6

243 15 11
                                    

Jungkook POV

Tak ada lagi yang bersuara setelah itu. Aku kehilangam semua kekhawatiranku, dan untuk sejenak melupakan beban hidupku. Aku menatap bulan yang bersinar terang. Sangat damai.

Dia memperlambat kayuhannya saat kami melewati sebuah danau dan menyadari bahwa aku menempel di punggungnya, bahkan daguku bersandar di bahunya. Dengan segera aku menjauhkan tubuhku sebelum dia menyadarinya.

Aku mengedipkan mata beberapa kali saat melihat pemandangan danau yang indah. Disana ada jembatan tua yang langsung mengarah ke danau yang terlihat seperti kilauan berlian di bawah cahaya bulan.

“Kau suka?"

Aku mengangguk tanpa sadar dan menggeleng setelah menyadarinya. “Ya … maksudku tidak!”

Dia terkekeh dan dengan cepat membuka bajunya dan meletakkannya begitu saja di tanah. Aku sudah melihatnya shirtless sebelumnya, tapi tetap saja aku masih tidak terbiasa.

“Berenang bersamaku?” tawarnya dengan 
tangan terulur padaku.

Aku menggeleng kuat. Tidak mungkin aku akan mandi di tengah malam seperti ini. Airnya pasti akan terasa lebih dingin dan tidak ada yang tahu binatang apa saja yang bersarang disana, membayangkannya saja sudah membuatku bergidik.

“Tidak. Mungkin saja ada predator di bawah sana.”

Saat dia tidak menjawab, aku mendongak. Dia menatapku sambil tersenyum nakal. "Kalau begitu perhatikan baik-baik."

Dia pasti gila. Meski begitu, aku tetap memperhatikannya saat dia berjalan ke tepi jembatan. Setelah menyeimbangkan tubuhnya dia berbalik untuk menatapku. Seringaian licik tergambar di bibirnya dengan kedua netranya menantangku. Matanya masih menatapku, merentangkan kedua tangannya, dan menjatuhkan tubuhnya. 

Merasa sedikit was-was, aku berlari ke tepi jembatan dan berjongkok untuk mencarinya, aku bernapas lega saat menemukannya. 

"Red!"

Aku menatapnya dan melihat Taehyung berenang ke arahku. Rambutnya basah hingga menempel di dahinya. 

"Giliranmu," perintahnya, berhenti tepat di depanku. Dia melipat kedua tangannya di tepi jembatan. Tangannya yang basah hampir mengenai kakiku.

"Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu 
sepertimu. Aku masih sayang nyawa."

"Apa yang terjadi pada gadis yang aku temui malam itu?"

"Itu bukan aku."

Dia menegakkan tubuhnya dan mendekat ke arahku.

"Ayolah, Red. Hiduplah sedikit. Atau kau takut keluar dari cangkangmu itu?"

Saat aku menatap ke arahnya, dia menggelengkan kepala, memberiku tatapan kecewa kemudian membalikkan badannya, mengabaikanku.

Panas. Aku merasa panas karena kemarahan. Berani-beraninya dia!

Aku melepas sepatuku dan membuka simpul rambutku. Taehyung menatapku dengan mata melebar saat aku membuka jeansku memperlihatkan celana pendekku. Dan hal selanjutnya yang aku tahu adalah, aku berlari ke tepi jembatan dan beberapa detik kemudian aku sudah melayang di udara.

"Tunggu!" teriaknya.

Tapi sudah terlambat. Kumohon jangan ada binatang terutama buaya, batinku hingga aku merasakan air menghantam wajah dan tubuhku. Aku merasa takut dan terkejut saat tubuhku menyentuh dinginnya air. 

Gravitasi menarikku kebawah … kebawah dan semakin kebawah ….

Dimana dasarnya?

Panik, aku berusaha untuk berenang ke atas. Ketika aku menginjak dasarnya, aku meneguk saliva dengan rasa syukur. Tiba-tiba, aku merasakan sebuah tangan membalut bahuku. 

RED (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang