Catatan harian musim panas Hong Lena: Smuggle
Aku benci Park Hanbin. Aku benci dia dari skala sembilan per sepuluh. Walau dia pacarku, tapi, aku tahu dia tidak benar-benar ingin menjalani hubungan kami dengan serius. Dia hanya mau bersenang-senang denganku seperti cowok-cowok lain dari sekolahku yang menginginkanku untuk menyenangkan mereka. Karena memang, aku populer di kalangan anak cowok. Dan malam itu saat aku hampir melakukannya dengan Hanbin, dia bilang kalau tanda lahir di selangkanganku mirip kecebong. Padahal, aku yakin bahwa itu mirip kupu-kupu. Jadi, aku bilang juga kalau dia itu mirip bocah perempuan cerewet. Lembek, manipulatif dan cengeng. Dia marah. Kami pun saling teriak. Aku meneriakinya si jari kaki panjang yang membuatnya mirip manusia smuggle. Dia meneriakiku si piala bergilir yang kalah saing dengan murid pindahan dari Ansan, Seolbi. Pertengkaran disebabkan hal sepele itu kian hebat. Maka kami pun putus malam itu juga. Dan berakhir saling serang. Kusebarkan aib bahwa dia pernah bersetubuh dengan adiknya sendiri. Kabar itu melebar luas membuat semua orang memandangnya buruk. Hanbin membenciku sebanyak aku membencinya. Dan dari tatapannya, dia seperti ingin membunuhku. Dan begitu pula aku yang ingin membunuhnya.
_________________________________
Saat mendatangi gedung GY Ent, Miyu hanya diberi waktu lima menit oleh Jung saat dia berhasil membawa Hanbin keluar sebentar dari kegiatan latihan vokalnya. Pria tinggi itu mengenakan stelan jaket berbulu. Rambutnya warna-warni seperti pelangi.
Hanbin tampak terkejut saat melihat Miyu berdiri di depan ruangan itu. Begitupula Miyu. Karena setidaknya, dulu Miyu sesekali melihat Hanbin dibawa kakaknya ke rumah.
Kini Hanbin terpaksa mendengarkan Miyu yang menceritakan maksud tujuannya datang ke sana. Termasuk keterkaitannya di buku diary Lena, Kakaknya.
Hanbin jelas tak suka. Miyu lihat kerutan di dahi mulusnya. Berikut ekspresinya yang masam.
Sebenarnya Miyu terkesan. Semua mantan-mantan Lena itu cowok-cowok populer. Dulu dia iri padanya. Lena yang cantik dan tinggi, kesayangan orangtuanya. Tapi, Miyu berusaha semampunya untuk menjadi seperti Lena. Dia berusaha menarik perhatian orang tuanya seperti belajar yang giat hingga mendapat nilai bagus di kelas. Rajin membantu pekerjaan rumah. Intinya, Miyu berusaha keras menjadi anak yang berbakti. Dan selamanya pun orang tuanya tidak akan mau menganggapnya meski dia telah berusaha.
Namun sekarang Miyu sadar bahwa perdebatan sekecil apapun telah menjadi kenangan manis antara Adik-kakak. Karena saudara mana di dunia ini tidak pernah saling bertengkar dan saling iri?
Miyu rasa itu hal yang wajar.
"Rasanya aneh tidak sih? Maksudmu apa datang-datang menceritakan ulang kejadian itu? mau mengancamku?" Hanbin tampak tak suka. Pria tinggi yang merupakan calon idol meski umurnya sudah 'matang' itu menatap Jung. "Kenapa kau bawa dia kemari?"
"Jawab saja apa yang dia minta." Itu seperti sebuah perintah.
Jung itu kakak kelas Hanbin. Dan Hanbin yang sejak SMA dulu takut sekali padanya, sampai sekarang pun masih takut. Dia ingat pernah didorong Jung sampai masuk ke dalam tong sampah usai menghajarnya habis-habisan.
Seakan trauma akan kejadian itu, dia pun mau tak mau menjawab pertanyaan Miyu.
"Aku pulang lebih awal karena aku harus menjemput adikku di tempat les piano. Aku mendengar polisi menanyai semua orang di lokasi, termasuk aku. Dan mereka meloloskanku dari daftar terduga tersangka. Maka dari itu agak menyebalkan kau tanyakan hal serupa seperti yang dilakukan polisi waktu itu sekarang. Kau kira kau apa? detektif? Hah, aneh sekali." Hanbin bersedekap, menatap Miyu dari atas ke bawah. "Tapi, kau mirip sekali dengannya kalau sudah cantik begini. Seingatku dulu wajahmu buruk sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Of Summer
FanfictionHong Miyu mulai diteror oleh sosok tak dikenali seiring ditemukannya buku diary milik kakaknya yang menjadi korban pembunuhan beberapa tahun lalu. Ketakutannya menuntunnya pada sebuah pilihan, yakni datang kepada mantan pacar kakaknya yang seorang...