Vera memajukan badannya ke cermin. Dia mengecap bibir, memastikan jika pulasan berwarna wine masih terlihat apik di bibirnya. Tidak lupa Vera juga menata rambutnya yang hari ini hanya digerai.
"Udah cantik."
Vera menoleh ke belakang, laku tersenyum pada Mbak Yuni yang baru keluar dari bilik toilet.
"Biar lebih rapi aja, Mbak."
Mbak Yuni menggeleng pelan. Ia kemudian berdiri sejajar dengan Vera karena ingin mencuci tangan.
"Kamu nanti yang nemenin Anton rapat sama Pak Surya, ya?"
Vera tersenyum, lalu mengangguk. Alea masih cuti setelah menikah, jadi nanti dia yang akan menemani Anton.
"Aku keluar duluan ya, Mbak. Mau nyiapin buat meeting."
"Eh, iya Ver."
Vera keluar dari toilet, lalu berjalan menuju mejanya. Dari kejauhan, Anton tampak melirik dari tempatnya. Vera menghela nafas sebelum duduk di kursi.
Rasanya benar-benar canggung. Beberapa minggu sebelum Alea menikah, Vera baru tahu jika Anton adalah kakak Btara, alias calon kakak ipar Alea waktu itu. Vera yang diminta menjahit baju bridesmaid di butik tempat Alea menjahit dikejutkan dengan kehadiran Anton. Pria itu ternyata ada di sana karena akan mengukur baju sebagai salah satu anggota keluarga.
Sejak tahu jika Anton adalah kakak Btara, Vera sangat bingung harus bagaimana. Belum lagi Alea bilang jika Anton mungkin tahu soal perasaannya pada Btara. Entah kenapa Vera sangat malu jika ada yang membahas tentang dia dan Btara.
"Vera! Vera! Hei!"
"Hah?"
Vera yang sedang menunduk terkesiap saat merasakan senggolan di pundaknya. Anton kini telah berdiri di samping Vera.
"Kenapa, Mas?"
"File yang saya kirim tadi udah di-print? Jumlahnya sesuai yang ikut meeting, kan?"
"Eh, itu..."
"Ck! Fokus dong, Ver. Kalau tadi saya sempat juga udah saya print sendiri."
Vera menggigit bibir bawahnya.
"Maaf, tapi saya tadi juga lagi ngerjain hal lain."
"Kalau lagi ngerjain harusnya bilang, jangan nyanggupin tapi nggak dikerjain."
"Maaf, Mas," ujar Vera sekali lagi. "Saya print sekarang aja gimana? Masih sempat, kok."
Anton mengangguk menyetujui, lalu berjalan kembali ke tempatnya.
Vera buru-buru membuka file yang dimaksud Anton. Sejumlah halaman kemudian ia cetak. Jangan sampai Vera kena semprot lagi karena salah jumlah.
"Perasaan di nikahan Alea udah mendingan, balik lagi ternyata," omel Vera dengan suara kecil.
Kertas-kertas berisi bahan meeting kemudian Vera tata. Nanti Anton akan menjelaskan dengan power point yang telah dibuat, namun peserta rapat akan tetap mendapat materi tambahan yang bisa dibaca masing-masing.
"Vera, ayo."
Anton berdiri sembari membenahi dasi. Matanya memberi isyarat agar Vera segera mengikutinya. Vera kemudian beranjak dari tempat duduk membawa kertas-kertas yang ia siapkan. Mereka berdua berjalan bersama menuju ruang rapat yang berada di satu lantai di atas lantai kantor mereka.
Beruntung meeting kali ini berjalan lancar. Hal-hal yang disampaikan Anton dan Vera dapat diterima oleh peserta yang berasal dari divisi lain. Pak Surya juga mengangguk senang di kursinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/308707549-288-k548244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowing Into Your Heart
ChickLitVera sebenarnya memang mudah jatuh cinta. Dia jatuh cinta pada teman PMR-nya yang menggendong Vera saat pingsan waktu SMA dulu. Vera jatuh cinta pada kakak tingkat yang membelanya saat ospek kuliah. Vera mudah jatuh cinta, sepertinya. Jika perasaan...