Chapter 06

237 38 3
                                    

Cedric memerintahkan untuk menyiapkan kereta kuda dengan cepat ke pelayannya.

"Anu, pangeran anda tidak perlu-"

"Tidak, tolong terima. Ini adalah hadiah ulang tahun untuk anda."

"Tapi-"

"Saya mohon."

Athanasia tidak bisa menjawab, karna saat ini Cedric menatapnya dengan melas, persis sekali dengan anak anjing yang sedang menginginkan sesuatu.

"Baiklah.."

Cedric langsung tersenyum senang, "Oh benar, anda bisa membawa pelayan pribadi anda."

Baru saja Cedric berucap, tidak lama datang Irish dengan satu pelayan lain yang tidak Cedric kenal.

"Pangeran! Saya terkejut tiba-tiba anda menyiapkan kereta kuda." Ucap Irish, sedangkan pelayan Lain yang bersamanya memberi hormat kepada Cedric.

Cedric hanya mengangkat bahunya tidak peduli. Irish menghela nafas berat, lalu mendekati Cedric dan membisikkannya sesuatu "Jika anda hanya ingin berdua, saya dan lady Lily akan di kereta kuda lain."

Setelah mengatakan itu Irish menjauh bersama Lily sembari mengedipkan sebelah matanya dan memberikan jempol, meninggalkan Cedric yang kesal dan athanasia yang kebingungan.

"Hah.. dia itu, sudahlah ayo putri." Cedric Mengulurkan tangannya ke athanasia, menawarkan bantuan untuk menaiki kereta kuda.

Athanasia dengan canggung menerima uluran tangan Cedric, baru pertama kalinya ia diperlakukan seperti putri sungguhan.

"Terima kasih pangeran." Setelah athanasia menaiki kereta kuda itu, Cedric mengikutinya dan duduk di hadapan athanasia.

"Tidak perlu berterimakasih putri, itu adalah hal yang seharusnya di lakukan pria."

Athanasia hanya mengangguk, setelah itu Cedric memerintahkan bawahannya ke suatu tempat yang pastinya itu adalah butik.

"Saya tidak terlalu tahu mengenai butik yang bagus, tapi saat pesta saya mendengar bahwa ada butik yang sedang menjadi favorit." Beritahu Cedric kepada athanasia.

"Ini sedikit memalukan, padahal saya yang tinggal disini, tetapi sepertinya anda jauh lebih tau mengenai tempat-tempat disini." Athanasia menjawab sembari tersenyum kecil.

Cedric menggelengkan kepalanya, "Saya tidak setahu itu, saya hanya mendengarnya dari bangsawan lain saat pesta kemarin. Juga, apa anda tidak pernah keluar dari istana putri?"

"..Tidak...saya tidak pernah.."

"Humm.. kalau begitu saya senang bisa mengajak anda keluar, melihat dunia." Cedric menumpu dagunya di telapak tangannya sembari melihat kearah sang putri yang memandangi suasana di luar kereta melalui jendela.

Dengan mata yang lebih bercahaya, bak adanya harapan hidup, athanasia membalas tatapan Cedric dengan senyuman manis dan pipi yang sedikit memerah, "Saya.. sangat berterima kasih dengan segala hal yang anda berikan. Pengalaman pertama menari, keluar istana, hingga berbelanja.. bagaimana saya bisa membalas segala kebaikan anda pangeran?"

Cedric sedikit terdiam kala melihat dan mendengar yang di ucapkan athanasia, sedikit menunduk berharap rona merah di pipinya tidak terlihat, "Ti-tidak perlu berlebihan putri, lagi pula bukankah kita teman?"

"Tetap saja.. saya merasa harus membalasnya meskipun kita teman." Athanasia tetap bersikeras.

Sang pangeran diam dan memikirkan sesuatu, "Kalau begitu.. tolong berbicara secara informal dengan saya."

"Eh?"

"Berbicara informal denganku, seperti yang aku lakukan sekarang, juga tidak perlu embel-embel pangeran."

𝙷𝚒𝚜 𝚕𝚘𝚟𝚎𝚕𝚢 𝚙𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎𝚜𝚜 | Wmmap x M!OcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang