Ashel PovBagaimana aku harus meneruskan cerita ini, saat ternyata tinta pena ku ada padamu,
Bagaimana aku harus mengimbangimu ketika dirimu saja mulai asing untuk diriku,
Lalu harus ku cari kemana kalau ternyata hati saja sudah sanggat merindu, bukan pada kasih,
tetapi luka yang harus kau sembuhkan.
Segala perhatian ini membuatku haus,Tubuh ku merindu, semua nya bagai pecutan lara,
Meraung raung pada ronga gelap menuju duka.Hentikan kalau memang kau sendiri tak siap menangung nya.
Tetapi ketika sebalik nya maka bertahan lah, hukuman mu selamanya. Selamanya bersamaku.Ternyata cinta saja tidak akan cukup, karna yang kau hadapi saat ini adalah adel,
Kau akan merasa di cintai di segala sudut, tetapi ketika kau menyakitinya, maka tempat untuk menyembuhkan luka nya hanya dengan perlakuan yang harus membuat dia bertekuk lutut padamu.Boleh saja aku pergi, boleh banget. Tapi bukan ashel namanya karna dunia nya sekarang adalah Adel,
Tolong katakan ini naif , tapi cinta, kata yang begitu di agungkan di puja puja bahkan di dewakan menjadi pernyataan dari segala kasi sayang dan luka. Bahkan ketika cinta itu sendiri berujung kematian, tetap lah ia dengan segala makna yang di agungkan.
Persetan semua yang tau hanya dia dan hatinya,
Bahkan ketika dunia saja menolak kisah mereka,
Cinta tetaplah cinta,Aku harus menenangkan dari mana lagi, bukan hanya hati nya yang terguncang, tapi kurasa rasa kehilangan yang amat sangat membuat nya kehilangan logika,
Aku minta maaf, hanya itu yang mampu aku utarakan,
Diam mu ternyata ikut menyeretku kedalam lubang lara, seolah menelan kita berdua,
Tolong waktu cepat lah berlalu, aku ketakutan akan sikap nya ini.Merokok, satu kejutan yang aku sendiri bahkan terlalu takut membayangkan nya,
Kehilangan ku apakah ini yang dia lakukan, menyakiti diri nya, bahkan ketika dia kecelakaan harus nya aku sadar, dari mana dia sendirian membawa mobil, samar aku dengar dia memyetir tanpa sabuk pengaman,
Bahkan ada yang di sembunyikan
Aku tau dia dalam pengaruh alkohol, mungkin itu yang membuat kakak kakak nya begitu menbenciku,"Del.. kamu kenapa ngerokok, sejak kapan?"
Tanya ku takut takut, sekarang dia sedikit tenang, pandangan nya sudah sedikit terfokus,"Aku pusing, "
Pendek nya, lalu dia menaruh kepala nya di pundak ku , memainkan ujung rambutku,
Harus kah aku bersikap keras disaat seperti ini,
Harus ku apakan dia.Sungguh aku ingin sekali memarahi nya.
Sial aku merasa benar dan salah di waktu seperti ini.
Sekarang malah dia melilitku bagai ular, entah hilang kemana tadi setan yang merasuk ke tubuh nya,
Aku duduk tanpa alas di balkon apartemen nya dan dia memeluk ku dari samping kaki nya ikut melilit ku dengan kedua tangan memeluk pinggang ku erat,Jangan tanya posisi kepala nya , bagai anak ayam kedinginan dia menyembunyikan wajah nya di leher ku,
Tertidur.
Entah aku harus senang atau sedih sekarang.
Aku mengajak nya ke arah kamar, aku tidak mungkin mengiyakan kita disini terus, dingin banget ya kali.
Dia hanya diam menunduk entah malu atau masih kesal dengan ku,
Malu kayaknya abis ngamuk.keliatan banget cinta nya sama aku, pake mau mati segala,
Mo ketawa tapi terlanjur sayang gimana dong.Liatin aja ninggalin aku bakal aku roasting seumur hidup.
Aku menyuruh nya tidur,
"Mau kemana? "
Tanya nya masih malu kayaknya dia buat ngeliat aku aja dia kaya ga sanggup. Kasian.
"Ga aku temenin kamu, kamu tidur ya?"
Aku pun merebahkan tubuh ku di samping nya, adel menarik ku kedalam pelukanya,"Maafin aku, jangan tinggalin aku ya"
Katanya aku pun menangukan di pelukannya.Berdamai dengan diri sendiri adalah jalan keluar dari segala nya,
Namun keras dengan diri sendiri juga bukan yang terbaik.Semua nya pada akhirnya hanya lah masalah waktu,
Waktu yang akan menentukan apakah perlakuan kita salah.
Atau sebalik nya,
Semua hanya waktu yang menentukan.Akan bagaimana kisah ku dengan nya nanti biar lah waktu yang menentukan.
Selagi di hadapi berdua aku akan baik baik saja.
Tamat....
KAMU SEDANG MEMBACA
After END ✅
FanfictionPenyesalan. cinta . lalu penghiatanan mencoba membangun diri dari rasa sakit yang luar biasa dari orang yang kita cinta. Kita akan menyadari seseorang itu akan berharga ketika kita sudah kehilangan, namun sebelum kehilangan itu mendekat, bisakah kit...