0008

868 111 8
                                    

"Wah, apa kau sedang bercanda Jung Jaemin?" Ucap Guan Lin menatap datar jaemin yang sekarang berdiri dihadapannya menyembunyikan renjun di belakang tubuhnya.

"Kau pikir aku suka bercanda begitu? Aku tidak pernah bercanda untuk hal ini, dan kau! Minta maaf pada tunanganku! Dan jangan katakan kata-kata kasar itu dihadapan tunanganku. Apa kau mengerti?"

"Apa kau pikir aku akan percaya? Mana bukti yang menyatakan kau adalah tunangannya? Dan bukti kalau itu adalah anakmu? Bagaimana kalau dia adalah jalang?"

Bugh!

Jaemin menonjok Guan Lin hingga pria itu mundur beberapa langkah dengan sudut bibir yang berdarah.

"Aku peringatkan padamu! Jangan pernah mengatai tunanganku! Kau! Tunggu surat pengadilan dariku." Ucap jaemin sangat marah, bahkan dejun benar-benar sangat kaget karena semua itu dia sangat yakin kalau adiknya pasti sangat terluka begitu pula dengan Kun yang melihat sedikit dari jauh.

Setelah mengatakan hal itu, jaeminpun berbalik dan melihat renjun yang telah menangis dalam diam. Diapun langsung menggendong renjun ala koala dengan tatapan kaget semuanya bahkan Haechan dan Yangyang juga sama kagetnya. Lalu jaeminpun langsung membawa renjun pergi.






Di perjalanan..

Jaemin terus melajukan mobilnya kemanapun sedangkan renjun hanya diam saja. Jujur semua perkataan Guan Lin dan perbuatan pria itu, membuatnya merasa terhina bahkan membuatnya tak bisa lagi hanya untuk sekedar bekerja kembali di rumah sakit itu.

"Renjun?" Renjun hanya diam dan menatapnya.

"Tidak perlu kau pikirkan. Sekarang kau tenang saja, dan akan aku pastikan dia masuk kedalam penjara "

"Aku tidak memikirkan hal itu, hanya saja aku merasa seperti tengah mengotori wajah keluargaku. Bahkan wajahku sendiri. Aku rasanya tidak sanggup untuk menatap semua orang, bahkan datang bekerja saja aku tidak sanggup." Ucap renjun menundukkan kepalanya.

"Kau tenang saja. Sekarang yang penting kau tenang dulu."

"Kita akan kemana? Ini bukan arah menuju mansion ku." Ucap renjun.

"Aku akan membawamu ke apartemen milikku. Disana adalah tempat yang bagus untuk menenangkan diri." Ucap jaemin datar. Dan renjun hanya diam saja. Lebih baik dia mengikuti apa kata pria itu, karena dia memang butuh ketenangan saat ini.







At. Apartemen jaemin.

Jaemin memasuki apartemennya dengan renjun yang mengikutinya dari belakang.

"Kau bisa bersih-bersih, aku akan mengambilkan bajuku yang sedikit kecil. Dan kau juga bisa melepaskan baju hamil itu."

"Hmm. Makasih. Kamar mana yang bisa aku gunakan?"

"Ayo, disini hanya ada satu kamar, kau bisa bersih-bersih dan istirahat." Jaeminpun berjalan lebih dulu dan mempersilahkan renjun masuk dan diapun mengambilkan baju kaus panjang yang sudah kecil juga celana training. Sedangkan jaemin pergi keluar untuk menghubungi jeno.

Di ruang tengah apartemen.

Jaemin langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nama jeno.

"Hallo jen.*

"Ada apa jaem?"

"Hal buruk telah terjadi. Guan Lin membuat masalah di rumah sakit, aku ingin kau mengajukan tuntutan ku untuknya. Pencemaran nama baik."

"Aku mengerti, aku akan pastikan itu."

"Oke." Lalu jaeminpun langsung mematikan ponselnya dan menghubungi sang ayah.

"Dad?"

"Ada apa?"

"Tolong katakan pada yuta otusan. Kalau jaemin membawa renjun ke apartemen pribadi jaemin dekat pantai. Dan tolong buat klarifikasi kalau jaemin akan menikahi renjun. Karena sih brengsek Guan Lin mencari gara-gara dia bahkan menghina renjun di hadapan semua orang dirimah sakit hari ini. Jadi, tolong lakukan semuanya."

"Daddy mengerti. Daddy harap kau bisa menenangkannya juga kau tenangkan dirimu. Percayakan semuanya pada Daddy, mengerti?"

"Hmm, kalau begitu aku matikan." Jaemin mengakhiri panggilannya bertepatan dengan renjun yang keluar dari kamarnya dengan baju kaos yang ternyata masih kebesaran bahkan celana trainingnya juga sama.

"Sudah selesai?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Yasudah, kau bisa menikmati waktu dan jangan pikirkan kata sih brengsek itu. Aku akan bersih-bersih." Ucap jaemin lalu masuk kedalam kamarnya sedangkan renjun hanya memandang pantai dari jendela saat ini dengan pikiran yang benar-benar tidak baik-baik saja. Bahkan keadaannya juga sama.

"Apa mungkin semua yang kulakukan ini benar? Bagaimana jika ini menyakiti otusan, Mama dan semuanya?" Monolog renjun dan tanpa sadar meneteskan airmatanya.




























∆∆∆













Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🤔
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Raining (jaemren)🌿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang