chapter - 03

26 8 1
                                    

Apa kalian tahu apa itu batu "Safir Laut"? Batu ini merupakan sumber daya dari dasar laut. Dinamakan seperti itu karena berwarna seperti laut. Diameternya kurang lebih satu cm, dan disebut-sebut bisa memasok energi listrik untuk seluruh rumah di Jepang. Dan karena tidak menghasilkan limbah, pasti ini dapat menghapus masalah energi ke depannya. Karena itu, batu ini disebut sebagai "Harapan Umat Manusia".

-

Keadaan di dalam fasilitas penelitian Gedung-E. Cukup ricuh karena dua pasien yang kabur belum di temukan.

"Bagaimana situasi mengenai dua orang yang melarikan diri itu?" Tanya seseorang yang duduk dikerumuni beberapa dokter, ia memakai topi, kacamata serta masker.

"Menurut penjaga tembok sisi luar, tidak ada yang melarikan diri ke luar pulau."

"Gerbang utama juga masih belum ada masalah." Jawab dua dokter yang ada di sana secara bergantian.

"Begitu ya... Ini gawat..."

"Tenang saja, pak kepala! Di sekeliling pulau ini terdapat tembok yang sangat kuat. Sulit menyelinap ke luar dari Gedung-E ini. Jadi, hanya tinggal menunggu waktu sampai mereka tertangkap." Sahut salah satu dokter dengan wajah senangnya yang terlihat konyol itu.

"Bisa-bisanya kau mengucapkan hal sebodoh itu." Orang yang dipanggil pak ketua itu langsung berdiri dan berjalan ke arahnya.

"Eh?"

"Anggaplah ini batu dari sendi buku jari pertama kelingking kaki." Dia mengambil bongkahan batu yang ada di sakunya.

"Ini... Sangat berharga... Bahkan nggak akan bisa dibeli dengan gajimu seumur hidup." Pak kepala mengatakan itu dengan kalimat menekan dan mengarahkan bongkahan batu safir ke wajah si dokter.

"Hiiiy!" Dokter yang ada di depannya bergidik ngeri.

"Dan sebagai peneliti di sini... Bukankah seharusnya kau bisa mengerti nilainya?"

"Ma... Maafkan saya!" Dokter itu membungkuk sampai berkali-kali.

"Pak kepala... Maaf, mungkin sekarang bukan waktunya mengibaratkan seperti itu." Sahut salah satu dokter sembari mengingatkan pak kepala.

"Dengar. Ya. 'misalnya' kedua subjek tersebut berhasil melarikan diri. Maka informasi yang paling dirahasiakan akan bocor. Bagaimana pun caranya, kita harus mencegah hal itu terjadi." Jawab pak kepala.

"Subjek yang sedang dalam pelarian. N-007. Seluruh tulangnya sedang dalam proses perubahan menjadi mineral. Diperkirakan kekerasa tulangnya akan mencapai 10 skala mohs* Jadi, kalau kepalanya dibenturkan, bisa mengakibatkan luka serius pada tengkorak kepala." (*tulang orang normal antara skala 4-5)

"Lalu mengenai CODE-001. Saat ini, seluruh tubuhnya dalam kondisi lemah. Ingatannya hilang, tapi dia memiliki informasi yang sangat rahasia." Pak kepala menjelaskan secara rinci bagaimana kondisi dua orang yang kabur.

"Khusus untuk N-007. Dia bisa menyerang balik. Jadi, kalian harus berhati-hati dan siapkan peralatan untuk menangkap-nya. Kuingat kan sekali lagi. Keberadaan mereka berdua, sifatnya sangat rahasia. Jadi, jangan sampai... Mereka lolos dan keluar." Peringatan dari pak kepala dapat dimengerti para dokter, mereka seperti nya akan lebih berpatisipasi.

Sementara di goa penjara.

"Bagaimana kondisimu?" Tanya gadis itu.

"Sudah agak enakan." Jawabnya.

"Oh, begitu."

"Tapi, sepertinya masih sangat lemah. Jadi, maaf kalau nanti harus merepotkanmu lagi... Lalu, apa yang akan kita lakukan se- eh? Apa yang kau lakukan?" Dia memotong kalimatnya karena sedikit kaget saat melihat orang yang ada di depannya tiba-tiba mengeruk tanah.

"Setelah ini... Kita akan keluar dari sini." Katanya.

"Keluar!? Dengan menggali lubang!?" Tanyanya lagi dengan nada heboh.

"Bukan. Aku sedang mencari ini." Setelah menggali dengan tangannya, gadis itu mengambil yang ada didalam galiannya. Terdapat seperti benda yang di tutup oleh kain.

"Apa itu? Ah! Ada fotonya, ini..."

"Foto pulau ini. Tempat ini... Merupakan pulau yang ada di suatu tempat di Samudra Pasifik."

'Pulau... Ternyata benar-benar pulau.'

"Jadi, sekalipun keluar dari sini... Kita tetap akan di kelilingi lautan? Berarti, gak akan bisa melarikan diri!!!"

"Fufuf." Gadis itu tertawa kecil karena ucapan pria itu sedikit menggelitik baginya.

"Kenapa tertawa..." Bingungnya.

"Habisnya, kau sendiri yang telah mempersiapkan semua ini. Terasa lucu saja."

"Ini... Aku yang menyiapkan?"

"Ya. Lalu ini, mungkin cetak biru dari fasilitas di sini."

'Fasilitas air bersih, tadah hujan, gua, gudang peralatan, rute pelarian, peta untuk melarikan diri.'

'Tulisannya berantakan. Tapi tertulis tempat yang bisa dijadikan pelarian dan sepi'

'Ini! Surat?' salah satu dari tumpukan benda yang ada didalam kain menjadi perhatian, yaitu surat. Tertulis alamat dan nama "Keiichi Fukami" disana.

'siapa?'

"Fukami ini siapa?" Tanyanya sambil menunjukkan surat yang ia pegang.

"Kau bilang dia kenalanmu. Dan juga satu-satunya orang yang akan membantu kita." Jawabnya.

"Kau yang sedang mempersiapkan pelarian. Menjalin komunikasi dengan orang bernama Fukami. Lalu, yang akan kita lakukan adalah... Keluar dari pulau pada waktu yang telah ditentukan. Waktunya tanggal 31 Juli jam 3 pagi. Sebelum kemari, aku sudah memastikan bahwa hari ini tanggal 28 Juli." Jelas gadis itu dengan rinci, tentang kapan pelariannya dilaksanakan.

"Dengan kata lain... 3 hari lagi merupakan hari yang telah ditentukan. Jadi... Kita harus terus kabur sampai waktu itu tiba."

"Tu... Tunggu sebentar! Sebelum itu, ada satu hal yang tidak aku pahami." Potongnya karena ada yang sedikit membingungkan dari penjelasan itu.

"Sebelum ingatanku hilang, aku adalah dokter di sini. Dan kau pasienku, kan? Dengan kata lain, aku berada di pihak fasilitas penelitian. Tetapi... Kenapa aku berpikir untuk melarikan diri bersamamu? Diriku saat ini, nggak bisa memahami diriku sebelum kehilangan ingatanku." Jawabnya tentang hal yang sedari tadi menghantui pikirannya.

Wanita itu mengepalkan tangannya dan menatap kebawah, lalu menarik nafas.

"Apa kau ingat? Kau bilang, "pasien merupakan subjek penelitian" di sini, pasien Blue Phobia merupakan subjek utama, sehingga harus selalu "diperiksa" setiap hari."

"Di sini, pasien Blue Phobia tidak diperlukan seperti manusia. Demi mempelajari Blue Phobia, segala hal di lakukan terhadapku. Baik itu hal yang menyakitkan, maupun yang kejam. Semua kalian lakukan berkali-kali tanpa ada satupun peneliti... Yang tergerak untuk menolongku."

"Kalian terlihat tidak berperasaan. "Karena ini pekerjaan" mereka menunjukkan ekspresi seperti itu. Tatapan mata mereka entah hidup atau mati."

"Tapi diantara mereka... Kau terlihat berbeda."

-

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan coment, terimakasih!

The Blue PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang