Part 3

221 54 17
                                    

"Bagaimana, apakah anda bisa memenuhi satu syarat yang saya ajukan?" tanya Jisoo disela-sela pertemuannya dengan Lisa. Jisoo melihat raut wajah kaget Lisa saat dia mengajukan syarat tersebut. Dia menginginkan agar Rosé yang menjadi model untuk produknya?

Lisa mengerutkan dahi. Bagaimana bisa tuan Kim meminta istrinya untuk menjadi model produk mereka, pikirnya. Lisa menimbang kalimat yang akan dia gunakan untuk menolak persyaratan dari Jisoo. "Rosie bukanlah seorang model, tuan Kim." Lisa menjawab santai, berusaha menutupi kegugupannya. "Bagaimana jika saya ajukan nona Jennie Kim sebagai model untuk produk anda?"

"Nona Jennie sudah terlalu sering muncul sebagai model bahkan untuk produk-produk serupa, kami butuh medel baru yang masih fresh" timpal Jisoo. Saya beberapa kali bertemu dengan nona Roseanne, dan saya pikir dia yang paling cocok untuk produk kami," lanjutnya.

Lisa hanya diam, tersirat keraguan di wajahnya dan Jisoo bisa melihat ini. "Pikirkanlah dulu, tuan Manoban tapi keputusan saya final, Roseanne atau tidak ada kesepakatan," tegas Jisoo.

Lisa keluar dari ruangan Jisoo dengan raut bingung. Bagaimana bisa dia merayu istrinya yang bahkan sudah tidak berminat melihatnya. Sementara project ini adalah project impiannya selama berkarir sebagai fotografer profesional.

'Bisa kita bertemu?' sebuah pesan dia kirim kepada istrinya.

'Dimana?' sebuah balasan singkat dia terima dari istrinya. Segera dia kirimkan alamat sebuah restaurant sebagai tempat pertemuan mereka.

===

"Serius, Lisa? Aku pikir kita akan membahas sesuatu yang penting." Rosé geram mendengar permintaan Lisa untuk membantunya menjadi model untuk produk KJ Corp.

"Tolong aku kali ini, aku sudah mengajukan Jennie sebagai model tapi tuan Kim menolaknya." Lisa memohon.

Jennie, mendengar nama itu membuat darahnya mendidih. "Dengan satu syarat," tawar Rosé. "Setelah ini kita urus perceraian," lanjutnya.

Syarat yang diminta Rosé tentu saja membuatnya tercengang. Lisa hanya diam, tak tahu harus merespon seperti apa. "Kau sudah ada Jennie, jadi lepaskan aku. Jangan jadi serakah dengan ingin keduanya." Kemudian Rosé beranjak dari duduknya, meninggalkan Lisa sendiri.

Lisa merenung memikirkan permintaan istrinya. Rosé adalah orang pertama yang membuatnya benar-benar jatuh cinta hingga dia menghilangkan kebiasaannya bermain dengan gadis-gadis. Istrinya adalah wanita yang baik, bisa memilikinya adalah sebuah keberuntungan.

Kebodohannya membuatnya berada di posisi sulit kali ini. Rosé adalah cintanya, dia hanya terperosok dalam pesona seorang Jennie Kim dan itu bukan cinta. 'Baiklah, aku menyetujui persyaratan darimu.' pesan tersebut dikirim ke istrinya.

Hari berikutnya Lisa kembali menemui Jisoo di kantornya. Kali ini dia tidak sendiri tetapi ditemani oleh istrinya, Rosé. Senyum Jisoo terkembang melihat kehadiran wanita itu. Sementara Rosé sedikit terkejut melihat Jisoo.

===

Rosé keluar dari ruang ganti, pakaian yang digunakannya memberi kesan elegan. Perhiasan milik KJ Corp terlihat menjadi lebih eksklusif dipakainya. Jisoo memang tidak salah memilihnya sebagai model untuk merepresentasikan produk mereka.

"Luar biasa, saya tidak salah memilih orang untuk menjadi model produk kami. Saya sangat suka dengan hasilnya." Ucap Jisoo ketika melihat foto-foto hasil pemotretan.

"Tapi ini adalah yang pertama dan terakhir, tuan Kim." ucap Rosé, "saya hanya membantu suami saya, dan ini bukan dunia saya." lanjutnya.

Jisoo yang mendengar itu pun merasa sedih, berarti kesempatannya untuk bisa mengenal Rosé lebih dekat sudah tidak ada lagi, "Sayang sekali, nona." ucapnya. "Saya tidak bisa memaksa anda."

===

"Jadi?" Rosé memulai obrolan
"Jadi?" Lisa bingung dengan yang dimaksud istrinya
"Perceraian kita," ucap Rosé cepat.

"Apa tidak ada kesempatan kedua buatku?" suara Lisa bergetar. Dia tidak menyangka istrinya benar-benar serius dengan ucapannya. "Aku pikir kau mencintaiku.

Mata Rosé membulat mendengar ucapan suaminya itu. "Cinta? Kau bicara tentang cinta tapi kau meniduri modelmu itu." geram Rosé.

"Aku mohon beri aku kesempatan kedua," Lisa menggenggam tangan istrinya, memohon untuk dimaafkan.

Kesempatan kedua? Seharusnya kau berpikir sebelum menduakanku dengannya. Aku sangat mencintaimu tapi aku tak bisa mentolerir sebuah penghianatan. Dan kini, cinta itu sudah hilang. Batin Rosé

Rosé menarik tangannya, "aku tidak bisa, cinta itu sudah hilang saat aku melihatmu dengannya. Jadi tolong segera urus perceraian kita." dengan itu Rosé pergi meninggalkan Lisa.






KETIKA CINTA HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang