Part 10; Perubahan Jaehyun.

445 48 9
                                    

Setelah pertikaian tadi malam yang menyebabkan perang dingin, paginya Taeyong tidak menemukan Jaehyun di rumah. Tampaknya pemuda itu telah lebih dulu berangkat sekolah. Meskipun begitu, Taeyong sama sekali tidak merasa keberatan.

Mobil masih di garasi, sementara Taeyong tahu motor Jaehyun masih di bengkel dan belum diambil. Tidak mau memikirkan hal yang tidak penting begitu lama, mungkin saja Jaehyun meminta temannya menjemput atau memesan ojek online.

Taeyong bergegas ke sekolah dengan mengendarai mobil. Jam masih menunjukan pukul setengah tujuh begitu ia sampai. Pelataran sekolah masih sepi, hanya diisi beberapa murid yang mendapat jadwal piket kelas.

"Yong."

Panggilan dari belakang itu membuat Taeyong menoleh dan menemukan dua sahabat sekaligus saudaranya itu, Ten dan Jungwoo.

"Tumben pagi, Jaehyun mana? Kok gak berangkat bareng?" tanya Ten. Taeyong memutar bola matanya malas.

"Ada rapat, Jaehyun udah duluan." 

Entah mengapa, Taeyong merasa perlakuan Jaehyun hari ini adalah karena peristiwa tidak menganakan semalam. Namun, bukankah seharusnya ia yang kesal? Mengapa malah Jaehyun marah.

Persetan!

Taeyong menggeleng pelan sebelum melangkah pergi. Sebelum nya Jackson telah mengabari akan diadakan rapat dengan dewan dan anggota kedisiplinan pagi ini. Setelah sampai di ruang rapat, tidak terlalu ramai. Hanya ada Jackson dan beberapa anggota inti.

"Yong, udah sehat?" tanya Jackson saat menyadari pergerakan di kursi wakil ketua kedisiplinan yang beberapa hari ini kosong. Taeyong mengerutkan kening.

"Hah? Maksudnya, emang sapa yang sakit?" tanya Taeyong membuat Jackson yang tengah membaca agenda biru langsung menoleh dengan raut bingung.

"Kata Ten kamu kena Diare, terus geger otak gara-gara kejedug bagasi mobil."

Mendengar ucapan Jackson membuat wajah Taeyong berubah warna menjadi merah. Ia menggeram marah dan mengumpat dalam hati. Sepupu sialan, entah mengapa nasib Taeyong selalu dinistakan.

"Ehhe, jangan percaya Son, kay agak tau Ten aja gimana. Sirik dia mah," kata Taeyong mengelak.

"Tapi surat yang dikasih ke guru alasannya begitu Yong," kata Jackson tersenyum tipis begitu melihat wajah memerah Taeyong. 

Jackson tahu Taeyong malu, namun entah mengapa ia semakin suka membahas  topik ini. Ia suka memandang wajah Taeyong yang memerah. 

"Ehem, lupain, yang penting kan sekarang aku udah di sini. Mending bahas tema rapat kali ini, aku belum seberapa paham sama penjelasan kamu semalem," katanya mengubah topik. Jackson terkekeh ringan dan menggeser kursinya agar lebih dekat.

"Tema apaan, kan kita cuman bahas anak-anak nakal aja." Taeyong berdehem, karena buru-buru ingin mengganti topik, ia justru semakin terpojok. Menghela napas pelan, Taeyong memukul bahu Jackson pelan.

"Udah?" tanyanya yang langsung dibalas tawa renyah Jackson hingga membuat beberapa anggota inti yang masih berkutat dengan buku di depannya menoleh ke arah keduanya.

"Seneng banget kamu ngeledekin aku," katanya yang membuat tawa Jackson semakin keras.

"Abisnya kamu lucu," katanya yang hanya dibalas dengusan pelan. Tak lama dewan kedisiplinan yang sebeenarnya adalah guru olahraga masuk ke dalam ruangan. 

Rapat dimulai, ini kesekian kalinya membahas tentang anak-anak nakal. Dan yang paling sering dibahas adalah Jaehyun yang merupakan ketua brandal sekolah. Karena sikap dan sifatnya yang sulit diprediksi, bahkan dewan kedisiplinan pun kewalahan.

"Hari ini ada berita kalo Jaehyun gendeng and the genk bakal tawuran di gang biasanya. Saya harap kalian mampu menghentikan kegiatan buruk tersebut sebelum benar-benar terjadi korban di pihak sekolah lain."

Jackson yang berada di samping Taeyong menghela napas. Yang ada di sana mengangguk mendengarnya. Setelah rapat selesai, Jackson langsung mengambil alih keseluruhan rapat untuk engatur rencana.

"Seperti biasa. Masalah ini bakal diambil alih sama seksi pertahanan dan keamanan serta anggota eksklusif." 

Jackson adalah pria yang berpendirian, pengertian serta berkelakuan baik. Semua orang menyukai dan menghormatinya, hanya anak-anak nakal yang mungkin tidak menyukainya. Aura tegas yang pemuda itu keluarkan membuat yang ada di sana mengangguk tanpa protes.

"Sementara anggota aktif mantau tawuran, yang lain bisa operasi di sekolah, Taeyong yang mimpin." 

Taeyong mengernyit tidak suka, Jackson selalu mencegahanya bertindak di luar sekolah. Maka dengan wajah tak puas Taeyong angkat bicara. Masalah di sekolah hanya hal sepele. Anak-anak nakal yang masih di dalam batas wajar dan lari dari kelas, tidak lebih dari itu.

"Aku juga mau ikut anggota aktif, setahun aku jadi wakil aku sama sekali belum ngatasin masalah di luar sekolah. Lagian, aku yakin sekertaris mampu kalo cuman mantau anak-anak di sekolah, karena inti brandal kan lagi di luar."

Baekhyun, seketertaris kedisiplinan itu mengangguk saja. Selama tidak ada Jaehyun dkk, ia masih bisa mengatasi yang lainnya. Namun jika itu Jaehyun dkk, Baekhyun akan mengundurkan diri terlebih dahulu. Bukan karena ia tidak profesional atau takut, namun ia masih sayang nyawa.

Mendengar ucapan Taeyong, Jackson menghela napas dan mendekat. Dengan suara rendah ia berkata, hingga tidak ada yang bisa mendnegar kalimatnya kecuali ia dan Taeyong.

"Bahaya Yong, kamu gak bisa beladiri. Kamu di sekolah aja biar mas--"

"Kamu kenapa sih? Bedain anggota kamu itu gak seharusnya kan?" kata Taeyong membuat Jacskon terdiam menatapnya. Pria itu memejamkan matanya sejenak sebelum kembali menatap ke depan.

"Oke, karena wakil kedisiplinan mau ikut. Sekertaris Baekhyun yang bakal gantiin," katanya membuat Taeyong mengangguk puas.

Setelah rapat selesai, Taeyong kembali ke kelas. Ketika melintasi kelas Jaehyun, Taeyong tidak bisa melihat suami tersayangnya itu dimanapun. Ia menghela napas pelan, alasan ia ingin ikut adalah karena ia ingin melihat Jaehyun yang terlibat.

Karena diperkirakan waktu tawuran jam sebelas siang, maka pagi ini Taeyong habiskan untuk masuk ke kelas dan belajar. Ia juga sempat memberikan hadiah pada Ten atas surat izin yang diberikan pada guru.

"Apa? Gak terima?!" pekik Taeyong yang langsung membuat Ten menunduk dengan bibir berkerut.

"Heh heh heh, kenapa itu?"

Guru fisika bertubuh tambun langsung menegur Taeyong yang suaranya mengganggu kelas. Si empu hanya meminta maaf dan mengeluarkan bukunya dari laci meja. Karena Taeyong wakil ketua kedisiplinan, maka ia juga harus menjadi contoh yang baik di kelas.

Ketika bel istirahat berbunyi, jam masih menunjukan pukul sepuluh pagi. Namun Taeyong mendapat panggilan dari Jackson melakui telepon untuk segera bergegas ke dalam ruang rapat. Mereka akan membicarakan hal untuk mencegah tawuran terjadi.

"Oke, kalo gitu pake mobil sekolah kita ke sana."

Jackson memberi aba-aba, beberapa anggota kedisiplinan termasuk Taeyong bergegas menuju tempat yang diperkirakan akan menjadi lokasi tawuran antar sekolah.





_____

TBC





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suamiku Jung Bangsaat JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang