-Prolog-

7.1K 15 0
                                    

**
Hai hai haii! Welcome to my any world, my any side, my and story! Xoxo!

Disini Aku gak mau nerima bad comments to my character, Karena ini cerita aku. Dan aku bebas buat sebrengsek apa semua pemainnya. Hahah!

So beri komentar positif yang memotivasi kalo kalian gak suka sama salah satu peran atau sifat dari salah satu peran, kalian harus inget kalau ini hanya fiktif! Dan ini para pemain aku dan sifatnya oke?

Enjoy Reading!

**

Sania menatap jengah pada cowok yang baru saja mencium pipinya namun sekarang tengah asik berbicara dengan seseorang melalui telfon. Kalau diingat, ini adalah apartemennya, mengapa cowok itu justru asik berbicara di telfon didalam unit nya? Menyebalkan!

Memilih beranjak, Sania menghempaskan tangan cowok itu yang menahannya, sebelum kemudian berlalu memasuki kamar dan berdiri di balkon kamarnya dengan fikiran kosong, melamun.

Sedikit terkejut karena pelukan juga ciuman hangat yang dia dapatkan di pipinya membuat Sania menoleh dan mendapati sosok cowok tadi dengan tatapan memohon.

"Sorry Baby"

"It's oke Vin. aku tau posisi aku dimana" Sania berkata pelan, sadar kalau dia hanya sekedar Selingkuhan cowok didepannya.

"Jangan ngomong kaya gitu Baby, aku juga sayang sama kamu kok"

"Hmm"

"Ya udah aku pergi dulu bentar, nanti ke sini lagi, kamu mau aku bawain apa?" Sania mengeleng, melepaskan tangan cowok itu yang mengusap pipinya lembut.

"Gak perlu. Aku lagi gak pengen apa apa. " Kelvin mengangguk, walau berat hati.

"Ya udah aku pergi. Kabarin aku kalau ada apa apa, atau kamu mau sesuatu, oke?"

"Hmm" Sania menunduk, membiarkan cowok bernama lengkap Kelvin Foreldo Amr itu mengecup keningnya lama sebelum akhirnya berlalu pergi, meninggalkannya sendiri dalam ruang kamar yang dibiarkan temaram di tengah senja yang berganti.

*

Menoleh Sania yang tengah fokus membaca buku di perpustakaan yang sepi di jam istirahat pertama ini di kejutkan dengan ciuman yang mendarat di bibirnya dengan tiba-tiba.
Memukul lengan atas si pelaku kesal, Sania menatap tak percaya dengan sedikit tawa.

"Kamu tuh kebiasaan! Nanti kalo ada yang liat gimana?" Sania tak mengerti mengapa cowok didepannya itu mudah sekali tak perduli pada sekitar.

"Aku gak perduli Hanny. Biarin aja, masa bodo"

"Kamu tuh Rie" Sania kehilangan kata kata. Bingung harus bilang apa pada cowok yang sekarang sudah kembali menarik tengkuknya.

Membiarkan ciuman berlangsung intens dengan tangan bebas cowok itu yang mengambil salah satu buku dan membuka asal sebelum menempatkannya didepan. Tepat menutupi kegiatan ciuman mereka di sudut ruangan perpustakaan kampus yang terbilang mulai cukup ramai.

*

Sania mendongak saat sekotak rokok dengan merk 'Mild' tersuguh kedepannya yang sekarang tengah duduk menatap hamparan gedung pengajar langit yang terlihat menyentuh awan.

Rekeino Alderald, mengulas senyum sebelum kemudian ikut bergabung duduk di samping Sania yang mulai mematik sebatang rokok dan menghisapnya pelan. Membiarkan rasa panas dari asapnya membakar mulut sebelum kemudian hilang disapu angin saat dia hembuskan. Mengabaikan tatapan lembut dari mata cowok yang berada di sampingnya, atau lebih tepatnya depan sampingnya.

"Kenapa Rald? Ada yang salah sama aku?" Cowok itu menggeleng dengan senyum miring khas ala Alderald.

Mengerjapkan mata, Sania dibuat terkejut dengan tingkah cowok didepannya yang dengan cepat menempelkan bibir pada bibirnya sebelum kemudian Sania rasakan asap di mulutnya yang hilang bersamaan dengan cowok di depannya yang mulai mengeluarkan asap dari mulut cowok itu.

"Belajar PCR" Sania mendengus geli.

"PCR ngasih nafas buatan bukan ngambil nafas" dengkusnya sedikit sebal.

"Ah iya bener! Aku ke balik! Sini ulang" dan tanpa menunggu persetujuan cowok di depannya itu segera melumat bibir Sania cepat. Membiarkan angin berhembus cepat secepat decap keduanya yang memenuhi seluruh penjuru roof top.

*

Sania mengabaikan seseorang yang baru saja duduk di sampingnya tanpa melihat sedikitpun pada orang tersebut yang berjanji akan menemuinya tepat waktu namun baru saja tiba disaat film yang mereka tonton sudah akan selesai.

Merasa di abaikan cowok itu mengambil paksa kotak pop corn yang berada di pelukan Sania, berharap cewek itu setidaknya menoleh menatapnya. Tapi tak kunjung mendapati respon dari cewek yang justru tertawa itu membuat Alsen Calvio Abinata mendengus sebela sebelum tanpa disadar cowok itu berdiri dan mengambil seluruh atensi yang ada di dalam bioskop karena teriakkan cowok itu.

"Hustt!" Sania menghembuskan nafas kesal, sebelum menarik tangan Abi agar kembali duduk dengan dirinya yang meminta maaf pada beberapa orang.

"Berisik tau gak ih"

"Kamu yang abai-in aku Honey"

Sania kembali meminta maaf, sebelum kemudian menatap Abi dengan isyarat agar mengecilkan suara cowok itu.

"Ini bioskop Abi. Bukan apartemen. Kamu sendiri yang salah, kenapa baru dateng?" Sania akhirnya berkata.

"Aku...Ak-"

"Iya aku tau! Udah jangan banyak ngomong, film-nya bentar lagi selesai" Sania mengintruksi. Mengabaikan tatapan bersalah dari cowok yang berada disampingnya itu dan lebih memilih memfokuskan attansi pada film yang tengah berputar.

**

Hohoho!
Agak mirip sama Aditsya ya?

Oh jelas beda!

Disana mempermainkan!
Disini dihancurkan!

Oke?

See you

MiftaXeimora

Having An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang