Rahma...

395 16 3
                                    

Suara ayam berkokok saling bersautan dan angin yang sejuk menemaniku di pagi manis ini. Ku lihat arah jendela, sinar mentari kembali menyinari kecantikan bumi ini. Ku tolehkan kepalaku ke arah jam dinding milikku yang menunjukan bahwa sekarang pukul 07.30. Aku tersenyum sambil memikirkan bahwa sekarang hari yang indah telah tiba. Ya,sabtu! Dimana dihari ini adalah hari untuk bermalas-malasan. Dan tergesit di fikiranku bahwa kemarin baru saja kelasku memenangkan perlombaan Ghost One itu! Senyuman ku bertambah lebar karna hal itu tergesit di fikiranku.

"omooo! This my good day. Thanks god!" Teriak ku dalam hati

Ku tolehkan lagi kepalaku ke arah meja belajar. Kulihat ada sebuah jam tangan berwarna abu-abu bergambar harimau pemberian Rahma.

but,WAIT!!!!!!
Rahma?

Ya Tuhan, aku lupa! Aku lupa bahwa sahabatku sedang koma di rumah sakit! Senyuman indah menyambut pagi cerah ini seakan hilang di rebut oleh kekhawatiranku terhadap sahabatku,Rahma.

Ku ambil iPhone ku di sebelah jam tangan itu, lalu ku telfon Kiki.

"Hallo,ki?"
"Iya rick? Lo dimana? Gue udah dijalan mau ke rumah sakit ini. Lo udah dirumah sakit?"
"Ya Tuhan ki sorry gue lupaa. Gue sekarang mau mandi dulu terus langsung ke sana yaa. Sorry,see you"

Ku matikan hpku lalu aku melepas pakaian ku dan melilitkan handuk di pinggangku dan aku langsung berlari ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah kurang lebih 30 menit aku mandi aku langsung mengambil pakaian ku dan ku pakai dengan cepat.
Ku ambil hpku dan langsung bergegas ke arah garasi. Mungkin, entah karna aku terburu-buru aku terjatuh "aww!shit!oh god,please!"

Langsung ku nyalakan motorku dan langsung berangkat ke rumah sakit. Perjalanan ke rumah sakit kurang lebih 30 menit karna jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku.

Ku arahkan mataku lurus ke depan, tak ku pedulikan yang lain, hanya RAHMA! Dan entah kenapa otak ku ini mengingatkan mimpiku tadi malam. Entah benar apa yang dikatakan kakek-kakek itu atau itu memang hanya halusinasiku saja. Fikiranku benar-benar bercampur aduk, aku tidak bisa berkonsentrasi mengendalikan motorku.
"OUGH! wtf!!" Aku menabrak motor yang berada di depanku. Aku terjatuh, dan betapa beruntungnya orang yang ku tabrak dapat melanjutkan perjalanannya. Tidak seperti aku yang terjatuh sampai ke pinggir jalan. Sakit memang tapi aku berfikir bahwa lebih sakit Rahma bagiku. Aku langsung berdiri dan memaksakan diri untuk terus melanjutkan perjalanan.

Setelah beberapa lama, aku tiba di rumah sakit dan aku melihat Kiki telah menungguku di depan pintu masuk rumah sakit

"Lu kenapa? Itu kaki lo gapapa?" Tanya Kiki seraya menyambutku
"Engga gapapa tadi cuma nabrak" Jawabku
"Et dah, lu hati-hati rick!" Bentak kiki memarahiku
"Gue ga fokus nih, tadi kefikiran bahwa tadi malem..........."
"Ah kelamaan, buruan samperin Rahma!" ucap Kiki memotong pembicaraanku.
Aku dan Kikipun langsung berlari mencari ruang 'tidur' Rahma. Dari kejauhan kita melihat Bu Ani yaitu kepala Panti Asuhan yang mengasuh Rahma dari dulu.

"ibu! Gimana rahma bu?" Tanyaku
"Rahma masih belum sadar nih rick, ibu gatau harus gimana lagi ibu cuma bisa bantu doa. Ibu juga minta tolong ya nak tolong doain Rahma." jawab Bu Ani sambil berusaha memberhentikan air matanya
"Tenang aja bu,kita akan selalu doain Rahma kok."

Dari kejauhan kita melihat Wisnu dan Sarah yang berlari.
"Rick!! Ki!!" Teriak Wisnu
"Hoyy!!" Jawab teriak gue
"Eh, Bu Ani. Gimana Rahma bu?" Tanya Sarah
"Rahma masih belum sadar sar, lu doain aja terus ya. Kasih support Rahma, kasih support Bu Ani juga." jawab Kiki yang tidak tega melihat Bu Ani menangis
"Eh guys. Gue boleh ngomong bentar ga?" tanyaku
"Apaan rick?" tanya Wisnu
"Apa?" tanya Sarah
"Sini deh, cari tempat yang enak dulu. Soalnya gue mau ngomong penting. Gaenak disini, ada Bu Ani gue takutnya dia makin down." Jawabku sambil mencari tempat untuk kita mengobrol

"Situ aja guys" seru Kiki sambil menunjuk ke arah kursi pojok
Kami pun langsung berlari ke arah tersebut.
"Apaan rick?" Tanya Kiki
"gue mau cerita tapi please lo harus percaya karna ini bener bener real."
"Iya,iya apa?" tanya Wisnu
"Tadi malem gue mimpi tapi mimpi gue kaya berupa petunjuk gitu. Gini deh. Gue ketemu sama kakek kakek yang ngasih tau kalau Rahma bisa sembuh kalau gue bisa nyari pedagang Boneka Horror gue." jelas gue
"Boneka horror?" Tanya Sarah
"Ok. Gue ceritain. Jadi pas gue ulang tahun gue dikasih boneka sama om gue. Dan sejak itulah hidup gue dan orang orang disekitar gue jadi sial." lanjut gue
"Sial? Sial gimana?" Tanya Kiki
"Lo inget kelas kita acak-acakan? Asal kalian tau itu karna boneka horror gue." kataku
"Terus kenapa lo kumpulin boneka itu?"tanya Wisnu
"Gue ga ngumpulin boneka itu!! Gatau deh, dia selalu ngikuti gue kemanapun gue pergi. Gue benci! Dan apa kalian tau kenapa Livia meninggal?" jelasku dan tanyaku
"Kenapaaaaa???!!!"tanya Sarah
"Itu karna disaat gue ceritain boneka itu, dia malah ga peduli sama boneka itu." kataku
"Terus?apa Rahma gara-gara boneka lu? Gara gara apa?" Tanya Sarah
"Mungkin karna pas Ghost One dia ngedandanin boneka itu kali. Aaaaahhh ya Tuhaaaaaannn!!!!!!" kataku lagi
"Oke! Dimana tempat om lu beli boneka itu?" Tanya Kiki
"Singapore." Jawabku
"Kita HARUS kesana!" Jawab Kiki berteriak
"Ya Ampun Ki, singapore tuh jauh banget" kata Sarah
"Tapi gue mau Rahma bangun! Itu aja." Jawab Kiki
"Iya sih, tapi kalau kita udah dateng jauh jauh ke singapore gaada hasilnya gimana?" Tanya Wisnu
"Gini deh, sebenernya gue juga ga begitu ngerti sama permasalahan ini. Masa ada gitu boneka yang bisa bikin temen temen kita mati" ucap Sarah
"Entah lah sar, gue juga mikir gitu tapi its fact, and its true sar" jawabku
"Oke deh guys, sekarang gini aja. Mending kita kasih waktu 2 hari buat kita memastikan keadaan Rahma. Kalah dalam 2 hari itu Rahma bener bener ga sadar, mau gamau kita harus cari si penjual boneka itu. Dan itung itung buat kita nabung lah, gimana?" Ucap Kiki
"Oke deh, gue setuju" jawab Sarah
"Tapi gue mau Rahma cepet cepet sadar!" Jawab Wisnu sambil menendak tembok rumah sakit
"Sabar wis, gue juga maunya gitu, bu Ani juga maunya gitu, kita juga maunya gitu! Jadi sekarang lo tahan emosi lo, lo harus bisa sabar. Gue tau ga gampang buat jadi sabar, tapi kita bisa apa? Ini kehedak Tuhan. Kita ga seharusnya ngelewatin kehendak Tuhan gitu aja" jawabku sambil menepuk-nepuk pundak Wisnu
"Yaudah, yang jelas gue minta ke kalian jangan ada yg tau soal kejadian ini ya. Apalagi tentang boneka itu,karna gue gamau boneka tolol itu ngerusak hidup gue lagi" tambahku

Tiba-tiba ditengah pembicaraan kita, Bu Ani mendekati kita sambil bicara "Nak, kalian pulang aja soal Rahma biar ibu yang jagain ya. Makasih banyak buat semuanya, makasih banyak."

Death DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang