Duapuluh Tiga

1.6K 164 82
                                    

Ohiya, untuk chapter ini aku kasih warn 18+ atau bahkan 21+ soalnya mengandung beberapa kata umpatan yang tidak baik untuk di tiru.

Ohiya, untuk chapter ini aku kasih warn 18+ atau bahkan 21+ soalnya mengandung beberapa kata umpatan yang tidak baik untuk di tiru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kejadian dimana atasannya ini mengalami keracunan, Arka jadi makin protektif terhadapnya.

Dia tak membiarkan atasannya ini makan makanan sembarangan, cukup kemarin saja dia dibuat khawatir oleh atasannya yang tiba-tiba pingsan ini.

Dan saat ini Arthur sedang ada meeting di luar, berdekatan dengan jam makan siang, membuatnya kembali makan diluar.

Tentu saja Arka ikut, bukan ikut meeting, hanya akan ikut dalam jadwal makan siangnya saja, dia tak ingin kecolongan seperti kemarin.

Arthur juga tak keberatan, ia malah senang, karna ada Arka yang menemani.

Kolega Arthur itu kebanyakan bapak-bapak, dan setiap ia mengadakan meeting diluar pasti koleganya ini selalu membawa anaknya, untuk dikenalkan pada Arthur tentu saja.

Arthur tak bisa menolak karna nanti akan berdampak pada perusahaan, walau tak seberapa, tapi kolega tetaplah kolega.

Walau dulu pernah ada berita tentang ia yang mempunyai calon Nyonya Mahatama tapi itu hanya berakhir jadi rumor saja.

Karna tak ada kejelasan juga bukti yang kuat jadi orang-orang langsung melupakannya.

Banyak dari mereka yang percaya kalau ini hanya alasan yang dibuat oleh orang yang cintanya Arthur tolak, dia kan patah hati jadi ingin mengajak orang lain patah hati juga.

"Nanta."

"Tuan Muda, anda sudah selesai meeting? Saya sudah memesan makanan yang biasa anda makan, saya jamin kalau kali ini makanan yang anda makan itu sehat dan higenis tentunya"balas Arka yang telah duduk dikursi samping atasannya ini. Arthur pun mengangguk-anggukan kepalanya sebagai balasan

"Tuan Arthur."

"Panggil saya Arthur saja Pak, lagipula ini jam makan siang bukan jam kerja"ucap Arthur membuat orang yang duduk di depannya ini tersenyum

"Baiklah Arthur, ngomong-ngomong boleh saya juga mengajak seseorang untuk menemani makan siang kita"ucap Bapak tersebut, namanya Pak Sandi, salah satu kolega Arthur

"Iya silahkan."

"Terimakasih, tapi mungkin ia akan telat beberapa menit, katanya dia terjebak macet."ucap Pak Sandi sembari tersenyum tak enak

"Tak apa, lagi pula makanan kita juga masih dibuat"balas Arthur

"Maaf Nak Arthur tapi apa saya boleh tau, orang yang ada di samping anda itu siapa, lucu ya rambutnya dua warna gitu."

Tuan Muda Mahatama | Seongjoong Lokal[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang