58. She Knows

4.3K 549 26
                                    

Kaget udah 100k lebih pembaca, terimakasih banyak semuanya. Jadi terharu aku, sini peluk duluʕっ•ᴥ•ʔっ

Enjoy( ◜‿◝. )

Entah hal apa yang mampu membuat perasaan Agatha begitu membaik, bahkan pada detik-detik dimana dia harus mengulang ingatan menyakitkan tentang kematian Mama dan segala perlakuan Papa padanya. Gadis itu masih menyimpan senyum dibalik punggung tegap laki-laki yang sampai saat ini belum mau mengikatnya, menjadikan dirinya sebagai milik laki-laki itu.

Alaska mungkin juga begitu, laki-laki itu selalu menyimpan ketakutan tersendiri jika itu menyangkut Agatha dan hal apa yang menjadikan hidup gadis itu memburuk. Agatha tidak pernah tahu, jika Alaska mati-matian menekan orang-orang disekitarnya untuk tidak lagi membahas kasus itu jika bukan Agatha sendiri yang memulai.

Alaska bukan laki-laki yang tumbuh dengan kasih sayang seorang Ibu. Hanya Jeviarka dan Sagara yang melakukan tugas itu, sedangkan Ibunya pergi jauh setelah melahirkan dirinya. Pergi, begitu kata Ayah sewaktu Alaska tanya kemana Bunda. Kemudian mengadopsi Benua agar rumahnya terasa ramai, dan Alaska memiliki orang lain untuk menemani dan ditemani.

Shamira bukan orang yang begitu dekat dengan Alaska, laki-laki itu hanya beberapa kali bertemu saat menemani Shega atau saat wanita itu mampir pada kantor Ayahnya. Sekedar makan malam atau mengobrol ringan, mana mungkin terbesit dalam hatinya kalau itu adalah Mama Agatha, wanita yang dulu begitu Alaska hindari berinteraksi dengannya.

Motor Alaska berhenti didekat jejeran motor lain, menunggu Agatha turun lebih dahulu sebelum akhirnya mematikan mesin motor. Agatha melepas helmnya kemudian menatap Alaska dengan tatapan heran, "Ada orang lain selain kita?"

Melihat motor yang berjejer disampingnya, Alaska mau tak mau mengangguk. "Mungkin Galang, atau Regan."

Gadis disampingnya tidak banyak bicara, hanya mengangguk kemudian meraih lengannya untuk digandeng. Alaska menatap Agatha, kemudian mendorong jidat gadis itu menjauh. "Gak usah rangkul-rangkul."

"Ihh kenapa???" Agatha memiringkan kepalanya, menatap Alaska tidak mengerti.

"Diliatin orang." Alaska melepas rangkulan Agatha, kemudian membiarkan Agatha berjalan didepannya. "Duluan sana."

"Kan yang punya rumah kamu." Agatha segara memutar tubuhnya dan langsung bersembunyi dibalik punggung tegap Alaska, gadis itu memegang pinggiran jaket Alaska pada kedua sisi pinggangnya, kemudian memiringkan tubuhnya hingga bisa dilihat Alaska. "Ayoooooo.."

Alaska menghela napas heran, membiarkan tangan gadis itu bertengger dipinggangnya. Agatha sengaja menumpukan berat badan pada tangannya, membuat keduanya berjalan pelan karena Alaska merasakan tarikan lumayan berat dari arah belakang. Gadis itu, benar-benar ya!

"Loh? Ngapain berhenti? Ini belum sampe dalem rumah." Agatha bertanya saat Alaska berhenti didepan pintu rumahnya, laki-laki itu sama sekali tidak bergerak. "Ska?"

Agatha yang memanggil Alaska, terpaksa melongokkan kepalanya, ingin melihat apa yang membuat gerakan Alaska terhenti. Mata gadis itu membelalak, terdiam kaku dengan tangan yang berganti memegang jaket Alaska dengan erat. Jantungnya mendadak berdegub dengan kencang.

"Boleh.. gue ngomong sama Agatha?"

Suara itu... Agatha benar-benar tidak pernah ingin mendengar suara itu menyambangi telinganya. Tetapi sekarang suara itu malah bergema dengan jelas, pun dengan pemiliknya yang berdiri dihadapannya dengan wajah tanpa dosa. Baru saja Agatha merasa bisa membahas kasus Mama tanpa perlu bersedih, lantas kenapa malah ada Samudra disini?

Alaska buru-buru menoleh kearah Agatha, memastikan gadis dibelakangnya masih tenang. Tatapan tajam Alaska kini berganti menyorot laki-laki dihadapannya dengan tatapan nyalang, "Ngapain lo disini?"

[✓] Candala | Jeno ft. KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang