0010

890 102 1
                                    

Jaemin dan renjun masih saling diam dengan pikiran masing-masing apalagi perkataan renjun tadi benar-benar membuat jaemin merasa sangat bahagia(?) Tapi kenapa? Apa dia jatuh cinta lagi saat ini?

Drrtt...Drrtt...Drrtt...

Renjun lantas melihat nama yang tertera di ponselnya dan mengangkatnya.

"Iya Chan?"

"Njun, kau harus segera kerumah sakit, baejin tiba-tiba saja pendarahan."

"Apa?! Bagaimana keadaannya?!" Kaget renjun. Bahkan jaemin langsung melihat kearahnya.

"Kau harus segera kesini."

"Baiklah." Renjun langsung mematikan ponselnya dan melihay jaemin.

"Kita harys kerumah sakit."

"Kenapa?"

"Baejin pendarahan."

"Baiklah, kau tenang dulu. Ingat sandiwara itu renjun. Perutmu." Ucap jaemin dan renjun langsung masuk kedalam kamar yang ada di apartemen itu untuk memakai baju hamil itu dibalik baju jaemin yang dia gunakan.

"Ayo jaem." Ucap renjun dan jaemin langsung menyusulnya bahkan mereka tak perduli dengan wartawan sama sekali.

At. Jung hospital.

Jaemren sampai bahkan mereka menerobos para wartawan yang ingin menghentikan mereka dan berlari masuk ke ugd.

"Bagaimana keadaannya?"

"Kau tenang dulu renjun. Sebelum menanyakan keadaannya kau harus lihat keadaanmu dulu." Ucap Haechan kesal.

"Aku sangat cemas Chan."

"Aku tau. Kau tenamg dulu, dejun ge ada didalam." Ucap Haechan.

"Dia akan baik-baik sajakan?" Ucap renjun.

"Dia akan baik-baik saja injunie." Ucap winwin dan renjun langsung memeluk ibunya itu.

"Mama hikss... Maafkan injunie hikss..."

"Tak masalah sayang. Kau tenang ya." Ucap winwin sembari mengelus punggung sempit anaknya itu. Dan bebetapa menit kemudian, winwin merasakan pelukannya memberat lalu diapun melonggarkan nya dan kaget melihat renjun pingsan.

"Renjun pingsan." Ucap winwin. Dan jaemin langsung dengan sigap menggendongnya dan memeriksa nya.














Keesokan paginya, renjunpun terbangun dan melihat kalau dia ada didalam ruang rawat bahkan dia melihat orangtuanya, gegenya, adiknya, kakak sepupunya bahkan jaemin ada disana.

"Ma?"

"Kau sudah sadar sayang? Apa yang sakit?" Ucap winwin dan serentak semuanya bangun. Jaemin langsung mendekat dan diapun mengecek keadaan renjun.

"Baejin bagaimana ge?" Ucap renjun melihat dejun bahkan dia tak perduli dengan keadaannya saat ini.

"Kau harus kau memperdulikan dirimu dulu baru orang lain." Ucap jaemin datar.

"Aku sangat cemas dengan baejin."

"Bayinya tak bisa diselamatkan njun, dan berarti kau tidak perlu bersandiwara untuk hamil lagi sekarang. Semuanya tau kau keguguran." Ucap dejun. Renjun menangis mengetahuinya.

"Aku ingin melihatnya." Ucap renjun duduk tapi jaemin langsung membuatnya tiduran kembali.

*Tidak Renjun, kau baru saja sadar. Kau harus istirahat." Ucap jaemin datar.

"Apa urusannya denganmu! Kau bukan siapa-siapa ku Jung Jaemin! Jadi jangan campuri urusanku!" Marah renjun.

"Kau harus nurut padaku Nakamoto Renjun."

"Kau tak punya hak apapun."

"Aku punya. Aku calon suamimu, aku tidak perduli dengan sandiwara itu. Aku akan tetap.menikah denganmu, untuk menjagamu dari sih brengsek Guan Lin itu. Jadi, turuti aku." Datar jaemin dan renjun hanya bisa diam sembari meneteskan airmatanya. Sedangkan jaemin langsung keluar dari ruang rawat itu, winwin juga langsung menenangkan anaknya itu. Yuta akhirnya keluar dari ruang rawat anaknya itu. Dan berdiri dihadapan jaemin yang duduk menundukkan kepalanya. Jaemin yang melihat sepasang kaki langsung mengangkat kepalanya.

"Yuta otusan?"

"Aku butuh bicara denganmu berdua nak." Ucap yuta dan diapun berjalan lebih dulu diikuti oleh jaemin di belakangnya.


























∆∆∆









Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🤔
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Raining (jaemren)🌿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang