Chapter 01.

488 58 1
                                    

Kerumunan orang-orang di istana obelia mulai berbisik-bisik, mengenai kedatangan putri baru yaitu zenith de alger obelia. Beberapa bangsawan mencoba mendapatkan perhatian gadis itu untuk dipergunakan, barangkali nanti kaisar menyukainya dan mereka mempergunakannya.

Bagaimanapun pria bermanik amethyst itu sama sekali tidak tertarik, 'sihirnya lemah, atau bahkan dia tidak bisa menggunakan sihir?' itulah yang ada di pikirannya.

Dia menghela nafas berat kala bangsawan-bangsawan tua disekitarnya masih menawarkan putri mereka layaknya barang dagang.

"Tuan-tuan, saya pamit undur diri untuk suatu urusan." tanpa mendengar jawaban apapun, pria itu pergi dari kerumunan bangsawan tua dan pergi mencari tempat sepi.

Satu tujuan yang ada di pikiran sang pria untuk beristirahat, balkon. Dia berjalan kearah balkon yang dikiranya tidak ada orang disana.

"Ah- saya kira tidak ada orang." si manik amethyst ingin beranjak pergi Tetapi suara yang begitu lembut menarik perhatiannya.

"Tidak masalah, anda bisa beristirahat disini, saya tidak akan menggangu."

Pria itu menengok kearah sumber suara, mendapatkan seorang wanita berambut pirang keemasan yang sedikit pucat dengan mata seindah berlian.

Sang pria diam sesaat, menganggumi kecantikan bak dewi. SangWanita yang bisa merasakan tatapan intens dari pria sedikit kebingungan dan memutuskan untuk memanggilnya.

"Pangeran cedric?"

Cedric, langsung tersentak. Lalu menutup pintu balkon dan duduk dikursi yang disediakan di balkon.

Ia merasa gugup, pertama kalinya dia melihat sesosok manusia secantik ini. Dia bisa bersumpah, mata berlian wanita didepannya ini pun lebih indah dari milik kaisar ataupun putri barunya!

"Ini pesta anda putri athanasia, mengapa anda disini?" cedric bukanlah tipe orang yang membuka pembicaraan, tapi entah mengapa, dia ingin mendengar suara lembut milik sang putri lagi dan menyebut namanya dengan lembut lagi..

Disisi lain athanasia tersentak dengan pertanyaan cedric, manik berliannya menjadi sendu.

Yang tentunya cedric bisa melihat itu dan diam-diam mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"Tidak perlu menjawab jika anda enggan" sekali lagi, cedric memaki dirinya lagi 'bodoh! akukan ingin mendengar suaranya.'

Athanasia mengangguk dan keadaan menjadi hening. Cedric sedikit bingung, padahal tadi dia ingin keadaan seperti ini, tapi mengapa sekarang dia risau?

"Ekhem.. apa anda ugh.." cedric kebingungan mencari kata yang harus ia ucapkan.

Athanasia kebingungan dengan tingkah laku pangeran kekaisaran ersaim itu, "ya?"

".....lupakan" cedric menghela nafas berat dan mengusap wajahnya.

"Ah! apa kehadiran saya mengganggu anda?" athanasia berdiri dari posisi duduknya dan beranjak ingin pergi.

"Tidak! tentu tidak, bukan itu..." cedric buru-buru menjawab dan memegang lengan athanasia, tapi ia teralihkan oleh sesuatu 'kulitnya...lembut sekali'

Tapi cedric menepis pikirannya itu dan berbicara kepada athanasia "S-saya hanya ingin berbicara dengan anda...tapi saya tidak tahu harus berkata apa." cedric menggaruk pipinya pelan yang sudah memerah itu.

Athanasia terkejut, karna yang dia dengar sang pangeran bukanlah orang yang suka berkomunikasi, bahkan bermulut pedas. Tapi ini? Dia terlihat seperti anak laki-laki yang pemalu. Tanpa disadari athanasia tertawa kecil.

"Pfftt...ahaha.."

Cedric yang mendengar tawa melirik kearah athanasia, pipinya semakin memerah, 'tawanya...manis..'

"Ah! maaf saya tidak sopan." athanasia berhenti tertawa, tetapi dia melihat cedric menatapnya dengan pipi yang memerah, "Pangeran? apa anda sakit?"

"T-tidak, disini hanya sedikit panas." cedric menggerutu dalam hatinya 'sial, aku kenapa sih? kenapa jatungku ingin meledak? kenapa rasanya aku ingin berada disekitarnya terus?'

Mereka berdiam diri dengan posisi cedric yang memegangi lengan athanasia.

"Pangeran, maaf jika terkesan tidak sopan, tapi jika anda memegang saya seperti ini, saya khawatir ada orang yang melihat dan menjadi salah paham." ujar athanasia dengan tenang, tetapi entah mengapa athanasia tidak mengerti, detak jantungnya berdetak begitu cepat.

"Ah iya..." ekspresi cedric menjadi sedikit kecewa, 'kenapa aku kesal?'

Keadaan kembali hening, tak lama mereka mendengar suara musik tanda tarian ketiga akan dimulai.

Cedric mengambil kesempatan itu, "Apa anda ingin menari dengan saya?"

Tentu athanasia terkejut, cedric sang kaisar masa depan negara eldaim menjadi lelaki pertama yang mengajaknya berdansa, "M-maaf tapi saya tidak terlalu handal.."

Cedric tetap menginginnya ia berdiri dan mengulurkannya kepada athanasia "Tidak perlu khawatir, jika anda tidak bisa, anda bisa menginjak kaki saya."

Tidak ingin terlihat tidak sopan, akhirnya athanasia menjawab uluran tangan cedric. Pria itu menuntunnya kearah pesta, detak jantungnya bertambah cepat, pasti mereka akan menjadi pusat perhatian.

Sedangkan sang pria bertanya tanya dalam hatinya 'Mengapa aku mengajaknya menari?'

•••

𝙷𝚒𝚜 𝚕𝚘𝚟𝚎𝚕𝚢 𝚙𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎𝚜𝚜 | Wmmap x M!OcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang