-SATU-

3.8K 11 0
                                    

Oke sebelumnya aku mau inget In kalo cerita ini bakal nunjukin hal yang berbanding terbalik. Lebih ke arah mihak ke pelakor sih.

Tapi gak terlalu juga sih. Ini gak bener bener ngerusak hubungan kok ya. Jadi buat yang gak satu pemikiran sama aku, atau ngerasa gak sreg sama cerita ini. Kalian biasa tinggalin aja oke?

Enjoy it!

Please call me Xeira_

_____

Di tepi jalan taman yang agak ramai dengan kerumunan besar orang Orang yang melingkari sebuah pertengkaran yang tengah terjadi.

Bukan antar pria dengan pria, atau wanita dengan pria tapi melainkan wanita dengan wanita.

Dengan salah satu wanita yang berteriak memaki berisik dan wanita muda yang hanya diam mencoba bersikap biasa saja terhadap tunjukan dan bisikan semua orang yang menjadikan mereka tontonan dan wanita yang memaki didepannya dengan tatapan marah.

Sania Azmora Lexiod wanita yang hanya diam saat semua orang memakinya buruk dengan gunjingan dan amarah dari wanita yang terus memaki didepannya kini mengulas senyum menang. Membuat semua orang yang berada disana yang tepat melingkarinya dan menjadikannya tontonan terdiam, tak terkecuali wanita yang berdiri didepannya.

"Kenapa kamu senyum senyum kaya gitu?! Kamu udah gila ya? Liat bapak bapak ibu ibu wanita ini udah gak waras!" Dan tawa dari semua orang disana kembali terhenti saat Sania mengangkat satu tangannya.

"Saya gila? Mungkin itu lebih tepat di tunjukan buat kamu! Saya diam karena saya ngelindungin harga diri saya. Gak kaya kamu! Saya gak perduli saat semua orang ngetawain saya dan maki saya bahkan gunjingin saya atas semua tuduhan kamu. Tapi saya udah muak denger semua ini." Sania menjeda kalimatnya. Dia menatap semua orang yang ada dengan tatapan menilai benci.

"Kalian semua pasti ngira saya wanita gak bener yang udah ngerusak rumah tangga orang lain, atau mungkin wanita penghibur yang manfaatin pria beristri. Tapi kalian salah! Saya cuma wanita yang lagi nuntut ilmu dan wanita ini! Wanita yang kalian anggep bener ucapannya ini adalah dosen saya di universitas, coba kalian fikir gimana attitude nya seorang dosen mempermalukan mahasiswanya sendiri hanya karena kecemburuaannya karena dia pria yang tak lain adalah Dosen kelas saya yang mata keranjang dan suka main wanita di belakang istrinya minta bertemu dengan saya dengan alasan untuk perbaikan nilai semester" Sania menelan ludahnya geram.

"Saya gak berhak marah dan gak berhak buat ngelakuin ini karena sebenarnya dosen saya yang lain mengajarkan bagaimana attitude yang baik. Tapi kalau harga diri saya dipermalukan seperti ini saya harus berani mengambil tindakan! " semua orang menatap tak percaya diam dan tak berani berbisik atau menggunjing Sania.

Tatapan semua orang beralih pada Wanita dan pria yang tak lain adalah Dosen di kampus Sania belajar dengan sorotan benci juga ingin mencaci.

"Sialan beraninya kamu!"

"Lihat, bahkan setelah semua yang terjadi dia masih mau mempermalukan dirinya sendiri. Maaf Bu, kalau ibu mau menampar saya tampar tampar bu. Saya gak takut, tapi inget hukum yang ibu ajarkan sama saya?! Pukulan atau tamparan tanpa alasan yang jelas bisa di tuntut! Pun kalau ibu mau menampar saya silahkan! Mungkin nama instansi tempat ibu mengajar akan tercoreng dan ibu.. ya ibu bisa pikir sendiri resikonya. Saya jamin bahkan setelah ini kehidupan ibu gak bakal baik baik aja" Sania mengulas senyum menang, saat melihat raut gusar dari wanita di depannya dengan tangan yang perlahan diturunkan.

Maju dua langkah lebih dekat, Sania menatap balik saat wanita di depannya menyorot tajam ke arahnya yang masih mengulas senyum kemenangan.

"Saya cuma mau bilang makasih atas semua ilmu yang ibu kasih ke saya dan atas rasa direndahkan ini bu. Mungkin kedepannya ibu gak bakal liat saya lagi di kampus atau saya yang gak bakal liat ibu lagi di kampus? Kita liat aja ya bu? Dan untuk semua ini.." Sania memberi pelukan pada Wanita didepannya.

"Saya bukan perusak, bukan perebut hanya menemani saat pria bosan. Kamu selesai dengannya itu bukan Urusan ku. Salahkan dia atau bila perlu kamu bisa salahkan Tuhan Ku yang menciptakan Aku lebih baik dari pada Kamu" Sania melepaskan pelukannya setelah membisikkan kalimat dan dengan akhir mengusap perut berisi milik sang wanita yang memang bertubuh gemuk.

Sebelum berlalu meninggalkan sang wanita dengan geram juga semua orang yang masih membuat lingkaran dengan gunjingan yang mereka tujukan pada sang wanita yang merupakan dosennya.

Tak masalah, dia bisa mengajukan surat perpindahan. Atau kalau perlu dia akan keluar dari kampusnya toh dia baru semester pertama. Itu tak akan jadi perkara besar. Yang penting sekarang dia harus segera pindah dari kota ini. Siapa yang mau menempati kota dengan orang Orang yang suka menggunjing dan mudah sekali di hasut?  Sania tak akan mau!

Karena kalian harus tau satu hal bahwa dia wanita. Yang perduli dan benci sebenci bencinya pada pergunjingan.

____

Gimana? Kurang panjang ya?
Ini cuma sekedar awal kisah ya, cerita bener nya next chapter.

Oke see you !

Having An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang