu persatu barang yang meskipun ia tidak tahu berapa harganya tapi sudah terlihat bahwa barang itu bernilai mahal.
Ditangannya kini sudah ada sebuah kotak besar berbalut pita merah yang diberikan salah satu pekerja tadi padanya. Taehyun membuka kotak dan mendapati setelan jas hitam dan sebuah surat. Matanya membulat setelah membaca isi surat. Tak lama ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.
"Bagaimana, kau suka?"
"Sudah kuduga ini ulahmu. Aku tidak akan bertanya perihal kotak dan surat yang kau kirim, tapi kenapa kau mengirimkan perabot mahal ke flatku?"
"Jika tidak suka jual atau buang saja."
Taehyun mendelik.
"Hah, kau gila ya? Bagaimana bisa kau mengatakan hal semudah itu? Bahkan perabot yang kau kirimkan ini berkali-kali jauh lebih mahal dari harga sewa flatku."
"Terserah mau kau apakan, yang terpenting nanti malam bersiap-siaplah."
Baru saja akan memprotes, telepon sudah ditutup sepihak oleh lawan bicaranya.
Decihan keluar dari mulut manis Taehyun. Kali ini sebab si pria tiang mengajaknya ke sebuah acara yang didalamnya banyak sosok pria berjas dan wanita berkelas.
"Sebenarnya kita sedang menghadiri acara apa?" bisiknya.
"Pertunanganku."
Taehyun menatap Soobin horor "P-pertunanganmu?"
Tunggu, mustahil jika lelaki tua ini mengajaknya bertunangan secepat ini. Tenang Taehyun, jangan terlalu percaya diri.
"Ada satu hal yang ingin kukatakan padamu. Sebenarnya aku memanfaatkanmu untuk membatalkan pertunanganku dengan calon pilihan Abeoji."
Alis Taehyun mengernyit, masih belum mencerna dengan jelas situasi yang sedang terjadi padanya.
"Soobin, kau darimana saja? Saerom sudah menunggumu." Suara wanita paruh baya menginterupsinya.
Soobin tersenyum kecil, lalu menggenggam tangan ibunya untuk beranjak menemui tunangannya yang bernama Saerom. Kepalanya menoleh sejenak kebelakang dan mengkode Taehyun supaya mengikutinya.
Sepasang netra Soobin menangkap pemandangan Saerom melambai padanya dengan senyum sumringah. Sungguh menyayat hati melihat senyum tulus milik sang wanita. Tapi ia harus tetap melakukannya.
"Kenapa Soobinie terlambat? Para tamu sudah datang dari tadi."
Soobin tersenyum tipis dan menggeleng. "Maaf Saerom-ssi, tadi ada keperluan mendadak."
Wanita itu mengpoutkan bibirnya lucu dan tak lama matanya membentuk sabit. "Meskipun Soobinie menyebalkan tapi aku tidak bisa marah padamu."
Taehyun yang sedari tadi berada dibelakang Soobin merasa cringe melihat lelaki itu bertingkah sok manis. Disisi lain ia merasa kasihan pada si wanita karena sebentar lagi hatinya akan dibuat hancur.
Taehyun menautkan kedua alis ketika sebuah tangan besar menggenggam erat tangannya. Taehyun diseret ke hadapan Saerom dan orang tua keduanya. Tuan Choi yang tadi sedang berbincang kecil bersama ayah Saerom menghentikan percakapan dan beralih memandang putranya.
"Apa dia temanmu? Tapi sepertinya dia terlihat jauh lebih muda darimu, jadi sepertinya mustahil." tanya Saerom diakhiri kekehan pada akhir kalimat.
"Dia pacarku."
Saerom tertawa kecil. "Pasti tidak mungkin. Kau kalau bercanda tidak lucu, ya." Soobin menggeleng dan wajahnya berubah serius.
Senyum yang mengembang di wajah cantiknya menghilang dan digantikan dengan guratan kecewa. Wanita itu menggelengkan kepala dan beranjak menyentuh lengan Soobin.
"Tidak masalah. Sebentar lagi kau akan putus darinya dan Soobinie akan selamanya terikat denganku."
Jika Soobin memandangnya dengan ekspresi muak, berbeda dengan Taehyun yang memandang kagum sosok wanita bernama Saerom. Wanita yang terlihat jauh lebih tua darinya ini sangat berbesar hati meksipun calon tunangannya tidak mencintainya.
Plak.
Ayah Saerom menampar keras wajah tampan calon mantunya hingga membuat wajah Soobin terhempas ke samping. Saerom menjerit dan berusaha menghentikan ayahnya.
"Appa, tolong jangan sakiti Soobin."
"Sudah berkali-kali Appa katakan padamu bahwa pria ini tidak baik untukmu. Lihat saja kelakuannya, bahkan ternyata dia mempunyai orientasi sex menyimpang. Pasti dia sudah berkali-kali menjebol an*l milik pasangannya."
Taehyun melotot, tidak menyangka ayah Saerom mengatakan hal sefrontal itu dihadapan banyak orang. Marah dan malu bercampur menjadi satu. Wajahnya ia tundukkan, ingin membalas tapi tidak bisa karena kali ini tugasnya memang menjadi pihak ke-tiga. Choi Soobin sialan!
"Silahkan anda memaki saya karena kenyataannya saya memang seorang b*jingan. Tapi anda tidak boleh menghinanya karena sebentar lagi Taehyun akan menyandang marga Choi."
"Apa maksudmu Soobin?" Kali ini Nyonya Choi angkat bicara.
"Kami akan menikah."
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/309697344-288-k457603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Beomtae & Bintae] ✓
RomanceTaehyun dihadapkan pada dua pilihan sulit, memilih Soobin atau Beomgyu. "Apa aku tidak boleh memiliki keduanya?" Warning bxb !