Hai!!! Welcome to my story!!!!
Arghhhh!! Entah hri ini mau up semangat bener!!!Hahahahaha! Gimana kabar kalian semua? Semoga semuanya baikkk!!
Karna bentar lagi mau ujian,Sasa doain agar ujian kalian lancar oke?oke.
Oke,back to story!!!
_____°•°_____
siang ini Matahari bersinar cerah,em..bukan cerah,bersinar Terik lebih tepatnya.
Dua gadis yang tengah berjalan di sepanjang koridor menuju kantin,dengan langkah yang sedikit cepat,membuat atensi siswa siswi mengarah ke dua gadis itu.
Bisik bisik dari siswa siswi yang dua gadis itu lewati semakin terdengar jelas.
"Itu Anya kan?ngapain dia balik ke sini? Bukanya udah di keluarin ya?"
"Bokapnya kan tajir,ya pasti sogokkan cuan lah"
Gadis dengan rambut sebahu dan memiliki name tag Anya Dwinovaina, berhenti di depan dua gadis yang tengah membicarakan ya.
Anya menatap kedua gadis itu lekat. "Apa Lo bilang?!"
Gadis yang menjadi sasaran Anya hanya diam tak berkutik. Anya masih sama seperti dulu,kejam, pikirnya.
Plak!
Anya melayangkan tamparan pada pipi Dewi,gadis yang membicarakanya. Sementara Ratna yang berdiri di samping Dewi langsung berlari pergi tak ingin masuk kedalam masalah.
"Lepasin nya"Zara mendorong bahu Anya menjauh dari gadis yang menjadi sasaran Anya.
"Bukan urusan Lo zar"Anya menggeser badan Zara lalu hendak memukul Dewi lagi.
"nya Lo gausah sok berkuasa di sini". Ucapan Zara membuat Anya langsung menatapnya tajam,se tajam santet.
"Apa maksud Lo?!"Anya menghadap ke Zara dengan dagu yang di angkat.
Mata Zara menatap Dewi yang menunduk ketakutan. "Pergi" singkat gadis ber inisial ZR itu membuat Dewi mengagguk lalu berjalan pergi.
"Kenapa Lo selalu ikut campur urusan gue zar?"
"Iseng"Zara berbalik badan lalu berjalan pergi meninggalkan Anya,dan Dinda,teman Anya.
"Zara belum berubah nya"Dinda berjalan mendekati Anya sembari menatap punggung Zara yang semakin menjauh.
Anya mengagguk,lalu menatap kedua tanganya "Kenapa gue ga bisa mukul Zara Din?".
Dinda menatap tangan Anya yang di baluti gelang hitam berliontin AZ. "Karena Lo belum ngelepas gelang itu".
Terdengar helaan nafas panjang dari Anya. Tangan Dinda mengusap punggung sahabatnya.
"Jadi ke kantin?". Anya mengagguk lalu mereka berjalan beriringan menuju kantin.
Kaki Zara berhenti melangkah di ujung koridor. Badan rampingnya berbalik ke arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEZA [HIATUS]
Teen FictionSingkatnya begini Aku yang tidak bisa bahagia Begitupun dia yang tak bisa merasakan kebahagiaan. "Gue akan selalu jadi milik Lo, bahkan ketika gue ga bisa liat Lo lagi,ataupun kita jauh,gue akan selalu jadi milik Lo" GEZA