Chapter 5

1K 78 0
                                    


Kemujuran tak berpihak pada Shinichi saat menjalani sidang demi sidang perceraiannya. Walau Eri Kisaki tak menjadi pengacara Ran karena hubungan ibu dan anak, namun Eri Kisaki telah menunjuk pengacara terbaik dari firmanya sendiri untuk menangani perceraian putrinya. Eri Kisaki juga turun tangan membimbing pengacaranya agar dapat memenangkan kasus hak asuh anak. Akhirnya Shinichi kalah telak. Ran mendapatkan hak asuh Yuichi. Shinichi tetap wajib menafkahi putranya dan boleh menjenguknya kapan saja. Pengadilan mempertimbangkan pekerjaan Shinichi yang berbahaya sehingga memutuskan Yuichi sebaiknya berada di bawah pengasuhan ibunya.

"Yuichi tidak mau! Yuichi tidak mau ikut Okasan!" teriak Yuichi saat Ran beserta Eri Kisaki dan tim pengacaranya datang ke rumah keluarga Kudo untuk mengambil Yuichi.

"Yuichi! Ini aku ibumu! Kenapa kau bersikap seperti ini?!" bentak Ran merasa sakit hati.

"Kalau ikut Okasan, Yuichi tak boleh baca buku misteri! Kalau ikut Okasan Yuichi tak boleh jadi detektif!" seru Yuichi dari balik kaki Shinichi.

"Menjadi detektif itu berbahaya! Kau sebaiknya menjadi dokter!" balas Ran.

"Tidak mau! Yuichi mau jadi detektif!"

"Ran... Hentikan..." pinta Shinichi lelah, "kau lihat sendiri Yuichi belum mau ikut bersamamu. Berilah sedikit waktu agar aku bisa membujuknya perlahan-lahan untuk ikut denganmu,"

"Pengadilan sudah memutuskan hak asuhnya di tanganku, jadi dia harus ikut denganku. Sebelum pengaruh misteri darimu semakin meracuni dirinya," Ran bersikeras.

"Kau kan perawat, kau tidak khawatir dengan kondisi psikisnya?" suara Shinichi mulai meninggi.

"Awalnya memang sulit, tapi aku yakin Yuichi akan segera terbiasa. Ayo Yuichi!" Ran meraih tangan Yuichi dari balik kaki Shinichi.

Yuichi merengut, "tidak mau!"

"Ayo Yuichi! Jangan membantah!"

"Tidak mau! Okasan jahat!"

"Ran! Kau menyakitinya!" Shinichi memperingatkan.

Ran tidak menghiraukannya, ia memaksa menggendong Yuichi dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil sedan. Eri dan tim pengacaranya ikut masuk ke mobil. Pada saat mobil berlalu dan melewati rumah sebelah, Profesor Agasa dan Ai baru saja keluar gerbang melihat wajah anak itu yang menempel pada jendela kaca. Wajahnya begitu memelas berharap Ai dan Profesor Agasa bisa menolongnya.

"Yuichi..." mata Ai berkaca-kaca melihat wajah sendu anak itu.

"Ran-Kun... betapa dia telah berubah..." keluh Profesor Agasa.

Ai mendadak terkesiap ketika teringat Shinichi, "Kudo-San!" ia segera berlari ke sebelah, Profesor Agasa mengikutinya.

Pemandangannya begitu mengiris hati. Mereka menemukan Shinichi duduk di ruang tamu dengan kepala tertunduk disanggah oleh sikunya. Tangannya memegang boneka teddy bear kesayangan Yuichi. Lantai karpet masih berserakan buku-buku misteri kesukaan Yuichi.

"Shinichi..." Profesor Agasa memanggilnya dengan nada suara prihatin.

Shinichi tak sanggup menanggapi. Ia menangis dalam diam. Profesor Agasa dan Ai dapat mendengar isakan tertahannya.

"Kudo-San..." Ai perlahan mendekatinya dan menyentuh bahunya.

"Mereka membawanya..." gumam Shinichi parau.

Mata Ai panas oleh air mata.

"Yuichi tidak mau dan mereka tetap membawanya..." keluh Shinichi.

"Kudo-San..."

Partner From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang