"kenapa mi, pi?" tanya harvin kepada orang tua yang memanggilnya.
yang ditanya kini menoleh ke arah sang buah hati, "sini sini duduk di tengah" ucap sang mami sambil menepuk bagian kosong di antara dirinya dan sang suami.
harvin menurut dan segera duduk di tempat tersebut.
"mami mau tanya dulu, harvin punya pacar ga?"
harvin pun menggelengkan kepalanya, "gapunya"
"oke bagus" kini sang papi yang gantian berbicara, "harvin dengerin papi mami dulu ya"
"iya harvin dengerin"
"jadi gini, harvin kan udah cukup berumur ya, tahun ini udah 25 tahun kan?" tanya sang papi yang hanya dibalas anggukan oleh harvin, "nahh, berarti kan papi mami juga semakin tua nih, harvin mau lihat papi mami bahagia?"
"ya mau banget dong"
"sebenernya kami udah cukup bahagia atas hadirnya kamu dan juno, dan segala prestasi yang udah kalian capai selama ini, tapi kami merasa ada yang kurang"
"apa tuh? harvin mau penuhin" ucap harvin menatap orang tuanya bergantian.
"kami pengen lihat harvin nikah sama seseorang pilihan kami"
"hah?" harvin bingung, "ini maksudnya harvin dijodohin?" tanyanya setelah menangkap maksud dari perkataan sang papi.
"hehe iya" ini mami yang membalasnya dengan cengiran, "mau kan nak? mami yakin pilihan papi mami ga akan salah dehh, dia tu dokter bedah saraf, ganteng lagi, kamu pasti suka deh"
harvin melongo mendengar ucapan sang mami, "ini serius?"
"ya serius dongg"
"ih tapi harvin kan bisa cari sendiri mi. ini harvin ga kenal loh sama orangnya? masak nikah sama orang yang ga dikenal?" protes harvin.
"ya kenalan dulu makanya. besok pokoknya kamu luangin waktu buat dinner bareng sama keluarga dia ya. harus mau, mami maksa!" ucap mami penuh ancaman.
"yaudah iya deh iya" kata harvin pasrah.
"nah gitu dong"
***
"apasih ma, javi gamau nikah" ini adalah ucapan javier kepada sang mama. ia tak suka dengan ide perjodohan konyol yang baru saja dibicarakan oleh kedua orang tuanya.
"javier, dengerin mama dulu"
"mama pasti mau bilang kalo perjodohan ini tu perjanjian mama sama temen mama kan? basi banget deh"
"yaudah terserah kamu! capek mama punya anak satu kok gamau nurutin permintaan mamanya" ucap mama yang kemudian pergi masuk ke kamarnya.
javier menghela napasnya. jujur saja ia sedang capek setelah seharian berada di ruang operasi dan kini harus meladeni sang mama.
"javi, papa sama mama selama ini gapernah nyuruh kamu ini itu, gapernah ngelarang kamu ini itu, kami selalu mendukung apapun keinginan kamu. kami cuma minta tolong sekali ini saja, pikirkan baik-baik ya! papa mau nyusul mama kamu dulu" kata sang papa sambil menepuk pelan bahu javier dan berlalu menyusul sang mama.
javier pun menatap kepergian sang papa sambil mencerna perkataan yang keluar dari mulut sang papa. ia berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh papanya adalah hal yang benar. selama ini, ia diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan masa depan yang ia inginkan oleh orang tuanya. tak pernah sekalipun ia dilarang dan diharuskan melakukan yang orang tuanya inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
rapsodi - jeongharu (end)
Fiksi Penggemarintinya ini harvin sama javier yang ga saling kenal dijodohin sama orang tuanya. mungkin agak pasaran, tapi baca aja dulu, siapa tau seru? bxb jeongharu 100% fiksi! jangan dibawa di dunia nyata!