Chapter 13 S2 - Terulang Kembali

307 40 4
                                    

Happy reading~

🍃💧🍃

Hujan badai berlangsung selama 30 menit lamanya.

Sekarang hampir satu jam y/n menunggu seseorang, namun sepertinya masih belum ada tanda-tanda kedatangan seseorang.

Saat ini tubuhnya benar-benar lemah. Tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu.

Hati y/n cukup sakit mengingat saat ia menghubungi orang yang sangat dibutuhkannya, malah tidak ada satupun panggilan tersambung dan y/n yakin kenapa dia tidak mengangkat.

'mata ku berat sekali rasanya.. kepala ku sudah tidak tahan lagi.. aku tidak bisa berbuat apa-apa..'

Samar² y/n mendengar suara tapak kaki yang mendekat ke arahnya. Detik berikutnya dia tidak bisa mendengar ataupun melihat apa² lagi.

Y/n pov

Perlahan ku buka mata karena cahaya yang menembus kelopak mataku.

Aku mencoba memfokuskan penglihatan ku. Ku lihat diriku berada di sebuah kamar yang aku tidak tahu.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, terlihat dua pria yang sama sekali tidak ku kenal.

Aku mencoba untuk bangun tetapi tangan dan kaki ku di rantai.

'tidak.. ini tidak mungkin terjadi.. ku mohon...'

Aku berusaha untuk tidak menangis. Aku menutup mataku serapat mungkin berharap ini hanyalah mimpi belaka.

"Buka matamu, y/n~"

Seketika bulu kuduk ku berdiri mendengar suara parau khas pria dewasa tepat di telinga ku.

"K..kumohon jangan sentuh aku.. hiks.."

"Jangan takut y/n, kami tidak akan menyentuhmu."

Aku terdiam sejenak, dengan sedikit keberanian aku membuka mata.

Aku melihat dua pria tadi sudah berdiri di samping ku.

"Tenang, kami tidak akan menyentuhmu kalau kamu tidak memintanya.."

Wajah mereka memasang senyum yang mengerikan di mataku.

"Tetapi kami tau kamu akan memintanya tidak lama lagi~"

Nafas ku mulai tidak beraturan, aku mencoba untuk melepaskan diri namun tubuhku seperti mati rasa.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa..

Aku...

Hiks..

"Ku..kumohon..."

Dua pria itu tertawa keras membuat ku semakin ketakutan.

"Lihat? Kami belum memasukkan apapun untuk membuatmu memohon kepada kami, tapi kamu sendiri yang memohon~"

"Sungguh tidak ku sangka orang sepertimu bisa menjadi nakal~"

Kak.. kak boy...

"(Mengusap air mata y/n) sshhh.. ku beritahu, bukan kami yang membawamu, tetapi orang yang sangat kamu kenal dan orang itu yang kamu pikirkan saat inilah yang membawamu kesini~"

Nggak mungkin..

"Ya sudahlah. Itu juga tidak penting.... Untuk kami."

"Yang penting sekarang kita akan bersenang-senang~"

Tidak... Jangan..

"(Perlahan membuka kancing baju y/n) ayo y/n, memohon~"

Jangan..!

"(Perlahan tangannya menyentuh kaki y/n hingga ke paha) memohon lah~"

Tidak.....!!!

Y/n end POV

Rumah sakit~

"Lo nggak ngerti? Dia belum sadar! Apalagi badan dia panas banget. Harusnya lo ngerti dong sebagai pacarnya."

"Lo nggak perlu ikut campur. Ini urusan gue sama y/n. Lo nggak berhak ikut campur."

"Gue bukan ikut campur, boy. Perasaan gue udah ngga enak sejak dia pergi dari apartemen gue. Kalau bukan gue yang cari dan liat dia pingsan di halte, mungkin dia udah ngga ada, boy."

"Jaga omongan lo, Revo!"

Hiks.. tidak.. kumohon hentikan.. hiks.. jangan.. jangan...!

Seketika perdebatan yang hampir menjadi pertengkaran itu berhenti karena suara parau y/n yang merintih sambil menangis.

Kedua pemuda yang sama² kita tau siapa mereka itu langsung berdiri di samping kasur y/n.

"Y/n, hey.. bangun, buka matamu." Revo mencoba untuk menyadark y/n.

Boboiboy memegang tangan kanan y/n sambil mengusap kepala y/n.

"Y/n, bangunlah.. aku disini.."

Seketika mata y/n terbuka disertai dengan nafasnya yang terengah-engah. Air matanya mengalir dengan deras.

Y/n menatap Boboiboy dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian y/n menepis tangan Boboiboy dengan kuat.

"Menjauh dariku!! Aku benci padamu!! Aku membencimu!!!"

Kata² yang keluar dari mulut y/n membuat Boboiboy maupun Revo terkejut bukan main.

Hati Boboiboy seperti dihantam ombak yang menenggelamkan dirinya ke dasar.

"Y..y/n.. apa yang kamu bicarakan.. aku..-"

"Pergi!! Aku nggak mau liat wajah kamu! Hiks.. sakit.."

Y/n memukul dadanya karena sesak. Isakan penuh kesakitan dan kekecewaan menyatu dalam ruangan itu.

Boboiboy tidak bisa berbuat apa-apa. Kakinya kaku untuk melangkah lebih dekat dengan y/n. Mendengar y/n membenci dirinya, ditambah dengan menyuruhnya untuk pergi membuat hatinya ikut sesak.

"Y/n.." Revo bersuara.

Dia juga tidak bisa melihat y/n menangis terisak-isak sambil memukul dadanya seperti itu.

Namun hal yang tidak terduga terjadi.

Y/n memeluk Revo sambil menangis lebih kencang. Lagi² mereka berdua terkejut.

Revo dapat merasakan tubuh y/n menggigil hebat serta panas tubuhnya yang tinggi. Pemuda itu sedikit tersentak. Sesuatu yang asing timbul di dasar hatinya.

Namun dia tidak mempedulikan perasaan asing itu. Dia membalas pelukan y/n mencoba untuk menenangkannya.

Boboiboy melihat itu membuat perasaannya bercampur aduk.

"Y/n! Kok kamu meluk dia?! harusnya--"

"Aku nggak mau denger apapun dari mulutmu!! Pergi dari hadapan ku!! Hiks.. pergi!! Aku membencimu!! Aku nggak mau bersamamu lagi! Hiks.. aku nggak mau punya hubungan apapun dengan kamu lagi! Hiks.. pergi!!"

Bagai sebuah tombak yang menancap di hati Boboiboy. Sakit. Sangat sakit.

Tanpa berkata apa-apa Boboiboy menuruti keinginan y/n. Dia pergi meninggalkan y/n bersama dengan Revo.

Revo yang masih mencerna apa yang terjadi hanya mengusap rambut y/n sambil menenangkannya sampai kembali tertidur karena lelah.

Dia memanggil suster untuk memeriksa y/n.

Saat ini dia sangat bahagia.

Bahagia karena berhasil mendapatkan y/n sepenuhnya.

.
.
.
.

Tbc~

Vote n Comment.. maaf kalau makin boring ceritanya.. Auth B lagi ngga fokus sama Wattpad ;'

Lovely sister(?)~ (S1) (S2) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang