2. Earphone

9 3 1
                                    

Cuaca hari ini cukup mendung, hingga membuat Kinara mempercepat langkahnya menuju halte bus, setelah sampai, Kinara menaiki undakan tangga dan berjalan perlahan,

Kinara berbelok ke kanan untuk menuju tempat menaiki bus Transjakarta,

Kinara berdiri di tempat pengisian saldo untuk mengecek sisa saldo kartunya, apakah masih cukup atau perlu di isi ulang,

24.000 masih banyak ternyata.

Saat meninggalkan mesin tersebut, langkah dihentikan oleh seseorang,

"Maaf, boleh pinjam kartu buat masuk? Nanti uangnya diganti. Kartu gue tadi jatuh," ujar seorang laki-laki yang memakai seragam sekolah yang berbeda dengannya,

Kinara mengangguk, "Boleh," katanya mempersilahkan laki-laki itu berjalan terlebih dulu,

Kinara menaruh kartunya pada mesin tap kemudian menyuruh laki-laki itu masuk duluan, kemudian ia menyusul setelah melakukan tap ulang,

"Terima kasih, ini uangnya," laki-laki itu memberikan selembar uang lima ribu rupiah,

"Ngga ada uang pas aja? Gue ngga ada yang receh buat kembalian,"

"Ngga usah dikembaliin, ambil aja,"

"Ngga pa-pa?"

"Iyaa, ngga apa-apa,"

"Okee, terima kasih," Kinara mengambil uang tersebut dan langsung mengantonginya,

"Terima kasih kembali, btw gue Aldrik," laki-laki itu menjulurkan tangannya,

"Kinara," ujar Kinara tersenyum kecil,

"Mau duduk?"

Kinara memperhatikan tempat duduk yang berada di halte, tidak ada siapapun di halte tersebut selain mereka dan petugas halte yang sibuk dengan alat pengukur suhu ditangannya,

"Boleh," mereka berdua memutuskan untuk duduk bersampingan,

Sebenernya Kinara sedikit tidak nyaman karena ia tidak terbiasa berbicara dengan orang yang baru dikenalnya, namun ia mencoba terlihat biasa saja.

•▪︎•

Hujan tiba-tiba menjadi sangat deras, disertai kilat dan guntur, langit menjadi semakin gelap, walaupun jam masih menunjukkan pukul lima sore,

Sudah hampir 15 menit Kinara menunggu bus tapi belum ada datang, sebenarnya tadi ada, tapi bus itu terisi penuh sehingga membuat Kinara tidak jadi menaikinya,

Aldrik, laki-laki yang tadi juga masih setia duduk disampingnya. Dan orang-orang yang menunggu bus juga semakin bertambah di halte tersebut,

Kinara ingin mengeluarkan handphone-nya untuk mengabarkan orang tuanya kalau sepertinya ia akan pulang telat, tapi tidak berani karena kilat yang sering muncul,

Sebuah earphone terjulur didepannya ketika ia sedang menunduk menatap sepatunya, Kinara menatap tanya pada Aldrik,

"Siapa tau lo mau dengerin lagu?"

Kinara mengambil earphone tersebut dan memasangnya di telingan kanannya, "Terima kasih," ucapnya,

"Gue ngga tau lo suka lagu apa, jadi gue muterin lagu yang lagi hits di spotify. Atau lo mau milih lagunya?" ujar Aldrik memberikan handphone-nya,

"No! Gue suka lagu ini kok, ini aja ngga apa-apa, makasih yaa," kata Kinara ketika mendengar lagu Wish You Were Sober milik Conan Gray mengalun di telinganya,

"Hmm. Tumben-tumbenan lama ini bus datengnya, mana sekalinya dateng penuh," gerutu Aldrik,

"Mungkin karena hujan, trus ini juga jam pulang kantor kan,"

"Hmm bener juga," Aldrik menatap Kinara, "Naik arah kota?" tanyanya,

"Iyaa, lo juga?"

"Yoii, bareng kali kita?" Ujar Aldrik tersenyum simpul,

"Boleh, emang lo turun dimana?"

"Tosari,"

"Ohh, duluan lo berarti,"

"Emang lo turun dimana?"

"Harmoni, gue transit disana,"

"Jauh juga rumah lo, kenapa milih sekolah deket sini?"

"Karena salah satu sekolah favorite mungkin,"

Aldrik mengerutkan keningnya, "Mungkin?" tanyanya sedikit bingung dengan ucapan Kinara,

"Iyaa sekolah ini kan salah satu sekolah favorite, jadi orang tua gue nyaranin masuk disini," Aldrik mengangguk paham,

"Lo? Sekolah lo kayaknya bukan deket sini," tanya Kinara melihat seragam batik Aldrik yang berbeda,

"Emang bukan, gue abis bolos,"

Kinara melotot terkejut, pantes aja, perasaan gue baru liat itu batik.

•▪︎•

Pukul set enam kurang, mereka menaiki bus transjakarta bersama, dan berdiri di dekat pintu karena tidak memungkinkan untuk masuk ke dalam,

Mereka diam sibuk memandangi jalanan, ditemani dengan lagu yang terus berputar di dari playlist Aldrik,

Ketika bus berhenti, Aldrik akan menarik Kinara didekatnya untuk memberikan jalan bagi penumpang yang akan turun ataupun naik,

Ketika ada celah, Aldrik menarik Kinara masuk lebih ke dalam bus, dan berdiri di tempat yang sedikit jauh agar tidak berdesakan dengan orang-orang,

Kinara berpegangan pada lengan Aldrik karena tinggi badannya yang tidak mendukung untuk memegang pegangan yang ada di atas bus,

Kenapa si pegangannya tinggi banget. Gerutunya dalam hati,

Aldrik juga memegang pundak Kinara demi menjaga keseimbangan perempuan itu, tanpa sadar tindakan tersebut membuat jantung Kinara berdegub kencang,

"Are you okay?" bisik Aldrik karena melihat Kinara seperti tidak nyaman,

Kinara menatap sebentar pada Aldrik, "Iyaa," jawabnya,

"Kalau ngga nyaman bilang yaa? Nanti coba geser-geser biar ngga kesempitan,"

"No! No! Ngga pa-pa kok, udah biasa juga,"

"Okay. Gue bentar lagi turun, lo pindah ke depan aja, mumpung ada celah," kata Aldrik menyuruh Kinara berpindah tempat, karena sebentar lagi halte tempat ia turun akan sampai,

"Oke oke, makasih yaa Drik, hati-hati,"

"Sama-sama, hati-hati jugaa," ujar Aldrik sambil mengusap rambut Kinara,

"Bye," Kinara berjalan ke depan, dan saat sampai ia menengok ke belakang untuk melihat Aldrik yang ternyata juga sedang menatapnya, Kinara melambaikan tangannya, begitupun Aldrik,

Halte Tosari, perhatikan langkah Anda saat akan turun.

Pintu terbuka, Aldrik melangkahkan kakinya keluar, berjalan menuju arah keluar halte. Tapi, sebelum itu dia sempat menengok untuk melihat Kinara, setelah bus yang ditumpangi Kinara pergi, ia melanjutkan langkahnya keluar, tak lupa meminjam kartu pada penumpang lain agar ia bisa keluar dari halte.

Sedangkan Kinara baru menyadari bahwa earphone milik Aldrik masih terpasang ditelinganya, ia baru sadar ketika alat tersebut bersuara power off,

Kinara melepaskan earphonenya, dan bingung memikirkan cara mengembalikan earphone tersebut pada Aldrik karena mereka tidak bertukar kontak sama sekali,

Satu harapannya meski kecil, semoga ia bertemu kembali dengan Aldrik untuk mengembalikan earphone milik laki-laki tersebut.

•▪︎•

E.N.D

Alhamdulillah bisa buat cerita yang kedua,

Sampai ketemu di cerita lainnya.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang