Berpura-pura untuk lari dari masalalu hanya akan membuatmu lelah. Sampai kapanpun dan dimanapun itu. Maka berdamailah.
~Terserah takdir~
Venesia, Italia.
"Bahasa kalbu tentang sebuah cinta, membuat dewasa tanpa adanya dusta."
Seorang gadis berpenampilan rapi dengan almamaternya. Ia tertawa membaca sebuah kalimat dalam buku yang sedang dibaca olehnya.
"What's wrong with you?
Perempuan yang berada didepannya pun menanggapi gadis tersebut. Dia menanyakan apa yang terjadi pada dirinya karena pada saat itu gadis didepannya tengah tertawa lepas seraya menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa, aku hanya tertawa membaca kalimat tentang percintaan ini, Joan."
Seseorang merampas buku itu dari tangannya. "Tentu kau tertawa karena kau tidak percaya dengan kalimat tersebut, benar begitu?"
"Ya kau benar Loretta. Aku pikir jatuh cinta itu justru membawa kita untuk berdusta. Sama seperti masalaluku, dia bahkan berkali-kali berbohong untuk menutupi sebuah kebusukan demi tetap bersama. Aku rasa itu bukan sebuah proses pendewasaan."
"Memang tidak sepenuhnya kalimat itu benar, tetapi dalam sebuah cinta yang sejati akan ada kesepakatan dua belah pihak untuk selalu terbuka dan tentu tanpa ada dusta."
"Ayolah Daisy, kau hanya terkurung dalam masa kelam mu. Jika terus seperti ini, dengan siapa kau bisa menjalani masa tua mu?" tanya Joan. Perempuan berambut pirang yang panjang rambutnya hanya sampai bawah telinga.
Gadis yang dipanggil Daisy itu memiliki nama lengkap yaitu Daisy Nara Caroline. Perempuan asal Indonesia yang saat ini sedang menjalankan studi nya disebuah negara besar, Italia.
Daisy memang sangat menutup diri terhadap lelaki yang beberapa kali hendak membuka pintu hatinya kembali. Ada sebuah kekecewaan yang menjadi alasan kokoh untuk dirinya menjalani kesendirian selama beberapa tahun ini. Bagi Daisy, cinta hanya akan membuat hidupnya menjadi abu-abu atau bahkan hitam pekat dan membuat dirinya terjerat hebat seperti dahulu.
Kali ini Daisy sedikit termenung mendengarnya. Mungkin apa yang dikatakan oleh kedua temannya itu ada benarnya juga.
"Sudahlah jangan membahas hal ini lagi. Kita harus balik ke kelas lagi, lima menit kedepan kelas akan dimulai." Alih Daisy dengan menutup buku tersebut dan menaruhnya kembali di rak buku.
Kedua temannya saling berhadapan, mereka saling menautkan alis ketika Daisy lebih dulu meninggalkan mereka.
"Selalu seperti itu," ujar Joan.
***
Sebuah koper ditarik seseorang dengan langkah kakinya yang panjang. Sambil melihat sekeliling pria itu masih sibuk dengan seseorang yang berada dibalik ponselnya.
"Sam baru saja sampai, Pah. Sam masih mencari rekan kerja Papah, tadi dia bilang sudah sampai di bandara, tapi Sam belum menemukannya."
"Excusme."
Sam berbalik, melihat pria yang sepertinya memiliki umur yang sama dengannya. Pria itu tampak tersenyum kepadanya. Sebelum menanggapinya, ia sempat membuka kembali ponselnya untuk memastikan bahwa pria itu adalah rekan kerja ayahnya.
"Sam tutup dulu telfonnya ya, Pah. Sam sudah bertemu dengan rekan kerja Papah."
Sambungan ponsel itupun terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSERAH TAKDIR
RomansaTitik balik yang membuat seseorang berada pada sebuah kebenaran justru membuat dirinya ingin berbelok arah. Alih-alih yang dibuat untuk bisa berjalan bersama dengan dia justru menjadi sebuah karma. Rasa yang seharusnya tidak ada, cinta yang seharusn...