Part 1

1.6K 70 0
                                    





Pagi menyapa, sinar mentari bersinar terang. Langit cerah tanpa awan mendung sedikit pun yang menghiasi. Sinar mentari dengan malu-malu menyusup melalui celah yang ada dijendela kamar yang kordennya terbuka atau memang sengaja dibuka? Mengusik kenyamanan dua sejoli yang masih terlelap nyaman dibawah selimut tebal mereka. Atau lebih tepatnya sikecil?

"Eungghh..." Lenguh si kecil.

"Bangun sayang, udah siang, gak jadi jalan-jalan nih?" Tanya namja tampan yang memeluk sikecil posesif.

"Yima menit yagi ayah." Pinta sikecil dengan mata berkaca-kaca.

"No! Ini udah jam 8 nanti kita kesiangan terus gak jadi jalan-jalan, emang mau?" Kata sang ayah. Sikecil menggeleng. Menyusupkan wajahnya didada bidang sang ayah dan memeluknya erat.

Sang ayah terkekeh gemas melihat ulah putra semata wayangnya. Putra yang selama 3 tahun ini ia rawat seorang diri tanpa bantuan istrinya.

"Ayo cepat kita bangun terus mandi, lalu sarapan terus berangkat." Kata sang ayah.

Sikecil mengangguk antusias lalu segera beranjak kekamar mandi dengan setengah berlari hingga membuat sang ayah tergopoh-gopoh menyusulnya.

"Astaga! Kookie! Jangan lari-lari! Nanti jatuh!" Peringat sang ayah.

"Hihi... Tootie penen cepet jayan-jayan ayah." Kata sikecil girang.

"Iya, tapi jangan lari-lari, nanti kalau jatuh malah gak jadi jalan-jalan lagi." Kata sang ayah sembari mencubit gemas hidung bangir sikecil yang hanya terkikik geli.

"Baik ayah." Kata sikecil lalu merentangkan kedua tangannya minta digendong.

Sang ayah terkekeh lalu segera mengangkat sibuah hati. Membawanya kekamar mandi lalu memandikannya sekaligus membersihkan dirinya sendiri.

Setelah membersihkan diri, keduanya lalu sarapan bersama dengan diselingi tawa girang dari sikecil yang sangat antusias.

"Kookie, habiskan cepat sarapannya." Titah sang ayah.

"Baik ayah. Ahjumma aaa..." Sikecil meminta suapan terakhir dari maid yang menyuapinya.

Setelah sarapan, kini keduanya tengah bersiap untuk berangkat jalan-jalan sesuai keinginan sikecil.

"Ok. Tidak ada yang tertinggal?" Tanya sang ayah.

"Tidak ayah. Cudah cemua. Cucu stlobeyi, cucu picang, cookies, camiyan, emm-" sahut sikecil sembari memasang mode sedang mikir.

"Makan siang?" Tanya sang ayah.

"Cudah!" Sahut sikecil.

Lalu keduanya pun segera berangkat ketaman kota. Setelah sampai ditaman kota, mereka langsung menggelar tikar dibawah pohon yang rindang.

"Kita duduk disini aja ya sayang, kalau kejauhan nanti susah yang mau beres-beres." Kata sang ayah.

"Iya ayah, dicini caja cudah baik." Sahut sikecil tersenyum manis.

Sang ayah tersenyum, mengecup kening sikecil dengan sayang. Menyalurkan kasih sayangnya yang sangat besar untuk sibuah hati.

"Ya sudah, sekarang ayo kita mulai pikniknya!" Kata sang ayah menyemangati sikecil.

"Ayo!" Sahut sikecil antusias.



------------------------------


"Ayah, ayah!" Panggil sikecil.

"Iya sayang ada apa emm?" Tanya sang ayah.

"Tootie mau mam eskim." Kata sikecil sembari memanyunkan bibirnya lucu.

My Little Angel 🐯🐰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang