Bae Jiwoo baru saja terbangun kala terusik dengan ketukan pintu yang cukup mengganggu pendengarannya. Terdengar suara Huening Kai memanggil-manggil namanya.
Tok
Tok
Tok"Noona, bangun.. ada Jimin Hyung menjemput mu Noona.." Kai menggedur-gedur pintu kamar Jiwoo hingga Jiwoo tidurnya terusik, kemudian ia segera membuka pintunya.
Masih dengan keadaan mengantuk, Jiwoo mengusap-usap matanya tanpa menyadari jika yang berada didepan pintu adalah Park Jimin.
"Hoaam, ada apa sih Hyuka? Mengganggu tidurku saja!" Gerutu Jiwoo tanpa melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Selamat pagi menjelang siang nona Bae Jiwoo, apa anda melupakan sesuatu?" Ucap Jimin dengan suara khas nya yang langsung diketahui Jiwoo, ia pun melotot untuk memastikan suara itu adalah suara Jimin. Dan Jiwoo begitu terkejut mendapati Jimin sekarang dihadapannya.
"Heol, Jimin-aah.. sedang apa kau dirumah ku?" Kaget Jiwoo bukan main.
"Menjemput tuan putri yang terlambat pergi kekantor." Sindir Jimin seraya terkekeh.
"Hah, terlambat?" Jiwoo semakin bingung dengan perkataan Jimin.
"Nih, lihat jam berapa sekarang!" Jimin mengulurkan ponselnya agar Jiwoo melihat jam yang tertera.
"Jam sembilan lewat dua puluh menit, hah??!! Astaga aku terlambat dua jam setengah, aduh bagaimana ini Jim baru saja satu hari kerja sudah terlambat begini, aku takut sajangnim marah besar Jim.." Jiwoo panik sampai ia meremas surainya.
"Tenanglah jangan panik, langkah pertama lebih baik kau mandi dulu. Biar masalah terlambat ini aku yang urus, aku beritahu sajangnim kalau kita berdua ada urusan. Bagaimana?" Jimin menenangkan Jiwoo agar tak terlalu panik.
"Lalu urusan apa yang ingin ku buatkan sebagai alasan Jim? Memangnya Sajangnim akan terima alasan kita?"
"Sudahlah menurut saja, serahkan semua padaku, eoh." Jiwoo mengangguk ia pun mempersilahkan Jimin masuk kedalam kamarnya.
Jiwoo masuk kedalam kamar mandi sedangkan Jimin memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan televisi, ia menyeduh kopi instan yang tersedia di meja kemudian mulai menyalakan televisi menonton acara berita terkini.
Memakan waktu sepuluh menit, Jiwoo sudah selesai melakukan aktivitasnya, kini ia tampil rapih dan formal. Jimin salah fokus dengan wangi parfume Jiwoo, ia begitu wangi sampai Jimin seketika merasakan sekujur tubuhnya merinding.
"Jimin-aah maaf aku lama, Kajja kita berangkat." Seperti tak mendengar, Jimin malah terpelongo melihat Jiwoo tanpa berkedip.
"Hei Jimin-aah kok malah melamun, bukannya buruan!" Jiwoo berteriak menyadarkan lamunan Jimin.
"Ahh iya, ayo kita turun kebawah. Aku harus pamitan dengan Ibu dan Ayah tirimu"
"Nee Jim.."
Sesampainya dibawah Seokjin tengah bersantai menonton televisi sedangkan Nyonya Bae tengah mengupas buah-buahan dan menyediakan nya untuk Seokjin. Jimin dan Jiwoo pun berpamitan pada keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP FATHER
FanfictionBagaimana perasaanmu jika cinta pertamamu menikah dengan Ibu kandungmu? Meski sudah menjadi bagian dari masalalu tetap saja akan sakit hati jika mantan terindah mu yang belum bisa kau lupakan menikahi ibu kandungmu. Ya, itulah yang dirasakan gadis c...