2

229 15 0
                                    

Jungkook POV
Hangatnya mata hari pagi yang meyapa kulitku dengan lembut membuatku terbangun. Aku sedikit melirik ke arah selimut putih yang menutupi tubuhku, ibuku sangat baik sampai menggantikan spreiku. Aku tersenyum, kemudian mengernyit.

Ibuku. Itu tidak mungkin. Ibuku sudah meninggal.

Aku mendudukkan diri dengan kedaan linglung. Berkedip beberapa kali sebelum mengernyit dan merasa panik melihat ruangan asing ini.

Dimana aku? Dan bau aneh apa ini?

"Jangan panik, Kook. Tetap tenang," gumamku, kembali menghirup aroma tidak enak itu dari mulutku.

Berpikir positif, setidaknya aku masih memakai pakaian lengkap. Aku masih bisa mengingat beberapa kejadian kemarin kecuali tadi malam. Aku benar-benar tidak ingat.apa yang terjadi padaku semalam. Yang ku ingat aku diusir dari apartemen karena belum membayar uang sewa selama beberapa bulan. Kemudian meninggalkan rumah dan barang-barang yang aku anggap tidak penting. 

Aku hanya membawa pakaian bagusku dan benda-benda.kenangan dari ibu, lalu menyimpannya di loker kampus.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku datang ke bar bukan untuk mengantar pesanan ataupun membersihkan meja, melainkan untuk minum dan.mabuk.

Dengan rasa parno yang berlebihan, aku segera memeriksa kedua tanganku, dan ternyata masih lengkap, kemudian menggerakkan kakiku yang berada di bawah selimut, dan juga masih lengkap. Mengangkat bajuku untuk melihat apa tidak ada luka di tubuhku, dan lagi-lagi aku beranapas lega. Merasa yakin aku baik-baik saja, pandanganku kemudian beralih pada ruangan ini.

Kata kamar tidak cocok untuk menamai ruangan ini. Bahkan ruangan ini lebih besar dari apartemenku,.dengan berbagai furnitur mahal di dalamnya. Di sebelahku terdapat jendela kaca yang sangat besar, dan dari sini aku bisa melihat pemandangan kota. Kurasa, tempat ini berada di lantai paling atas terbukti dengan pemandangan kota yang tampak sangat kecil dari sini.

Apa jangan-jangan aku melakukan sesuatu yang lebih liar dari hanya sekedar meminum alkohol semalam? Misalnya tidur dengan orang asing yang kaya raya, mungkin? Aku segera menggerakkan bagian.bawahku untuk mengecek keperawananku, tidak sakit. 

Lalu apa yang terjadi padaku?

"Tarik napas, hembuskan. Tarik napas, 
hembuskan."

Perlahan aku turun dari tempat tidur, aku bisa merasakan.bulu-bulu halus dari karpet tempatku berpijak menggelitiki telapak kakiku, siapapun pemilik tempat ini dia adalah orang yang sangat kaya dan aku berharap tidak bertemu dengannya.

Bagaimana jika dia adalah seorang bandar narkoba? Orang kaya bisa saja melakukannya 'kan? Atau mungkin dia ingin menjual organku? 

Tenanglah!

Sebelum meninggalkan tempat ini, aku menyempatkan diri untuk masuk ke kamar mandi. 

Setelah selesai, aku segera membuka pintu, sedikit mengintip dan mataku melebar seketika. Hal pertama.yang aku lihat adalah ruangan besar yang sangat mewah.dan biasanya hanya aku lihat di majalah. Semuanya.terlihat mengkilap dan modern. Dinding berwarna putih, tv besar yang berada di jajaran sofa berwarna krem, kemudian lantai marmer yang terasa dingin menyapa kakiku.

Aku tersenyum kecut melihat semua kemewahan ini.

Hidup ini tidak adil. Aku berjalan berjinjit berusaha untuk meninggalkan tempat ini tanpa ketahuan. 

Napasku tercekat saat netraku tidak sengaja melihat.sosok yang tengah berdiri di dapur. Punggung telanjangnya menghadap ke arahku, dan tubuhnya tinggi,.dengan kulit tan dan lengan kekar terlihat saat dia.menggerakkan tangannya.

RED (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang