Part 6; Gara-gara Sadako.

311 44 4
                                    

Entah mengapa ucapan Jaehyun sebelum makan tadi terus berputar di kepala Taeyong. Hingga malam tiba, langit telah sepenuhnya padam dengan udara yang menusuk ke tulang, Taeyong masih terdiam di teras depan rumah.

Hingga tak lama sebuah benda putih melintas di depannya sebelum akhirnya menubruk tubuhnya. Taeyong yang kaget spontan melompat dari atas kursi hingga hampir terjungkal.

"Kalo mau mikirin utang jangan di luar, masuk goblok." Jaehyun yang baru saja melempar selimut itu langsung masuk kembali dengan wajah datar, menutup pintu dengan kencang yang membuat Taeyong kembali terlonjak.

Menghela napas pelan, Taeyong memilih masuk dan membuang selimut itu ke halaman rumah. Ia menemukan Jaehyun yang duduk di ruang tengah, menatap televisi sembari menyesap expresso yang dipesan bersama makanan tadi.

"Ganti, aku mau nonton sinetron." Taeyong mengambil alih remote tv dan menggantinya ke chennel ikan terbang. Sementara Jaehyun yang masih asyik menonton dua palkon dari Malaysia itu langsung mendelik dengan tidak senang.

"Kamu apa-apaan sih, baru dateng udah ganggu. Keluar lagi sana, aku lagi nonton. Utang kamu banyak kan, pikirin ampe pagi sana." Karena Taeyong mengelak menyerahkan remote nya, menekan tombol yang ada di ponselnya, saat itu juga chennel tv kembali terganti menjadi dua palkon.

"Aku bilang aku mau nonton sinetron, kamu pake tipi yang di kamar sana!" pekik Taeyong tidak terima. Jaehyun tidak mau mengalah, atau lebih tepatya senang mengganggu Taeyong itu menolak mentah-mentah.

Taeyong kesal, ia menekan remote kembali.

Klik

"Mas! Apa yang kamu lakuin--" Jaehyun yang mengeluarkan wajah tengil itu menekan tombol yang ada di ponselnya.

Klik

"Macem mane ini, Upin--" Taeyong tak mau kalah, ia menekan remote kembali.

Klik

"Terangkanlah~ terangkan--"

Klik

"Atok! Oh Atok--"

Klik

"Mas! Kamu tega sama aku! kamu lebih milih dia dari pada ak--"

Klik

"Selamat pagi, cikgu--"

Klik

"Aku jyjyk sama kamuh, aku benci, aku jijik! kamu--"

Klik

Kegiatan berebut channel itu terhenti ketika televisi di depan mereka berkedip-kedip tak kendali. Mendadak Taeyong langsung mengingat salah satu film hantu dari Jepang yang hantunya keluar dari televisi.

"Jae, kamu tau film Sadako gak?" tanya Taeyong yang membuat Jaehyun menatapnya dan menelan saliva, ia mengangguk, Jaehyun tau itu.

Taeyong mencolot, ia kini sudah berada di atas paha Jaehyun. Untuk pertama kalinya Jaehyun tidak bisa memikirkan hal yang vulgar, tubuhnya menegang dengan mata yang terus menatap ke arah televisi.

"J-jae, lari!" pekik Taeyong yang kini sudah memeluk leher Jaehyun.

"Gak bisa Yong, kaki aku lemes."

Tepat setelah Jaehyun menyelesaikan kalimatnya, televisi di depan mereka semakin berkedip tak terkendali. Wajah Jaehyun dan Taeyong sepucat pasi, bahkan tak sadar kini keduanya saling memeluk erat.

"AAAA JAE SADAKO NYA MAU KELUAR!"

"KITA HARUS GIMANA YONG."

"LARI JAE, LARI!"

"KAKI AKU KAKU!"

Detik terus berlalu, hingga tak lama--

DUUAARRR

Hening, Taeyong dan Jaehyun mengerjap bersamaan. Televisi di depannya telah menunjukan layar hitam dengan asap yang mengepul di atasnya. Karena terlalu bosan menghadapi pasangan suami yang terus berebut, televisi itu memilih mengakhiri hidupnya.

"Sadako nya gak jadi keluar Yong."

"He'e, mungkin dia lagi kramas, rambutnya kan panjang."

___

Taeyong masih terlelap ketika ia merasakan sebuah sapuan basah di tubuhnya. Dengan perlahan Taeyong membuka mata, hal yang pertama kali ia lihat adalah rambut hitam legam seseorang yang ada di dadanya.

Ia hanya melirik sekilas dan kembali memejamkan mata, namun detik berikutnya mata indah itu kembali terbuka. Taeyong mendorong keras kepala yang ada di dadanya, namun karena itu pula gigi Jaehyun tak sengaja menarik manik nude yang ada di dada Taeyong.

"Argh!" Taeyong memekik sakit, ia menunduk dan melihat niple nya lecet. Seketika mata indahnya menajam dan menatap Jaehyun yang kini menggaruk tengkuknya.

"Yong, aku bisa jelasin. Aku beneran gak mau merkosa kam--"

Bugh

Kalimat Jaehyun belum selesai ketika Taeyong dengan tiba-tiba menendangnya yang membuat Jaehyun  terpental jatuh ke lantai. Taeyong menurunkan piyamanya yang terangkat, ia menatap bengis Jaehyun.

"Tadi nya aku mikirin omongan kamu, sekarang aku nyesel. Kamu emang gak punya pikiran lain selain selangkangan!" pekiknya. Taeyong menerjang tubuh Jaehyun yang ada di lantai, namun yang aneh pasangannya itu tidak melawan dan membiarkannya .

Taeyong yang merasa heran menghentikan kegiatannya, ia menatap Jaehyun yang juga tengah menatapnya. Manik keduanya bertemu dalam jarak yang cukup dekat, dari situ Taeyong bisa melihat kekaguman di mata Jaehyun.

Mata hitam setajam elang yang entah mengapa membuatnya membeku. Ketika Jaehyun tersenyum tipis, Taeyong bisa melihat dimpel dalam yang ada di pipinya. Entah mengapa Taeyong merasakan pipinya memanas dengan irama jantung yang dua kali lebih cepat.

"Udah ngaguminnya?" Suara serak nan basah itu membuat Taeyong kembali ke kesadarannya.

Matanya melebar dengan rona merah yang kini menjalar hingga ke telinga. Taeyong yang duduk di atas perut Jaehyun itu bisa merasakan otot kuat di bawahnya, ia juga baru sadar jika saat ini telapak tangannya berada di atas dada Jaehyun.

Ketika kembali pada akal sehatnya, Taeyong buru-buru turun dari atas perut Jaehyun. Namun pria itu justru menariknya yang membuat Taeyong terjelembab jatuh di atas tubuhnya. Saat itu juga Taeyong bisa merasakan otot-otot Jaehyun dan juga--

---benda keras yang ada di selangkangan Jaehyun. 

"Kalo suka, pegang aja. Semua yang ada di aku punya kamu," kata Jaehyun sembari menarik tangan Taeyong menyenuh wajahnya. Anehnya, Taeyong tak menolak apalagi marah. Ia justru menikmati ketika tangannya bersentuhan dengan kulit wajah Jaehyun.

"Kamu tau? Aku gak pernah pacaran sebelumnya. Sekalinya menjalin hubungan malah langsung nikah," kata Jaehyun sembari mengusap kepala Taeyong yang kini mulai melemas dan bersandar di dadanya.

Taeyong hanya diam, ia tidak percaya.

"Kamu gak percaya?" tanya Jaehyun yang dibalas gelengan pelan. Jaehyun menghela napas pelan dan mengarahkan tangan Taeyong ke bawah, tepat di selangkangannya hingga membuat Taeyong tersentak, ia ingin menariknya namun Jaehyun menahannya.

"Kalo gak percaya tanya Mama, atau bahkan Johnny. Ini gak pernah bangun meski Jennie naik di atasnya. Tapi semenjak liat kamu, dia selalu bangun, aku pusing sendiri." 

Jaehyun berkata jujur, ia tidak pernah bangun atau bahkan ereksi ketika Jennie duduk di pangkuannya sembari menggesekkan payudaranya, namun hanya dengan melihat Taeyong bergerak saja Jaehyun sudah merasa sangat terangsang.

"Aku juga gak pernah pacaran," kata Taeyong. Pemuda manis itu sempat terkejut ketika Jaehyun berbicara tentang dirinya sendiri. Ia kira Jaehyun sudah berpengalaman dalam hal berpacaran sehingga otaknya hanya dipenuhi selangkangan.

Namun ternyata, tetap saja Taeyong tidak percaya. Jaehyun hampir memperkosanya tadi, mana mungkin dia tidak memiliki pengalaman tentang ini kan? Kalau begitu biarkan Taeyong mencari tahunya pada Yoona besok.

Suamiku Jung Bangsaat JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang