Baikan!

259 24 0
                                    

.

.

.

Masih memikirkan perkataan Bryan yang memang ada benarnya, dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Yah memang dia suka Fian, entah kenapa juga saat itu malah membentak dan menyakiti hatinya.

Entah bagaimana perasaan Fian sekarang. Dan kak Gupi yang sangat mencintai Daddy Mario, juga Win yang sangat menyayangi Bryan karena memang Bryan adalah tipe cowok yang meskipun terlihat kaku dan kasar, dia memiliki hati yang baik dan dewasa. Maka enggak heran dong, Win suka Bryan dan menentang Leo.

"Apa aku terlalu memaksakan mereka? Aku cuma kuatir sama mereka" Ucap Leo dalam hati.

Beranjak bangun dan keluar Apartemen ingin menemui Fian.

Sampai pada depan pintu kebetulan Fian juga keluar Apartemen.

Jreng...

Mereka saling pandang sebelum  akhirnya Fian mengalihkan pandangannya dan pergi melinggalkan Leo yang masih terpaku di sana.

...

"Fian tunggu!" seru Leo menghentikan langkah kecil Fian.

Tak menoleh sedikitpun "Kita enggak ada urusan lagi kan kak Leo?" Melanjutkan langkah kecilnya

"Maafin aku!" Seru Leo kembali.



Fian membalikkan badanya menatap Leo dari jarak tempat dia berdiri.

"Aku minta maaf! Aku....pengen kita....aku kangen sama kamu!

"Kangen? Why? Ohh! Atau kak Leo cuma rindu sama tubuh Fian?"

"Enggak Fian, kamu salah paham!" Berjalan pelan mendekati Fian "Maaf Fian, aku emang kasar, dan enggak pernah mikir kalau ngomong. Tapi tolong maafin aku ya Fian!" memegang salah satu telapak tangan Fian.

"Kenapa kak? Kenapa kak Leo benci Daddy? Alesannya apa? Sedang kak Leo enggak kenal Daddy. Dulu aku juga enggak suka sama mommy Gupi, tapi setelah kenal, aku jadi tau, kalau mommy Gupi itu baik. Aku enggak suka tapi bukan berarti aku benci sama Mommy" Air mata yang akan menetes.

"Aku tau Fian. Tapi rumor mengatakan kalau Mario itu pernah cerai sama mantan pasangannya karena dia enggak baik" Bela Leo.

"Iya, Daddy cerai dengan Mama ku Tapi Daddy memperjuangkan hak asuh aku sama kak Bryan, karena Daddy sayang kita. Lalu dari mana Daddy keliatan enggak baik? Sedangkan Daddy selalu merawat dan mendahulukan kita berdua!"

Sejenak Leo berpikir lagi "Itulah kenapa kamu dan Bryan tumbuh menjadi cowok baik dan bisa berpikiran dewasa seperti sekarang!" ucap Leo dalam hati.

"Sekarang mikir apa lagi?" Fian membuyarkan lamunan Leo.

"Aku ngaku salah Fian! Tolong kamu maafin aku yah!" kali ini memegang dua tangan Fian.

"Kak Leo serius minta maaf? Lalu gimana perasaan kak Leo sebenarnya ke Fian?"

"Aku suka sama kamu! Aku bingung pada awalnya, tapi ya...baru aku tau kalo aku nggak cuma suka, tapi sayang."

"Kak Leo serius?" Tanya Fian Ragu.

"Iya serius!"

"Buktinya?"

"Kamu mau bukti apa?"

"Aku enggak tau!"

"Ayolah Fian! Apapun yang kamu minta!"

"Tapi kak Leo bilang kalau kak Leo Straight!"

"Iya, tapi, aku udah kecanduan sama kamu. Kalau enggak, buat apa aku minta maaf kamu? Memohon!"

Sejenak Fian terdiam...

Memutar bola matanya, menggembungkan pipinya memikirikan bukti apa yang akan dia minta pada Leo, lalu sebuah ide terbesit "Kita makan ice cream yuk kak!" ajak Fian.

"Cuma itu?"

Dan Fian hanya mengangguk gemas sambil memperlihatkan senyum kecilnya.

"Kamu mirip Win!"

"Win? Kak Win pacarnya kak Bryan? Adik Kak Leo"

"Win itu kakakku! "

"Oh yaa? Miripnya dari mana?"

"Udah jangan banyak tanya! Ayo kita cari ice cream!" Leo menarik tangan Fian dan mereka berlari bersama walaupun saling tatap, tak melihat jalan yang mereka lewati.
 


   ...



"Makasih udah ngajak Fian makan ice cream?"

"Sama-sama Fian. Kamu suka makan ice cream?"

"Suka, manis dan dingin, seperti.............."

"Seperti apa?" Tatap Leo pada si kecil di sebelahnya.

"Enggak kok!" Pipinya yang mulai memerah karena menahan malu.

"Kamu kenapa Fian?" masih terus menatap Fian tanpa mengalihkan pandangannya.

"Jangan mandangin aku kak!" Mencoba mendorong Leo masih menahan malunya.

"Kamu mau kan jadi pacar aku Fian?" Ajak spontan Leo.

Fian menoleh lagi menatap wajah tampan di sampingnya "Hah? Apa barusan yang kak Leo bilang?" Menatap Leo tanpa berkedip.

"Mau enggak jadi pacarku?" Mendekatkan wajahnya ke bibir mungil Fian.

Kedipan mata Fian jadi lebih cepat dari biasanya. Menahan nafas kala aroma nafas Leo terasa hangat menyentuh hidungnya. Sedetik kemudian ice cream yang di genggam Fian di luncurkan pada pipi Leo, sehingga ada bekas noda ice cream yang terlukis di sana.

"Fian!" Mengusap bekas ice cream di wajahnya.

Fian yang usil lantas berlari karena kejahilannya. Dan Leo pun ikut mengejar si kecil Fian yang berlari ke random arah untuk menghindari tangkapan Leo "Fian berhenti kamu!" masih terus mengejar Fian.

"Kak Leo jelek banget kak! Kejar Fian kalau bisa!" Terusan berlari tanpa memperdulikan Leo.

Tawa mereka pecah di sertai tetesan ice cream yang tercecer ke tanah taman belakang Apartemen.

Sungguh pemandangan yang indah kala Mario dan Gupi menatap mereka berdua dari teras Apartemen mereka.

"Liat deh Daddy, mereka udah baikan!" Nyandar nyaman di salah satu bahu Daddy Mario dengan di peluk Daddy dari belakang.

Tangan Daddy juga sejak tadi tak berhenti mengelus perut gembung Gupi.

"Mereka saling suka? Aku kira dulu cuma Fian yang suka Leo. Dan cintanya tak berbalas" Ucap Daddy.

"Daddy salah! Leo itu suka Fian, hanya dia adalah makhluk bodoh yang tidak pernah bisa mengutarakan perasaanya kepada orang yang dia sayang. Salah-salah malah dia nyakitin orang tersebut!"

"Memangnya seperti itu yah adek?"

Gupi membalikkan badannya melingkarkan kedua tangannya pada leher Daddy Mario.

"Leo itu bodoh. Tapi dia pintar memilih pasangan. Dan Win, dia itu kek anak kecil yang harus selalu di bimbing. Tapi dia cukup pintar memilih Bryan sebagai pacarnya"

"Jadi, adek juga laki-laki bodoh karena memilih Daddy?"

Mengerucutkan bibirnya "Salah! Aku beruntung punya Daddy di sisiku. Dan dia!" Menyentuh perut gembungnya bahagia.

Mereka saling menautkan ranum. Tak perduli hal-hal di sekitar mereka.







***

Apartemen  [Tiga pasangan Gay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang