Part 1; Perjodohan.

753 60 18
                                    

"Mam, maksudnya ini apa?" tanya Taeyong sekali lagi yang tidak mengerti arah pembicaraan sang ibu beserta para tamu di depannya. Wanita yang merupakan ibu Taeyong itu langsung berjongkok di bawah sang anak, menggenggam kedua tangan putra sulungnya dengan lembut.

"Maafkan Mami sayang, Mami hanya menjalankan wasiat Opa. Mami harap Yongie mengerti keadaan Mami, semua yang Mami lakukan penuh pertimbangan. Mami yakin pilihan Mami benar dan Yongie menghargai keputusan Mami."

Taeyong yang pada dasarnya anak penurut dengan orang tua itu menunduk dalam. Ia masih tidur ketika pintu kamarnya diketuk sang Papi, lalu mengatakan bahwa ada yang perlu dibicarakan. Taeyong mana tahu jika masalah yang dibicarakan adalah perjodohannya dengan seseorang yang bahkan tidak ia ketahui.

"Yang jalanin kehidupan kan Yongie, Mami gak nanya pendapat ku dulu? Apa pendapatku gak dipake di sini?" tanyanya yang membuat raut wajah wanita di depannya menyendu.

"Maafkan Mami, semua Mami lakukan karena Mami yakin kamu mau," kata Irene. Taeyong menghela napas. Ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini, seolah semuanya tak dapat ia cerna dengan baik.

"Kalo menurut Mami semua ini terbaik buat aku, aku gak akan nolak, aku setuju. Aku harap Mami bahagia, mendiang Opa juga tenang di alam sana." 

Ucapan penuh pengertian dan pasarah itu Taeyong keluarkan malam itu, namun siapa yang sangka semuanya akan berubah pada malam berikutnya. Taeyong mengubah ucapannya ketika tahu orang yang akan dijodoohkan dengannya adalah Jaehyun--ketua brandal di sekolahnya.

"Yongie! Jangan mempermalukan Papi, kamu sudah setuju sebelumnya!" bentak Donghae karena sedari tadi Taeyong malah berkata hal yang memalukan dengan menjelek-jelekkan Jaehyun.

"Papi apaan sih? Aku bener! Dia ini anak gak bener, suka ngerokok sama tawuran. Papi mau anak Papi nikah sama kriminal?" pekik Taeyong di depan Jaehyung yang tengah mengupil santai, memperhatikan Taeyong dari atas ke bawah. Seringai kecil meluncur di sudut bibirnya.

"Yong, bukannya kamu ya yang sering dipanggil ke BK? Kenapa kamu malah nuduh aku sekarang?" tanya Jaehyun yang membuat Taeyong hendak menerjangnya jika saja tubuhnya tidak ditahan Donghae.

"Yongie! Kamu apaan sih?" bentak Irene. Yoona dan Siwon yang melihat keadaan tidak lagi kondusif mulai angkat bicara.

"Hae, Ren, yang dibilang Yongie itu bener, Jaehyun itu nakal. Sukanya buat onar, Siwon bahkan sering dapet sp. Jadi kalo Yongie nolak perjodohan ini ya jangan dipaksa, masih ada Chenle yang bisa gantiin Yongie," kata Yoona yang bukannya membuat Taeyong tenang, justru membuat Taeyong melotot.

"Tunggu Tante, jadi maksudnya kalo aku nolak perjodohan ini, adik aku yang bakal nikah sama dia?" tanya Taeyong sembari menunjuk Jaehyun dengan jari tengahnya. Jaehyun bersidekap sembari mendongak menatap Taeyong angkuh.

"Ngapa kamu? Gak terima kan pasti, secara orang ganteng kaya aku tuh langka di dunia." Taeyong yang mendengar itu langsung melempar sandal berbulunya pada Jaehyun dan mendarat tepat di wajah pemuda itu.

Irene memekik kaget bersama dengan Donghae, sementara Yoona dan Siwon justru bertepuk tangan dengan pandangan kagum ke arah Taeyong. Wajah Taeyong merah padam karena ucapan Jaehyun, namun di satu sisi ia tidak mau mengorbankan masa depan Chenle yang cerah.

"Jaga mulut kamu ya!" tukas Taeyong tajam. Jaehyun hanya mengedikkan bahu acuh dan menatap sandal Taeyong.

"Wakil ketua kedisiplinan, sok berdamage, eh sendalnya hello kitty." Mendengar gumaman yang sengaja dikeraskan itu membuat Taeyong semakin kesal, ia hendak melemparkan sandalnya yang satu lagi, namun Donghae terlebih dahulu menahannya.

"Lepasin Pi, lepasin! kampret ini harus dikasih pelejaran, kalo enggak ngelunjak nanti." 

"Yongie! Seorang pria itu yang dipegang kata-katanya!" bentak Donghae membuat Taeyong terdiam. Pemuda itu terduduk di sofa dengan lemas, menatap Jaehyun yang saat ini menampilkan wajah tengil  sembari menarik turunkan alisnya.

"Jadi gimana?" tanya Irene dengan nada tidak sabar. Taeyong tak menjawab, melainkan langsung mengangguk pelan sebagai jawaban jika ia setuju, Taeyon tidak akan pernah terima jika Chenle yang dijodohkan, adiknya itu aru berusia tujuh tahun!

"Bagus kalo begitu, gimana kalo kalian tunangan malem ini. Mami sama Yoona udah nyiapin cincin tunangan kalian." Taeyong yang menddengar itu langsung melotot tidak setuju, hendak melawan sebelum seseorang menyelanya.

"Oh bagus Tante, semakin cepet semakin bagus! Iya kan Yong?" Itu suara Jaehyun yang membuat semua orang menatapnya. Taeyong tak bisa melawan, toh akhirnya juga ia akan menikah dengan Jaehyun.

"Bagus-bagus apaan!" selanya galak. Namun Jaehyun tidak peduli dan merebut kotak cincin yang diberikan Yoona.

Karen perjodohan ini dadakan, maka tak apa tanpa perlu pesta besar dan sebagainya. Lagi pula untuk sementara waktu pernikahan Jaehyun dan Taeyong akan ditutupi karena umur keduanya yang masih muda, antisipasi dari berita tidak mengenakkan.

"Pake saksi gak?" tanya Siwon yang membuat Yoona dan Irene saling pandang, lalu tak lama kedua wanita itu menggeleng bersamaan.

"Halah gak perlu, cuman masang cincin yang ngiket keduanya biar sadar kalo udah ada yang punya. Minggu depan kan nikahnya." Ucapan santai Irene itu membuat pandangan Taeyong mendadak gelap.

Pekikan terdengar, pertunangan tertunda karena Taeyong yang pingsan di sofa lantaran terlalu syok denga ucapan sang Mami jika ia akan menikah minggu depan.

Ketika sadar, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Namun keluarga Jung itu belum juga pulang dan langsung mendekat ke arah Taeyong yang baru membuka mata. Pemuda itu hendak pingsan lagi, namun ucapan Jaehyun membuatnya urung.

"Ma, kalo dia pingsan lagi nikahin aja malem ini."

"Babik kau!" pekik Taeyong sembari mengacungkan jari tengahnya pada Jaehyun yang wajahnya pura-pura polos dan tersakiti.

"Aku kan cuman ngasih saran," katanya. Taeyong benar-benar tidak mengerti dengan sikap Jaehyun malam ini, tidak seperti biasa yang mengeluarkan aura pemimpin geng brandal sekolah.

"Ngasih saran tai! Udah lah cepet make cincinnya, aku udah kebelet bundir nih!" katanya yang membuat Irene menatapnya cemas.

"Yongie mau bunuh diri? Sayang?" tanya Irene yang membuat Taeyong ingin menghilang dari muka bumi detik itu juga.

"Mami sayang, buruan ya. Yongie ngantuk mau bogan," katanya yang membuat Irene menghela napas lega. Sementara Doghae sudah memijat pelipisnya sedari tadi, mendadak darah tingginya kumat.

Dua buah cincin itu diberikan pada Taeyong dan Jaehyun. Yang paling tua memimpin Jaehyun memasangkan cincin di tangan Taeyong dengan raut wajah serius, tak ada wajah tengil seperti tadi. Sementara Taeyong yang terlihat tidak ikhlas buru-buru memasukkan cincin di jari manis Jaehyun.

"Syukurlah, sekarang kalian bisa ciuman." Yoona dan Irene memekik dan saling bergandengan saat mengucapkan kalimat itu. Taeyong yang mendengar itu membulatkan mata dan hendak menolak, namun bibir tebal seseorang terlebih dahulu membungkam kalimatnya.

Plak

"NAJIS BABI!"

___

TBC.

Suamiku Jung Bangsaat JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang