"Pangeran, semua sudah siap, saatnya anda pergi."
Hari ini adalah hari kembalinya Cedric kekaisaran eldaim, meninggalkan obelia. Tetapi wajahnya tidak terlihat bahagia, seperti ada sesuatu yang mengganggunya.
"Pangeran? Apa ada yang mengganggu anda?" Tanya Irish dengan heran ketika melihat Raut wajah Cedric.
"Ya.. rasanya berat meninggalkan obelia." Cedric menjawab dengan tegas.
Irish tersenyum kecil, "Berat meninggalkan obelia, atau putri athanasia?"
Tentu pernyataan Irish membuatnya terkejut, tapi Irish tidaklah salah. Memang benar dia adalah alasan mengapa Cedric berat meninggalkan obelia.
Tidak mendengar jawaban dari Cedric, Irish menghela nafas, "Pangeran, anda dan tuan putri bisa saling bertukar surat bukan? Lagi pula beberapa bulan lagi adalah ulang tahun anda, anda bisa mengirim undangan kepada obelia."
"Tapi.. aku yakin dia tidak datang, paling hanya kaisar dan putri kesayangannya." Jawab Cedric dengan kesal.
"Ya tuhan, apa sekarang pangeran yang di kenal kesempurnaannya menjadi pikun? Anda putra mahkota loh, jika anda mengirim undangan dan secara khusus meminta kehadiran putri athanasia, matahari obeliapun tidak bisa menolak karna pertaruhannya adalah hubungan antar kekaisaran." Irish menggelengkan kepalanya menceramahi cedric, entah apa yang ada di pikiran lelaki itu Hinga ia lupa Memiliki hak yang tinggi hingga bisa melakukan itu.
"Ah.. iya, benar juga. Baiklah, saatnya pulang Irish." Cedric bangun dari duduknya dan melangkah keluar untuk menghampiri kereta kuda yang sudah menunggunya.
"Baik pangeran."
***
Tidak di sangka, ternyata selain kereta kuda dan anak buah Cedric, ada orang lain yang sudah menunggunya.
Secara cepat wajah Cedric menjadi cerah kembali, "Athanasia? Apa yang kamu lakukan?"
"Aku ingin mengucapkan selamat jalan dan terima kasihku." Athanasia dengan kikuk menghampiri Cedric.
"Ah maaf... Apa aku membuatmu menunggu lama?"
"Tidak, tidak sama sekali. Aku baru saja sampai dan bersyukur kamu belum berangkat."
Memang, jika di lihat anak rambut di pipinya sedikit berkeringat, yang sepertinya athanasia berlari ketempat kereta kuda Cedric.
Melihat rambut di pipi athanasia yang menurut Cedric itu menghalangi wajah athanasia. Tangan Cedric terangkat untuk mengesampingkan itu.
Entah sengaja atau tidak, setelah merapihkan rambut athanasia. Cedric malah menangkup pipi athanasia, yang membuat pipi gadis itu memerah.
"P-p-pangeran?"
Panggilan dari athanasia membuat cedric tersentak, "Maaf, aku tidak sopan telah menyentuhmu sembarangan."
"Tidak apa-apa. Ah benar, saya kemari juga ingin memberi anda hadiah!"
Cedric memiringkan kepalanya dengan raut wajah penasaran, "Hadiah? Apa itu?"
"Mungkin ini tidak sebanding dengan yang kamu berikan, tapi terimalah."
Athanasia menyodorkan sapu tangan dengan motif sweet pea dengan tambahan inisial nama Cedric dipojok sapu tangannya.
Cedric menerima sapu tangan itu, "Apa kamu yang membuat sapu tangan ini?"
"Benar, maaf Cedric. Aku tidak terlalu handal dalam merajut."
"Tidak. Ini sangat bagus, aku menyukainya, terimakasih athanasia."
Athanasia tersenyum manis, "Aku harap kita bisa bertemu lagi.."
Dengan kalimat itu, senyum cedric begitu merekah, senyum yang jarang ia perlihatkan, sampai-sampai Irish ikut terkejut melihatnya.
"Tentu kita akan bertemu lagi.."
Entah mengapa athanasia merasa ucapan Cedric bukan omong kosong belaka. Itu terasa seperti Cedric akan membuat apa yang ia ucapkan menjadi nyata.
"Hati-hati di jalan cedric."
Cedric mengangguk, "Aku akan mengirim surat saat sampai... Tentu jika kamu tidak masalah."
Mata athanasia sedikit terbelalak dengan pernyataan Cedric, selama ini tidak pernah ia memiliki teman yang hingga bertukar surat dengannya, karna dia hanya putri buangan.
"Ya..ya.. tentu saja, aku akan senang."
"Eh? Athanasia?!"
Karna terlalu terharu, tanpa sadar athanasia mengeluarkan air matanya yang membuat Cedric sekaligus Irish panik.
"Maaf, aku hanya terlalu senang bisa bertemu seseorang seperti anda." Athanasia menghapus air matanya sendiri dan tersenyum meyakinkan.
Cedric tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Padahal semua anak buah dibelakangnya yang menonton sejak tadi sudah tidak sabar dan ingin sekali berteriak 'peluk dia pangeran!'
Keajaiban dewa terjadi, atau Cedric bisa mendengar pikiran anak buahnya. Cedric memeluk athanasia dengan canggung yang membuat athanasia terkejut.
"A-aku... Aku juga senang bisa bertemu denganmu athanasia."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙷𝚒𝚜 𝚕𝚘𝚟𝚎𝚕𝚢 𝚙𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎𝚜𝚜 | Wmmap x M!Oc
Fiksi PenggemarPangeran Cedric Hereas de Eldaim, pangeran yang berasal dari kekaisaran Eldaim. Negara Eldaim sangat disegani karna terdapat banyak ksatria hingga penyihir kuat disana. Keturunan kaisarpun tak diragukan lagi kehebatan mereka. Putri Athanasia de Alge...