[1]

222 34 3
                                    

"Astaga."

Berjalan melewati trotoar di pagi hari untuk pergi ke sekolah, seorang gadis bersurai abu-abu dengan bola mata biru laut tiba-tiba menghentikan langkah.

Gadis itu membeku sekilas, dirinya tidak sengaja menemukan sebuah patung burung yang tergeletak di bawah pohon yang dekat dengan jalan raya. Tatapannya berubah sedih, dia mendekat dan memungut patung itu lalu mengelus sekilas dengan salah satu tangan.

"Kasihan sekali, kenapa belakangan banyak patung burung walet berserakan?" Aoi bergumam, entah kenapa perasaannya berubah sayu.

"Untuk sebuah fenomena, ini sudah terlalu jauh," Aoi bergumam lagi, dia tidak sembarangan mengatakannya.

Memang benar, belakangan banyak sekali berita nasional dan internasional yang heboh karena munculnya eksistensi patung burung walet dengan jumlahnya tidak wajar. Semua spesies burung walet seakan hilang tanpa sisa, anehnya semua itu tergantikan dengan patung burung yang ukirannya sangat detail untuk sebuah patung.

Selesai berdiam diri, Aoi memasukkan patung itu ke dalam tasnya. Aoi kembali berjalan ke sekolah dengan matahari yang semakin siang dan waktu hampir memasuki jam terlambat.

Begitu melihat jam tangannya, Aoi mau tak mau harus sedikit berlari untuk menambah kecepatan. Walau sebenarnya jam sekolah sedikit lebih longgar karena baru saja mengadakan Festival Budaya, Aoi tidak ingin lengah begitu saja terhadap jam masuk.

"Aoi-chan!"

Cukup dekat dengan sekolah, Aoi menurunkan kecepatannya bersamaan dengan suara orang tengah memanggilnya. Aoi pun menengok, dia melihat Yuzuriha berjalan kearahnya setelah memanggil dirinya.

"Ohayou, Aoi-chan! Kenapa buru-buru sekali?" Yuzuriha menyapa sekaligus bertanya, sepertinya dia melihat Aoi berlari menuju sekolah.

Aoi tertawa sekilas, "Ohayougozaimasu, Yuzuriha-san. Sebenarnya hari ini banyak yang harus diselesaikan dan kubereskan."

Aura ceria menguar dari Yuzuriha, siswi dari Klub Kerajinan itu sangat biasa dengan respon Aoi yang cenderung sopan, lembut, dan lirih. Walau pertemanan mereka sudah terjalin cukup lama, sejujurnya Yuzuriha belum sepenuhnya terbiasa dengan tata bahasa yang dipakai Aoi. Belum lagi, gestur Aoi yang secara otomatis menumpu kedua tangan diatas paha membuat Yuzuriha berpikir Aoi sangat berwibawa dengan sifat lembutnya.

"Sudahlah Aoi-chan, jangan terlalu sopan kepadaku!"

Mereka berdua pun berjalan memasuki sekolah, sesekali berbincang soal Festival Budaya yang baru saja dilaksanakan.

"Sebenarnya aku tidak ingin berkomentar, hanya saja Senku-san bertindak sangat jauh saat festival kemarin." Aoi harus mengeluarkan isi hatinya walau tak ingin.

Senku—Ketua Klub Penelitian Sains sekaligus partnernya—secara terang-terangan mempromosikan Roket ke khalayak umum. Tentu saja, hal itu sangat menggemparkan orang-orang yang melihat. Terlebih lagi Senku mengatakannya tanpa beban.

"Kuakui Senku-san memang serampangan terhadap penelitiannya, tapi itu berlebihan." Aoi tidak dapat menyembunyikan lagi kesuramannya begitu bercerita.

"Dari dulu Senku-kun memang begitu," Yuzuriha hanya dapat merespon dengan tawa canggung, sesekali mengelus punggung Aoi yang sangat amat kelelahan dengan sikap Senku.

Laki-laki bersurai bawang anti gravitasi itu memang minim sopan santun terlepas dari kejeniusannya yang selangit.

Yuzuriha sebenarnya kehabisan kata-kata penyemangat, karena segala macam semangat itu sudah dia katakan sebelumnya.

Pseudosains [Dr Stone x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang