Intro

47 3 0
                                    

Sekali lagi saya bilang, ini cerita homo alias laki-laki sama laki-laki.

Selamat membaca...

···

"Jauhi anak saya," ucap wanita paruh baya dengan nada sinis.

"Tapi Ma–"

"JANGAN PANGGIL SAYA MAMA LAGI! KAMU MENJIJIKKAN!" pekik wanita itu.

"Bibi, Wonu minta maaf, Wonu salah. Wonu salah karena membawa Mingyu ikut menjadi bagian dari kami Bibi," ucap Wonwoo sambil menangis.

"Tolong berjanji, berjanji agar kau tidak lagi menemui Mingyu. Pergilah sejauh mungkin, dan jangan menunjukkan wajah mu lagi," setelah mengatakan hal menyakitkan, wanita paruh baya tersebut pergi meninggalkan Wonwoo yang sudah terduduk di lantai sambil menangis.

Wonwoo menangis sambil memegangi perutnya. Ia bangkit kemudian menyeka air matanya. Ia bingung, kemana ia harus pergi. Dirinya hidup sebatang kara, tak memiliki orang tua, saudara maupun kerabat.

Wonwoo berjalan ke arah salah satu bilik rawat. Melihat seseorang yang sedang terbaring dengan banyak sekali alat-alat penyambung hidup.

Wonwoo melihat nya dengan tatapan sedih, ia sekali lagi merasa bersalah. Wonwoo ingin sekali masuk dan menggenggam tangan Mingyu yang sedang dalam kondisi tak baik-baik saja.

Wonwoo tersenyum miris, sambil mengelus perutnya.

"Selamat tinggal Migu, lekas sembuh"

Wonwoo melangkahkan kakinya keluar dari gedung rumah sakit. Tak sekalipun ia menoleh ke belakang. Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan kota besar ini, dan pergi ke daerah yang jauh dari sini.









Tebeceh.....

Treasure (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang