Kematian sang Ayah

2.9K 20 0
                                    


Nathan mengemudikan moge-nya dengan kecepatan yang maksimal, menghadang hujan deras dan angin kencang yang menerpa badannya dalam balutan jaket kulit khas badboy pada umumnya. Sedang balapan liar di tengah jalan?  Tidak. Ayahandanya kritis dan mau tidak mau, ia yang sedang dalam masa pelarian akibat suatu masalah harus mendadak pulang untuk menjenguk sang Ayah. "Kamu telat. Dia udah ga ada, barusan jam 18.00 tepat adzan Maghrib." Seorang wanita dengan blouse hitam dan rambut pendeknya yang di shaggy menghampiri Nathan, dia adalah Silvia. Ibu tiri remaja nakal tersebut.

"Semuanya gara-gara elu, semenjak lu Dateng ke keluarga gua, bokap jadi sakit dan hancur begini sampe meninggal." Dengan segenap hati dirinya membenci wanita dengan paras dan tubuh sangat sempurna tersebut, baginya, sang ibu tiri tidak akan bisa menggantikan sosok ibundanya yang telah meninggal dengan kematian yang penuh tanda tanya.

PLAAKK!

"Jangan sembarangan kalau ngomong, cepat bertekuk lutut dan minta maaf." Bukan Silvia yang menampar Nathan di koridor rumah sakit tepat ruangan Pak Brata menghembuskan napas terakhirnya malam ini. Tapi itu adalah supir pribadi kepercayaan sang ibu tiri. "Elu berani nampar gua? Lu berarti udah bosen hidup?" Nathan hendak membalas pukulan yang diprediksi akan jauh lebih parah, tapi dokter dan beberapa staf yang mengurus kematian Brata langsung melerainya.

"Harap tenang dan selesaikan masalah keluarga ini dengan bijak, ini rumah sakit." Dokter itu setidaknya membuat Nathan meredam sejenak lampiasan amarahnya. Tapi tidak dengan kebencian pemuda tersebut yang makin membara. "Maaf atas keributannya, maklum, anak muda masih belum bisa kontrol emosi, benar kan, Nat?" Ia berperangai lemah lembut padahal hatinya menyimpan setumpuk rencana jahat. Pertama, melenyapkan Ibu Nathan untuk merebut Pak Brata, kedua, membunuh pria tua itu untuk mendapatkan harta warisannya dan seluruh aset kekayaan yang seharusnya jatuh kepada Nathan. "Gua mau malem ini bokap dimakamkan, ga perlu nunggu keluarga lu yang gak jelas itu, gua bakal urus semuanya." Nathan tanpa mengganti seragam sekolahnya yang sudah lepek langsung menghubungi agent pemakaman.

"Jangan melawan sama saya, ketika papamu sudah tidak ada, saya yang berkuasa disini, dan kamu gak punya hak sedikitpun untuk menentang, Nat." Kedoknya yang baik hati lenyap ketika Brata telah meninggal, ia mengeluarkan kepribadian aslinya yang dimulai dengan merebut I-Phone anak tirinya tersebut. "Balikin ga hape gua! Balikin! Aaah lu bangsat banget! Gua udah duga kalo lu bukan wanita yang baik-baik!"

Badboy Jadi Waria Season 1-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang