chapter - 05

21 1 0
                                    

Maaf, ya. Sudah lama tidak update dan tiba-tiba hilang. Selamat membaca! ^^

Zaaaarsh

"Bwah!"

Kai si dokter. Berhasil berenang membawa gadis itu mengarungi tampungan air luas yang berada di bawah Gedung-E. Berat, tentu saja, karena di membawa seorang gadis yang tangan dan kakinya lebih keras daripada batu.

Dengan cepat Kai membawa gadis yang telah tak sadar diri itu, naik ke permukaan, dengan nafas yang terengah-engah.

"Hei! Sadarlah!" Teriaknya membangunkan gadis itu.

'Dia tidak bernafas... Menghirup banyak air gara-gara panik waktu jatuh.'

Kai memposisikan badan gadis itu dengan lurus, mendongakkan kepalanya, lalu meletakkan kedua tangannya yang ditumpuk, tepat ke ulu hatinya. Dan ia menekan-nekan bagian itu beberapa kali. Guna untuk mengeluarkan air yang telah banyak di hirup tadi.

"Uhuk Uhuk Uhuk." Gadis itu bangun dan mulai batuk, memuntahkan air yang telah tertelannya tadi.

"Tarik nafas perlahan-lahan." Suruh Kai.

'Eh? Barusan aku...' Terbelesit di pikirannya tentang dengan spontan ia mengetahui cara untuk menolong orang yang tenggelam.

"Di mana ini?" Tanya si gadis dengan suara seraknya.

"Ah, sudah sadar? Sepertinya ini fasilitas penyulingan air yang ada di peta." Jawab Kai menanggapi pertanyaan pertama yang lawan bicaranya lontarkan setelah tenggelam dengan waktu cukup lama.

"Oh, begitu... Jadi, kita selamat..." Balasnya sedikit lega.

"Tapi, mungkin mereka akan segera kemari? Kita harus... Maaf, padahal kau baru sadar!"

"Baik!"

Saat beranjak ingin berdiri. Gadis itu merasa kakinya sangat sakit dan lemas.

"Ugh!"

!!!

Kai membawa gadis itu pergi ke gudang perlengkapan Gedung-E. Yang tak jauh dari sana.

"Perlihatkan kakimu." Suruhnya.

"Nggak masalah, kok."

"Tidak bisa! Kita akan tamat kalau kau sampai gak bisa bergerak! Tunjukkan padaku."

Dengan pasrah gadis itu lalu menodongkan kakinya yang memar dan luka.

'Lukanya parah sekali... Tulang berat menimbulkan beban pada kaki, dan akan semakin parah kalau ekstrim.'

Kai langsung berdiri.

"Tunggu, ya. Akan kucari sesuatu yang mungkin bisa berguna."

Kai berkeliling kesekitar untuk mencari apa sekitarnya Ada barang yang bisa di gunakan untuk membersihkan dan mengobati lukanya.

Ia menemukan air mineral kemasan, kapas, dan perlengkapan obat lainnya di sebuah box.

"Akan sedikit perih." Ucapnya sambil menyiram kaki gadis tersebut yang luka.

"Ugh!"

Situasi ini cukup memprihatinkan. Gadis Itu menahan rasa sakit sampai Kai selesai mengobatinya.

"Berat... Berbeda dengan orang yang sehat. Oh, iya. Tadi... Saat lompat ke air... Rasanya... Benar-benar seperti akan jatuh. Tapi berkat itu kami jauh dari para pengejar."

"Apa kau merasa jijik?" Tanya gadis tersebut.

"Eh?"

"Melihat luka berwarna biru. Awalnya, kau sudah kaget hanya dengan melihat tanganku." Jelasnya.

"Ah, itu... Ng... Mungkin karena sekarang ada hal yang lebih penting." Katanya.

"Hal yang lebih penting?"

"Agar bisa melarikan diri."

"..."

"Selesai! Cobalah berjalan."

Kai sudah selesai dengan kegiatannya mengobati luka perempuan Itu.

"Sudah terasa lebih baik?" Tanya Kai.

"Iya."

"Aku jadi sedikit lega. Waktu itu aku merasa kau tidak mengingatku sama sekali. Aku jadi sedikit ragu. Apa mungkin kau hanya mirip?" Pernyataan gadis itu.

"Tapi, ucapanmu sama seperti dulu."

"Saat itu aku mengatakan apa?" Tanya Kai.

"Sekarang yang paling penting adalah memahami penyakit Ini." Jawabnya.

"Tapi tatapanmu selalu berbeda. Kau selalu memikirkan perkembangan ke depan. Jadi, sekarang aku sudah yakin kalau kau memang Kai."

Gyuts Deg.

Kai merasa nyari saat mendengar dirinya di panggil "Kai".

"Tadi kau juga memanggilku begitu. Apa itu namaku?" Tanya Kai penasaran.

"Iya."

"Seperti nama orang yang sama sekali nggak kukenal." Batin nya.

"Kalau kau?"

"Hm?"

"Siapa namamu?" Kai dari tadi memang merasa penasaran dengan siapa nama gadis Ini.

"Namaku... Meer."

---

Jangan lupa like dan follow akunku! Terimakasih^^




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Blue PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang