Sudah seminggu semenjak Jiwoo pindah ke rumah barunya, ia hanya berdiam diri didalam rumah sesekali Jimin datang untuk memantau nya saja, takut terjadi hal-hal yang tak diinginkannya, siapa tau Jiwoo nekat hanya karna sakit hati.
"Bosan sekali rasanya, sudah tak bekerja dirumah hanya sendirian hufftt"
"Apa aku video call Hyuka saja ya?"
Jiwoo segera menelepon adik nya, namun nomernya tak aktif.
"Tumben sekali Hyuka tak mengangkat telepon ku.."
Jiwoo yang merasa bosan seharian hanya dikamar, ia memilih keluar dari kamarnya dan bersantai di ruang tamu seraya menonton drama.
Tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintunya, kira-kira siapa ya yang datang kerumah nya tengah malam begini?
*Tok..tok*
Karna Jiwoo hanya tinggal seorang diri, ia tak bisa sembarangan membuka pintu rumahnya, takut jika orang asing yang datang. Dengan begitu ia melihat di layar samping pintu nya, syukurlah yang datang orang yang sangat ia kenal.
"Maaf mengganggu mu malam-malam.."
"Aniya, terimakasih sudah berkunjung."
"Aku membawakan sesuatu untukmu.."
"Wah tak perlu repot-repot Jim, selalu saja setiap datang kemari pasti membawakan sesuatu.."
"Tak sengaja di pinggir jalan tadi ada yang berjualan, lalu ramai sekali jadi aku penasaran, ternyata jualan teokbokki"
"Humm seperti nya enak Jim"
"Kau belum makan kan?"
"Belum, aku tak nafsu makan. Aku selalu kepikiran Hyuka.."
"Hyuka? Siapa itu?"
"Adikku Jim, si Kai. Aku memanggilnya Hyuka."
"Astagah ku fikir siapa."
Suasana malam hari begitu hangat kala keduanya menyantap semangkuk Teokbokki hangat di ruang tamunya seraya menonton drama romance.
"Jimin, aku bosan sekali dirumah."
"Lalu kau mau apa? Apa kau mau bekerja?"
"Wah boleh juga, sudah lama sekali aku tak bekerja Jim."
"Ingin bekerja di kantor ku?"
"Memangnya ada lowongan?"
"Ada kalau untukmu."
"Ck! Kau ini, kalau dari perusahaannya tak sedang membuka lowongan tak akan mungkin bisa kalau aku melamar."
"Bisa kok, kan aku yang pun---"
"Kecuali kalau kau yang punya perusahaan pasti nya aku bisa diterima hahaha" ucap Jiwoo memotong omongan Jimin.
Jimin terdiam, ia hanya tersenyum pada Jiwoo. Dia lupa kalau Jiwoo tak tahu Jimin bekerja sebagai apa di kantornya, sepertinya lebih baik Jiwoo tidak mengetahuinya.
"Kau mau melamar kerja kapan?"
"Lebih cepat lebih baik, Jim."
"Kalau aku kirim CV nya lewat email bagaimana?"
"Lebih baik sih langsung ke kantor saja, bagaimana kalau berangkat bersama besok."
"Berangkat bersama? Rumahmu terlalu jauh Jim, nanti kau bisa terlambat kekantor kalau menjemputku dulu"
"Kita berangkat dari sini."
"Maksudmu?"
"Bolehkah aku menginap hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP FATHER
FanfictionBagaimana perasaanmu jika cinta pertamamu menikah dengan Ibu kandungmu? Meski sudah menjadi bagian dari masalalu tetap saja akan sakit hati jika mantan terindah mu yang belum bisa kau lupakan menikahi ibu kandungmu. Ya, itulah yang dirasakan gadis c...