EPISODE: 1.

374 47 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zayne mengambil satu buah majalah di toserba, serta mengambil cemilan untuk nanti malam. Sebagai fotografer, ia suka rupa-rupa model yang terpampang diatas kertas, dengan editing yang memukau, Zayne sekedar dapat mengaguminya.

Tetapi dibalik itu semua, ia mengoleksi kamera berbagai jenis. Dan tak lupa lensa nya.

Ia sekedar siswa biasa dengan hobi yang sederhana. Mungkin.

Ia menyisip teh kaleng yang sempat ia ambil, dengan seragamnya yang masih ia pakai. Pukul sembilan tepat, dan ia bahkan belum saja berangkat. Kelasnya dimulai jam delapan tadi, sedangkan Zayne bersantai disini.

Ponselnya berdering, nama Matthew menampakkan diri di layarnya.

"Izin, sakit, apa bolos?"

"Izin aja lah. Males. Meskipun udah seragam lengkap." Ucapnya dengan santai.

Matthew mendengus, "Pak Lou udah mau marah nih lihat absen kamu yang banyak."

Kali ini Zayne mendengus. Ia lantas membawa kameranya untuk masuk kedalam tasnya, dan bergegas menuju sekolahnya. Teleponnya masih tersambung dengan Matthew, berusaha mendengar ocehannya sedari tadi.

Zayne mematikan sambungannya setelah berada didepan kelas.

Jelas-jelas tidak ada guru yang sedang duduk ataupun mengajar. Kelas yang sunyi, dan tertinggal satu kursi.

Matthew tertawa, menepuknya dari belakang. "Kamu, sih. Kebiasaan absen terus kalau soal datang ke kelas. Lagipula, Pak Lou memang marah kok beberapa hari lalu. Sekarang, ayo duduk. Guru bakalan datang, udah aku panggil." Zayne mendelik, menuju meja nya untuk merebahkan pantatnya diatas kursi. Ia masih membawa majalah potret model yang sempat ia beli.

Dan lagi, ia suka dengan rupa model yang rupawan.

Dalam hitungan detik, guru datang. Sembari membawa satu murid dibelakangnya.

"Halo anak-anak." Sapanya. Dan satu kelas lantas menoleh dan menjawab, terkecuali Zayne.

"Hari ini, Bapak membawa siswa baru. Silahkan." Ucap Wali Kelas, dengan senyum tipis terukir diwajahnya. Pria itu mengenalkan diri, dan satu kelas berkata

"Halo, Raymond."

***

Bel sekolah berdering dengan nyaring. Waktu untuk belajar berhenti sejenak, diselingi waktu istirahat. Zayne bergumam, kantin pasti sudah penuh.

Ia memilih diam dan bermain ponsel. Sebagian data dari kameranya ia pindahkan ke ponsel. Berniat ia posting ke dalam media sosialnya yang memiliki pengikut sekitar ratusan. Ia hanya ingin membagi hal indah yang pernah ia temukan.

Embun di kaca jendela kamar tidurnya, daun yang memiliki butiran air setelah hujan, kucing berwarna abu yang sedang meneduh dibalik daun besar di halamannya. Menggemaskan.

More Closer. [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang