0005

1.1K 123 1
                                    

Setelah mengantar renjun, jaemin langsung pergi menuju lantai sepuluh tanpa menghiraukan para karyawan rumah sakit yang menggosipkan tentangnya dan renjun karena kepura-puraan yang sedang mereka jalani saat ini.

Jaemin sontak saja langsung masuk kedalam ruangan rawat Kim heejin dan mengecek keadaan wanita itu. Dia mencatat semuanya dengan sangat baik juga memberikan beberapa tambahan obat kedalam infusnya itu.

"Setelah kau sadar, aku harap kau menjauh dariku selamanya." Monolog jaemin.












Renjun masuk kedalam ruangannya dan mendudukkan bokongnya pada kursi karena pinggangnya sangat sakit sekali. Padahal belum ada satu hari dia berpura-pura hamil, jika bukan karena sahabatnya dia mungkin tidak akan bersusah payah melakukan hal ini.

Tok...tok...tok...

"Ini kami njun." Ucap Haechan dan Yangyang bersamaan.

"Masuklah!"

Ceklek.

Haechan dan Yangyang langsung masuk dan melihat sahabat mungil mereka itu sedang menyandarkan tubuhnya itu.

"Apa sangat berat njun?" Ucap Haechan.

"Menurut mu saja. Aku benar-benar salut dengan mamaku. Dia mampu menanggung beban ini selama lima kali." Ucap renjun.

"Kau memang. Aku juga sangat salut pada mommyku." Ucap Haechan.

"Aku juga sama. Tapi, kalau boleh jujur kau sangat menggemaskan njun." Ucap Yangyang.

"Benar juga. Kau sangat menggemaskan, seperti bayi membawa bayi." Ucap Haechan tersenyum.

"Bersenang-senang lah di atas penderitaan ku. Aku benar-benar berharap semua ini berjalan dengan cepat, dan tidak sampai tahap serius dimana aku dan jaemin menikah. Itu bisa sangat aneh untuk orang yang tidak terlalu mengenal." Ucap renjun.

"Kau benar juga. Lagian kami akan sangat kasihan padamu karena kau harus berakhir dengan jaemin sih robot itu." Ucap Haechan.

"Aku juga tidak akan terima jika sampai tahap itu. Kau bisa dapat yang lebih baik lagi." Ucap Yangyang.

"Sudahlah. Aku benar-benar sangat lelah sekarang." Ucap renjun menutup matanya.

"Njun? Botol apa ini?" Ucap Haechan hingga Yangyang juga ikut penasaran dan menatap bingung renjun.

"Itu, Mama menyuruhku membawanya. Isinya hanya susu rasa stroberi milikku. Kata Mama biar sandiwaranya lebih baik dan semua orang bisa mengira itu susu hamil."b Ucap renjun tanpa membuka matanya.

"Wah, kau benar-benar menjalani dengan baik sandiwara ini njun." Ucap Haechan dan Yangyang bersamaan.

Tepat saat itu, pintu ruangan renjun dibuka oleh salah satu suster yang menangani operasi pasien bersamanya dan Haechan kemarin.

"Somi? Ada apa?" Ucap Haechan sedangkan Yangyang hanya menatap saja.

"Pasien yang kemarin dokter renjun dan dokter Seo operasi sudah sadar." Ucap somi.

"Baiklah. Saya akan mengeceknya segera. Kau bisa pergi." Ucap renjun.

"Baik dok." Ucap somi yang juga menatap perut renjun yang buncit dan benar-benar kaget apalagi dia dengar itu adalah anak renjun dan jaemin.

"Kenapa kau belum pergi?" Bingung Yangyang.

"Ini saya akan pergi dokter Moon." Ucap somi lalu segera keluar dari ruangan renjun.

"Kau disini saja. Biar aku saja." Ucap Haechan.

"Tidak perlu, aku saja. Kau pasti punya jadwal operasi atau janji dengan pasien bukan?" Ucap renjun.

"Kau yakin?" Ucap Haechan merasa sangat kasihan pada renjunnya itu.

"Hmm. Aku akan pergi sekarang." Ucap renjun lalu kembali berdiri dan mengambil stetoskop juga memakai jas dokternya lalu berjalan keluar dengan perutnya yang agak membuncit karena memakai baju pura-pura hamil itu.

"Aku kasihan melihatnya." Ucap Yangyang.

"Aku juga." Ucap Haechan. Lalu mereka berdua segera keluar dari ruang renjun dan mengurus pasien masing-masing.








Didalam ruangan pasien...

"Selamat pagi." Ucap renjun tersenyum.

"Pagi dok." Ucap pasien wanita itu tersenyum.

"Bagaimana keadaanmu Kim Na Kyung-ssi." Ucap renjun tersenyum pada pasien yang dia operasi dengan Haechan kemarin.

"Sudah lebih baik dokter."

"Dimana keluargamu?" Ucap renjun sembari mengecek keadaan Na Kyung.

"Keluargaku sudah membuang ku dok. Aku tinggal sendirian saat ini. Aku juga tidak tau bagaimana cara membayar rumah sakit." Ucap na Kyung menangis.

"Maafkan saya. Tenanglah. Aku akan membayar untukmu. Tidak masalah." Ucap renjun tersenyum.

"Aku pasti akan terus membantumu setelah ini." Ucap na Kyung.

"Hmm." Ucap renjun tersenyum sembari mengangguk.

"Sudah berapa lama kandunganmu dok?" Ucap na Kyung tersenyum.

"4 bulan. Kau tetap istirahat ya, saya akan permisi." Ucap renjun lalu diapun keluar dari ruangan rawat Na Kyung sembari membawa catatan milik pasien itu.

Setelah keluar diapun memegang pinggangnya karena sangat sakit lalu diapun duduk sebentar didepan ruang rawat Na Kyung. Hingga jaemin pun lewat dan melihat renjun lalu menghampirinya bahkan berjongkok dihadapannya karena dia harus bersandiwara dengan baik. Lalu jaeminpun memegang perut pura-pura hamil renjun lalu mengelusnya. Renjunpun terkejut lalu membuka matanya.

"Jaemin?!" Kagetnya.

"Apa kau lelah sayang? Maafkan aku membuatmu lelah." Ucap jaemin lembut.

"Tidak masalah." Ucap renjun.

"Kemari. Aku akan menggendongmu keruanganmu." Ucap jaemin.

"Tidak perlu. Aku akan duduk disini sebentar." Ucap renjun.

"Kalau begitu keruanganku saja." Ucap jaemin lalu diapun langsung menggendong renjun ala bridal style dan renjunpun langsung melingkarkan tangannya pada leher jaemin membuat mereka saling bertatapan.

"Pegang yang erat." Ucap jaemin datar.

"Hmm." Ucap renjun sembari menganggukkan kepalanya. Dan mereka berduapun tidak perduli dengan omongan semuanya. Sedangkan renjun dan jaemin sama-sama bingung dengan perasaan mereka itu.














































∆∆∆












Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Raining (jaemren)🌿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang