#1

4.4K 301 32
                                    

Zhongli, dia adalah anak yang diangkat oleh sang Raja dikarenakan sang Ratu yang sedang mengandung meninggal karena kecelakaan di kereta kuda, sang Raja begitu mencintai sang Ratu, karena itu dia sama sekali tidak memiliki niat untuk menikah lagi atau semacamnya. Jadi dia memilih untuk mengadopsi anak untuk dijadikan penerus kerajaan.

Walaupun Zhongli bukanlah anak kandung sang Raja, ia tetap menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri, juga Zhongli yang tidak memiliki darah keluarga kerajaan bisa  belajar dengan sangat cepat, melebihi anak-anak bangsawan yang seumuran dengannya. Tata tertib kerajaaan, tata krama kerajaaan, sejarah wilayah, nama-nama para petinggi kerajaan, dll. Dia menghafal itu semua hanya dalam waktu 2 bulan. Pribadinya juga tenang dan sopan sejak awal, matanya berwarna emas dan rambutnya berwarna hitam dengan ujung oranye.

Sang Raja mengangkat Zhongli dari sebuah biara, dia mengangkatnya dikarenakan perlakuan yang diberikan anak-anak lain juga para pekerja disana kepada Zhongli. Ya, mereka membullynya dikarenakan mata emas yang Zhongli punya. Mata emas sangat jarang ditemukan, dan biasanya hanya dimiliki oleh para Adeptus.

Sang Raja sama sekali tidak memiliki kecurigaan atau semacamnya kepada mata emas Zhongli. Dan membawanya dari biara tersebut ke kerajaaan, Zhongli sendiri tidak menangis atau merengek. Sebaliknya dia berterimakasih, orang tua Zhongli membuangnya ke biara tadi, dan sampai sekarang masih belum diketahui siapa orang tua Zhongli.

Dan saat ini, Zhongli sudah berusia 19 tahun. Dan dia sudah sering turun ke dunia sosial bangsawan, juga sudah menjalankan tugas sebagai putra mahkota. "Zhongli, tidakkah kau memiliki perempuan atau lelaki yang kau sukai? Atau sekedar tertarik??? " ucap Sang Raja, dia biasa dipanggil Zhen.

"Ayahanda, sayang sekali namun masih belum ada yang menarik perhatian saya untuk saat ini, saya minta maaf. "

Bohong.

Zhongli memiliki alasan mengapa dia sama sekali tidak tertarik kepada para wanita juga pria yang selalu mengitarinya, tentu saja. Dia adalah putra mahkota, dan dia sangat tampan dan sopan. Suaranya enak didengar dan tubuhnya sangat bagus, siapa yang tidak tertarik? 

Zhongli sudah mencintai seseorang, sudah belasan tahun berlalu namun dia masih tidak bisa melupakannya, dia masih tidak bisa melupakan wajah serta senyuman miliknya, dan dia selalu berpikir 'apakah dia baik-baik saja saat ini? '

"Apa kau yakin, Zhongli??"

"Sangat yakin, Ayahanda. " jawab Zhongli sambil memakan hidangan di depannya.

"Huft, yasudah. Apakah kau kenal Guizhong? " Zhen menatap tajam kepada Zhongli.

"Guizhong? Ah, dia anak sulung dari keluarga Duke Wallz ya? "

"Nah, Benar sekali! Karena kau tidak memiliki orang yang kau sukai maka pernikahan akan di laksanakan 1 bulan lagi! Bersiap-siaplah untuk bertemu dengannya. "

Zhongli terdiam, dia tidak pernah se terkejut ini sebelumnya, otaknya yang jenius itu sedang memproses kata-kata barusan, 'Menikah? MENIKAH?! '

"Ayahanda, saya tidak mengerti maksud anda." ucap Zhongli, berusaha menenangkan dirinya, dia tidak ingin menikah. Dia hanya ingin menikah dengan orang yang dia sukai, bukan wanita yang bahkan tidak pernah ditemuinya.

"Kau tidak mengerti? Kau akan menikah dengan Guizhong Von Wallz, dalam 1 bulan. Tidakkah itu jelas? "
Ucapnya dengan nada tegas, tidak main-main seperti sebelumnya.

"Tapi Ayahanda, aku tidak ingin menikah... "

"Sebutkan alasannya, alasan yang bisa membuatku membatalkan ini. " sang Raja menyilangkan tangannya, menatap tajam kearah Zhongli.

"Aku, aku memiliki orang yang kusuka.." ucap Zhongli sambil menunduk, menahan rasa malu karena perkataannya tersebut.

"Oh? Siapa dia? Dari keluarga mana? Bagaimana sifatnya? Tinggal dimana? Kenapa kau menyukainya? Kenapa tidak bilang tadi? Kapan terakhir kau bertemu dengannya?"

Pertanyaan bertubi-tubi datang menyerang, serta tatapanya membuat Zhongli agak kewalahan. Setelah berdiam sebentar akhirnya Zhongli menjawab, "namanya Ajax, dia tidak memiliki marga, dia periang dan bersemangat, kami bertemu saat aku masih di biara, aku menyukai segalanya tentang dia, aku malu.."

"Ajax.. Orang biasa ya, dan itu terdengar seperti nama anak laki-laki. Dan kau! Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan terakhir ku? Kau harus menjawab semuanya! "

"Ya, dia seorang laki-laki, karena itu aku malu.. Kami bertemu terakhir kali sekitar 10 tahun yang lalu.. "

"Tak perlu malu soal itu, pernikahan antar pasangan sejenis sudah lumrah. Dan 10 tahun?! Apa-apaan, apa kau yakin kau masih menyukainya? Kau tidak lupa? Tidakkah kau ingin mencoba untuk menemukan lelaki atau perempuan yang baru?? "

"Aku, aku masih belum bisa terlepas darinya, aku selalu teringat akan senyumannya, serta setiap kali kita menghabiskan waktu bersama.. Saat itu aku masih kecil tapi aku benar-benar mengingatnya dengan jelas. " Zhongli menjawab sambil menunduk, dia merasa kasihan terhadap dirinya sendiri saat ini.

"Haah, sudahlah. Kau tau dimana dia saat ini? "

Tidak ada jawaban..

"Akan kuanggap tidak, jadi kau menyukainya tapi tidak tau dimana dia sekarang? Tidak mungkin dia ada di biara, dia seumuran denganmu bukan?" sang Raja memegangi kepalanya dengan frustasi.

"Ah sebenarnya dia satu tahun lebih muda. "

"Ya, ya sama saja. Zhongli, cobalah lupakan dia. Kau tidak tau dimana dia, bahkan terakhir kali bertemu dengannya itu 10 tahun yang lalu! Cobalah untuk bersama Guizhong, dia adalah perempuan yang baik dan pintar, dia bisa menjadi ratu yang baik di masa depan. " Zhen menatap mata Zhongli, "Zhongli, dengarkan aku. Ini demi kerajaan kita, kau harus segera menikah. Karena kau adalah penerus takhta kerajaan. "

"Aku... Aku akan mencoba, Ayahanda. " Zhongli menundukkan kepalanya, alisnya mengkerut. Perkataan ayahnya tidak salah, dia sudah menyukai Ajax selama lebih dari 10 tahun, dan dia bahkan tidak tahu dimana Ajax berada, atau apakah Ajax masih hidup atau tidak saat ini. Dia memiliki tanggung jawab yang besar, dia akan segera naik tahta dan menjadi Raja, dia membutuhkan seorang Ratu untuk mendampinginya menjalankan tugas. "Kalau begitu saya ijin undur diri, Ayahanda. "

"Ya, pergilah. "

--------

'Aku tidak bisa tidur.. Aku mengantuk namun aku tidak bisa tidur, seperti.. Seperti ada yang mengganjal!'

"Ughh.. " dia terbangun, lelaki itu terduduk di tempat tidurnya, memijat sedikit kepalanya yang terasa pusing.

Dia terdiam.. Tidak memikirkan apapun dan tidak melakukan apapun, itu disebut Bengong. "Sepertinya aku harus keluar dan menghirup udara segar! " lelaki itu terbangun, bergegas keluar dari asrama kecilnya itu.

Kota dimalam hari sungguh indah.. Dia bisa menjadi santai hanya dengan melihatnya, cahaya remang-remang yang terlihat sungguh indah. Namun di antara seluruh tempat itu, yang paling dia sukai hanyalah di bawah jembatan utama! Mengapa? Tempat ini mirip dengan tempat yang biasa dia habiskan dengan seorang teman dulu.. Kemana dia sekarang? aku tidak tahu.. Aku tidak begitu mengingat wajahnya, sudah 10 tahun berlalu, bagaimana aku bisa mengingatnya?

Namun yang masih bisa kuingat sampai saat ini itu hanyalah.. Bahwa aku menyukainya. Sebuah cinta monyet yang kupikir akan menghilang seiring berjalannya waktu ternyata tidak semudah itu, karena perasaan itu masih belum hilang walau aku sudah tidak mengingat dengan jelas lagi wajahnya.

Namun saat aku sampai di tempat itu.. Mengapa ada orang lain disini?

A/n
Ketagihan genre kerajaan, jadi gw nulis ini.

Ohohoho kisah cinta terhalang kasta, restu, dan parahnya yang satu mau menikah. Kurang apalagi? 🤗

Tetep bikin fanfic baru walau yg sebelah aja blm tamat 💪

Unreachable | Zhongli x ChildeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang