-Tujuh-

1.1K 7 1
                                    


Kelvin Foreldo Amr

Kelvin Foreldo Amr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Sania mengepak baju bajunya kedalam tas ransel beserta keperluan keperluan lain yang sekiranya dia butuhkan untuk acara camping dua hari satu malam. Ini acara anak BEM di kampusnya dan entah kenapa dia harus ikut acara ini. Sebenarnya walau menjadi salah satu anggota organisasi tersebut, Sania selalu enggan untuk berkumpul, rapat kerja saja dia malas apa lagi camping seperti ini. Namun Sania punya alasan

kenapa dia memutuskan untuk ikut, salah satunya adalah untuk menghindari Abi. Dia masih saja di lingkupi rasa kesal terhadap cowok itu apa lagi dengan pesan pesan yang cowok itu kirimkan padanya untuk memaafkan cowok itu.  Heh, dia masih kesal. Jadi dia tak salah bukan untuk ikut camping ini.

Menoleh saat pintu apartemennya di buka, Sania mendengus sebal saat mendapati Abinata berdiri dengan tatapan tak berdosa. Memilih mengabaikan, Sania tak ambil perduli saat cowok itu mendekat dan duduk di sampingnya.

"Honey, aku minta maaf" Sania tak menjawab dia lebih memilih beranjak untuk mengambil handuk melipatnya dan memasukannya  ke dalam ransel.

"Honey jawab aku dong. Aku minta maaf San, aku tau aku salah dan gak seharusnya ngomong kaya gitu sama kamu. Aku lagi emosi San, aku mohon maafin aku ya?" Sania mendelik saat cowok itu menahan tangannya yang tengah menutup rastleting tas.

Menepis tangan Abi, Sania menatap cowok itu tajam sebelum berganti dengan senyum remeh bersamaan dengan tangan yang cewek itu lipat di depan dada.

"Kenapa? Kamu udah tau seburuk apa cewek yang kamu bilang baik itu?" Abi tertunduk, cowok itu merutuki semua yang sudah dia katakan pada Sania yang ternyata berkata benar soal kekasihnya.

"Bi, seharusnya sebelum kamu ngatain aku kaya waktu itu, kamu liat dulu fakta yang ada! Mending kamu pergi deh. Aku males liat kamu" Sania beranjak, dia bingung harus berkata apa pada cowok itu.

Namun gerakan tangan Abi yang menahanya, memaksa Sania untuk beranjak, sebelum dia rasakan pelukan cowok itu dari belakang.

"Aku minta maaf San, aku janji aku gak bakal kaya gitu lagi. Aku mohon maafin aku. Aku sayang sama kamu San" Sania menghembuskan nafas pelan, dia tau cowok itu salah karena mengatainya tapi Sania juga tau kalau cowok itu hanya terbawa emosi. Jadi dia akan memaafkan cowok itu. Dia baik Kan?

"Oke, aku maafin kamu" membalik tubuh Sania cepat Abi spontan mengulas senyum lebar.

"Serius?" Sania menangguk, membiarkan Abi memeluknya erat.

Tatapan mata Sania tertoreh pada jam dinding yang berada di depannya. Sial dia telat! Melepaskan pelukan Abi cepat, Sania dengan cepat pula kembali pada tas nya.

"Aku telat Bi. Aku harus pergi, kalo kamu pulang jangan lupa tutup pintunya ya. Aku harus berangkat sekarang" Sania bergerak cepat, mengambil semua barang yang sudah dia persiapkan sebelum kemudian berlalu tak lupa mengecup pipi Abi yang menatapnya tanya.

"Aku pergi!"

_____

Dua hari satu malam ternyata tak ada artinya untuk Sania. Semua terasa cepat berlalu dan terkesan biasa saja, tapi setidaknya dia merasa kalo pikirannya lebih bebas sekarang setidaknya ada untungnya dia ikut camping ini. Menoleh Sania mendapati Kelvin yang menatapnya intens, pantas saja dia merasa ada yang memperhatikan sejak tadi. Memang cowok itu juga bagian dari anggota BEM jadi sudah bisa di pastikan kalau cowok itu ikut dalam camping ini dan sudah jelas juga kalau cowok itu terus mencoba mendekatinya yang jelas Sania abaikan, karena sungguh Sania tak ingin satu kampus tau kalau dia selingkuhan cowok itu yang mungkin akan berakhir buruk untuknya. Tidak Sania tak akan membiarkan itu terjadi.

Beranjak Sania mengambil tempat saat sesi foto di mulai, dan entah bagaimana caranya cowok bernama Kelvin itu sudah berada tepat di sampingnya. Jangan lupakan tangan cowok itu yang mulai bergerak aktif di pinggangnya.

Mendelik, Sania justru mendapat senyum merekah dari cowok itu yang kemudian berbisik pelan di telinganya.

"Abis ini kita foto bareng. Di sudut sana kayaknya bagus buat foto" Sania menoleh pada sudut yang di maksud cowok itu dengan tatapan matanya, sebelum kembali berbisik pada cowok  itu yang tengah fokus menatap ke depan.

"Enggak! Apa kata anak anak kalo kita foto?" Sania memfokuskan tatapannya pada arah kamera saat fotografer memulai hitungan berbeda dengan cowok di sampingnya yang justru berbisik pelan.

"Gak bakal ada yang perduli baby. Pokoknya habis ini kita foto. Gak ada kata enggak!" Sania mencoba tak menanggapi namun remasan pada pinggangnya membuat Sania spontan menoleh dan menjawab perkataan cowok itu dengan kesal.

"Iya"

Sania akhirnya bisa terlepas dari sesi foto mesra yang di buat oleh Kelvin saat Ketua BEM meminta semua orang untuk segera masuk ke dalam bis yang akan membawa mereka pulang ke kampus. Mendudukan diri di pada salah satu kursi tepat di samping jendela, Sania membuka handphone nya saat dering dari benda tersebut tak kunjung berhenti. Mendapat pesan masuk dari aplikasi chat, Sania segera membuka aplikasi tersebut dan mendapati Kelvin yang mengiriminya hasil foto mereka tadi.

Melihat satu persatu hasil foto tadi, Sania mengulas senyum saat melihat satu foto yang menurutnya pas untuk membuat semua selingkuhannya merasa cemburu. Menoleh ke samping, Sania mengulas senyum saat Kelvin ternyata menatapnya.

Kembali berkutat pada handphone nya Sania mulai memilih nomor yang hanya bisa melihat statusnya. Ya tentu saja ke 4 selingkuhannya, sebelum dengan senyum yang terlukis, Sania memposting fotonya dan Kelvin yang terlihat hampir berciuman itu dengan caption 'Thanks Baby' Tak lupa emoticon hati yang Sania tambahkan sebelum kemudian mengirimnya.

Kelvin di seberang kursi sana mengulurkan sekotak susu dengan senyum yang tak luntur dari bibir cowok itu. Menerima dengan ucapan terima kasih, Sania menunduk saat dia rasakan note kecil pada belakang kotak susu.

'Minum terus tidur. Istirahat Baby' dan Sania kembali menoleh setelah membaca note kecil itu.

Pandangan Sania kembali teralihkan saat dering handphone nya kembali berbunyi menampilkan pesan pesan dari ke tiga cowoknya yang menyerukan protes yang dengan pasti Sania abaikan begitu saja dan lebih memilih menyandarkan kepala nya dan tertidur sesuai yang Kelvin mau. Dan seperti yang dia inginkan, dia memang mengantuk.

_____

Next chapter aku bakal kasih yang spesial buat kalian. Hahahha

Be wait ya.

See you!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Having An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang