chapter 5

17 3 0
                                    


"Eh udah-udah kalian jangan berantem,yaudah kalau gitu kita bertiga pamit dulu ya nay,naz" lerai baruna karena takut ada perdebatan antara dua orang perempuan itu.

Setelah itu para cowo-cowo pun segera pergi dari meja tersebut dan kini hanya tersisa Nayla dan Nazwa saja.

"Lo bisa gak sih kalo ngomong di saring dulu?"ujar nayla yang masih tampak kesal dengan nazwa sahabatnya itu.

"Apaansih" balas nazwa merasa tak bersalah.

"Sekali lagi gua liat lo ngomong kayak gitu di depan temen-temennya keanu awas lo ya." ujar nayla lagi memberi peringatan kepada sahabatnya itu.

"Gua hanya ngomong fakta aja" ucap nazwa yang masih merasa tak bersalah lagi.

"Kita juga udah tau kalau sifat diana emang udah kayak gitu naz. Lo kenapa sih jadi sensian gini? Apa karena si ali itu lo jadi kayak gini iya?" tanya nayla kepada nazwa sedangkan orang yang ditanya hanya diam saja.

"Ko lo diem? Apa jangan-jangan lo suka sama ali?" tanya nayla lagi dan memang benar kenyataannya seperti itu.

"Ga jelas" balas nazwa dan langsung pergi dari kelas tasya dan diana.

"Sabar nay sabar orang sabar di sayang banyak orang" ujar nayla sambil mengelus dada melihat kelakuan sahabatnya itu.

Tidak lama setelah itu tasya dan diana pun balik ke kelasnya lagi dan siapa sangka ketika diana ingin masuk ke dalam kelas sudah ada ali di depan pintu. Mau apa dia? Kayang? Ah tidak mungkin.

"Lo habis dari mana?" tanya ali kepada diana sedangkan diana hanya menundukkan kepala saja.

"Minggir" balas diana yang akhirnya mulai mengeluarkan suaranya.

"Gua tanya lo habis dari mana diana?" ujar ali yang masih terus bertanya kepada diana.

"Ali fransakti mohon minggir gua mau masuk kelas" ucap diana yang ingin mencoba masuk tapi ali terus saja menghalanginya.

"Jawab" ujar ali yang masih terus memaksa agar diana menjawab pertanyaan yang ali berikan tadi.

"Hak lo apa nanya-nanya gitu?" balas diana memberanikan diri supaya bisa menatap mata indah milik ali fransakti.

"Ga ada tapi emangnya gua salah kalau nanya aja?" ucapnya lagi tidak mau kalah dengan diana.

"Minggir ali gua mau masuk cape" ujar diana yang sedang tidak bersemangat untuk berdebat dengan ali hari ini.

"Kalo lo ga mau jawab berarti hari ini lo duduk berdua sama gua" ujar ali yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Modus" balas diana yang langsung memberikan tatapan tajam untuk ali.

"Modus modus gini lo suka sama gua" ucap ali yang memang benar ada nya.

"Gak usah kepedean" balas diana yang sudah sangat panik tapi dia masih bisa mengontrol wajahnya supaya tidak terlihat panik.

"Bukannya kepedean tapi gua udah tau semua" ujar ali kepada diana dan seketika itu diana langsung menatap ali lagi.

"Tau apa?" tanya diana yang tidak mengerti apa maksud ali.

"Gua tau lo suka sama gua diana" balas ali kepada diana,sedangkan diana? Sudah tentu panik.

"Maaf" ucap diana meminta maaf sedangkan ali bingung kenapa diana harus minta maaf?.

"Maaf untuk?" tanya ali kepada diana.

"Maaf karena itu" ujar diana yang sudah tidak berani menatap mata indah milik ali.

"Ga perlu, lo berhak suka sama gua" balas ali yang langsung mengerti apa yang dirasakan oleh diana.

"Lo ga marah?" tanya diana kepada ali tapi masih menundukkan kepalanya.

ALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang