R - 1

317 135 92
                                    

Daryl Januar Ravindra seorang pemuda berusia 19 tahun yang memiliki paras tampan, memiliki hidung mancung, rambut hitam dan lebat serta memiliki rahang yang tegas, terlihat sempurna bukan? Namun tidak bagi seorang Daryl.

"Mah, ryl berangkat ya" ucap nya sembari menyalami tangan seorang wanita yang seperti nya tidak di hiraukan oleh orang tersebut, hingga suara berat menjawab panggilan Dari nya barusan.

"Berisik Lo, berangkat tinggal berangkat pake nyari muka segala" ujar pemuda jangkung yang berada di sebelah sang mama yang ternyata tengah sibuk memainkan gedget nya.

"Sorry bang" Daryl tersenyum kaku di hadapan sang Abang yang tengah memperhatikannya, dia Gavin Ravindra.Anak sulung dari keluarga Ravindra yang sifat nya berbanding terbalik dengan si bungsu

Daryl menuju garasi rumah nya dan mendapati motor kesayangan nya basah kuyup karena sedari tadi Abang nya sibuk mencuci mobil kesayangan nya itu, dan akibatnya motor kesayangan Daryl kena imbas nya.

"Ya tuhan" ucap nya pasrah karena waktu sudah menunjukan pukul enam lewat tujuh belas menit.

Ia bergegas mengambil lap seadanya untuk mengeringkan jok motor milik nya agar celana yang ia kenakan tidak basah. Gavin tersenyum puas melihat adik nya yang terlihat kesulitan untuk mengeringkan motor klasik khas dengan warna silver nya.

~drrttt.

Dering telfon milik Januar nya berbunyi, ia hampir saja menancap gas motor tersebut dan berakhir mengalah untuk mengangkat telfon yang belum di ketahui siapa yang menelfon nya.

"Halo, kenapa dap?."

"Buku akuntansi perpajakan gua ketinggalan di rumah nyokap gua ryl, Lo dimana? Bisa kerumah gua kga? Ambil buku nya, gua dah bilang Abang gua buat kasih bukunya ke elo."

"Sabi, ntar gua mampir kesitu dap."

"Thanks ryl, ntar gua beliin nasi goreng Bu Maryam." Seseorang di balik telfon tersebut cengar-cengir dengan seorang paru baya yang terlihat lebih tua dari nya kelihatan kebingungan melihat ia yang terus cengengesan di balik telfon nya.

"Aelah nyogok Mulu Lo."

Ia bergegas menancap gas nya menuju rumah Daffa yang searah dengan kampus nya itu, yang barusan menelfon adalah Daffa Aditya Bagaskara, teman akrab Daryl sejak ia SMA.

Kalau saja Daffa bukan teman akrab nya, mungkin ia akan mengabaikan permintaan nya barusan. Di tambah lagi sifat Daffa yang cukup freak, kalau Daryl mau, bisa saja ia langsung pergi ke kampus saat itu juga.

Setibanya di rumah orang tua daffa, nampak tidak terlalu mewah namun terasa jelas hangat nya, ia di sambut oleh wanita paru baya yang rupanya adalah ibunda dari Daffa, sifat nya berbanding terbalik dengan ibu nya di rumah.

Sekedar info, Daffa dan Abang nya tidak tinggal serumah dengan orang tua nya karena mereka memilih rumah dengan kepentingan pribadi masing-masing khususnya di bidang jarak, Daffa dan abangnya tinggal bersama, dimana rumah mereka tak terlalu jauh dari kantor dan kampus yang mereka naungi, begitupun dengan kedua orang tua mereka.

alih alih ia menyiapkan diri untuk berbicara dengan Abang nya Daffa, yang dimana ia tidak terlalu pandai berbicara dengan orang lain yang tidak ia kenal.

RYLL - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang