Tujuh

426 67 2
                                    

"om Kai????" suara Giana tiba-tiba saja mengelegar diseluruh ruangan membuat empat orang yang ada diruangan itu terkejut. Gadis SMA itu merasa terkejut saat mendapati sosok lelaki yang sangat ia kenal berada di meja makan bersama dengan orang tua dan kakaknya.

Berbeda dengan Yovian dan Ayuna seketika langsung menoleh seakan meminta penjelasan pada putri pertamanya itu.

"Kai, kenal dengan Giana?" selidik Yovian yang membuat Kai seketika menelan ludahnya bingung.

"hng, itu pak-"

"Om Kai kan pacarnya mba Kayla. Iyakan mba?" tanya Giana tenang seakan mampu membaca situasi. Terlebih dengan keberadaan Kaisar disini, untung saja otak pintarnya itu pintar membaca keadaan.

"kamu sudah tahu? Kenapa kamu tidak melarang? Itu sama saja kakakmu bers-"

"ngapain aku ngelarang? Toh mereka cocok ketimbang mba Kayla sama laki-laki brengsek itu" kata Gianna yang langsung mendapat pelototan dari kakaknya.

"Gia, jangan kasar begitu dong mulutnya" tegur Ayuna.

"tapi emang bener bun, laki-laki yang dipilihin ayah itu brengseknya gak ketolongan. Pokoknya Gia orang yang menentang keras kalau perjodohan antara mba Kayla sama dia berlanjut" kata Gia dengan nada menggebu sedangkan ayahnya hanya terlihat tengah memijat keningnya. Tidak habis pikir dengan tingkah kedua putrinya hari ini.

"itu bisa dibahas nanti kan Gian? Kamu tidak lihat kalau di meja makan ini ada seorang tamu yang tidak lain adalah kekasih mbak-mu? Hargai perasaan dia, jangan bahas perjodohan itu disini" kata Yovian sembari melirik ke arah Kaisar yang sedari tadi menunduk.

Gianna sendiri hanya bisa mendengkus sebal menuruti ucapan ayahnya itu.

"om, jangan mau kalah lawan si brengsek itu ya! Om harus semangat, Gia dukung om!" bisik Giana yang tentu saja masih dapat didengar oleh semuanya. Kaisar sendiri bisa menggaruk-garuk tengkuknya bingung.

"Gia..."

"upsss sorry"

--

"Kayla mana?" tanya Regan pada salah satu karyawan tengah lewat, lelaki itu saat ini tengah mencari-cari sosok sang kekasih yang tidak ada diruangannya.

"maaf pak, tadi saya liat ibu Kay-"

"pak Regan" ucapan karyawan itu terhenti saat ada sosok Sania yang kini memanggil nama Regan dari jauh. Wanita berparas cantik itu segera berlari kecil menuju ke arah Regan yang kini tengah tersenyum. Karyawan yang tadi sempat berhenti pun pamit pergi meninggalkan kedua orang ini.

"bapak...ngapain kesini?" tanya Sania basa-basi dengan kerlingan mata yang tidak biasa.

"kamu liat Kayla?" pertanyaan Regan membuat senyum di wajah Sania langsung pudar, wanita itu mendengus kesal.

"hey, jangan cemberut. Aku ada keperluan dengannya jangan berpikiran macam-macam" kata Regan yang paham dengan wajah yang ditampilkan wanita di hadapannya itu.

Sania sendiri hanya mengangguk pelan lalu pamit dari hadapan lelaki yang berstatus 'kekasih'nya itu.

"San, aku tunggu 10 menit lagi di basement ya" ucap Regan sebelum wanita cantik itu berlalu dari hadapan pria yang tampan itu.

Setelah kepergian Sania, Regan langsung saja mengambil ponselnya dan kembali mencoba untuk menghubungi Kayla namun nihil. Wanita itu tidak menjawab satu panggilan pun dari dirinya.

"sialan, kemana sih dia" gerutu Regan yang langsung saja pergi meninggalkan kantor Kayla dengan perasaan kesal.

Disisi lain kedua pasangan yang mengaku ini tengah di introgasi oleh Yovian selaku ayah dari Kayla. Lelaki paruh baya itu masih sangsi dengan kehadiran lelaki yang tiba-tiba mengaku menjadi kekasih dari sang putri.

"kalian sudah berapa lama menjalin hubungan?" tanya Yovian dengan penuh selidik.

"7 bulan pa!" bukan Kaisar yang menjawab tentu saja, lelaki itu masih terlihat segan untuk bisa duduk berhadapan dengan Yovian.

"papa gak nanya kamu, papa nanya sama pacar kamu itu. Emangnya dia gak punya mulut apa daritadi diem mulu kayak kanebo" kata Yovian dengan tajamnya membuat Kaisar semakin gugup dibuat lelaki paruh baya itu.

"oiya, apa kamu benar kekasih dari putri saya...Kaisar? Benar kan nama kamu Kaisar?" tanya Yovian sekali lagi yang membuat Kaisar mau tidak mau menatap kearah Kayla terlebih dahulu.

"b-benar pak" jawab Kaisar sedikit ragu, ia hanya takut ada ucapannya yang salah. Mendengar jawaban dari Kaisar, Yovian sendiri hanya bisa manggut-manggut seakan tengah berpikir.

"kamu tahu kan kalau putri saya itu sudah memiliki tunangan?" tanya Yovian sekali lagi.

"tahu pak"

"lalu, mengapa kamu masih berani menjalin hubungan den-"

"papa"

"diam Kayla. Papa sedang bertanya dengan lelaki yang kamu sebut kekasihmu itu kamu cukup diam!" kata Yovian tajam. Kaisar yang melihatnya hanya bisa diam namun otaknya tengah memikirkan kalimat apa yang akan ia keluarkan.

"jadi Kaisar, pertanyaan saya ke-"

"karna saya mencintai putri anda pak dan saya tidak ingin Kayla terluka sedikit pun. Jujur saja, lelaki yang bapak pilihkan untuk putri bapak sangat brengsek" ucap Kaisar mantap membuat Kayla hampir saja melonjak karna terkejut berbeda dengan Ayuna dan Giana yang sedari tadi sudah bersorak-sorai mendengar ucapan Kaisar yang mantap itu.

Padahal dalam hatinya Kaisar sudah merutuki kalimat yang baru saja keluar dari mulutnya itu.

Melihat keterdiaman Yovian sang istri yang seketika paham langsung memegang kedua tangannya.

"udah pa, papa sendiri juga tahu kan bagaimana track record-nya Damar dulu, buah itu gak jatuh dari pohonnya pa. Kalau Kayla mengatakan Regan brengsek, itu artinya memang sifat Regan gak jauh beda sama Damar dulu" perkataan Ayuna itu hanya mendapat helaan nafas dari sang suami. Entahlah ini semua terlalu tiba-tiba.

"untuk sementara papa akan diam, tapi papa belum merestui hubungan kalian. Dan kamu Kayla, putuskan Regan. Jangan ikutan menjadi brengsek sepertinya" hanya itu ultimatum terakhir dari Yovian sebelum ia pergi meninggalkan ruangan diikuti sang istri dari belakang yang kini tengah tersenyum hangat.

"fyuh, sumpah berasa nonton sinetron gue. Ini kalo mas Javi ada disini pasti seru" saut Giana yang langsung mendapat pelototan tajam dari kakaknya itu.

"Kai, ayo kita kembali ke kantor" hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Kayla. Melihat hal itu Giana sempat protes namun tentu ia tidak bisa melawan ucapan sang kakak.

Kaisar sendiri hanya bisa mengikuti ucapan atasannya itu, selain karna ia masih merasa canggung dengan keadaan ia juga merutuki ucapannya yang terlihat lantang tadi dihadapan Yovian.

Bagaimana kalau ia tiba-tiba dipecat hanya karna mengaku berpacaran dengan putrinya? Ah kenapa Kaisar tidak memikirkan hal itu dulu sebelum menyetujui 'rencana' konyol ini.

"Gladys bilang ibu kamu sudah mendapat perawatan intensif dan sekarang tengah dipantau untuk persiapan operasi. Kamu mau kesana?" ucapan Kayla memecah keheningan diantara mereka berdua.

Kaisar yang sedari tadi hanya diam dibalik kemudi kini menatap kearah sang bu boss.

"maksud ibu...ibu saya di Jakarta?" tanya Kaisar pelan.

"ya, maaf saya memindahkan ibu kamu tanpa persetujuan kamu. Karna menurutnya perawatan disini lebih baik daripada disana, dan untuk adik kamu. Kamu juga bisa membawanya ikut pindah kesini, untuk urusan biaya biar-"

"nona, sudah. Semua yang nona berikan sudah cukup. Saya merasa sangat berterima kasih atas kebaikan nona" kata Kaisar yang memotong ucapan bossnya itu.

Suasana kembali hening apalagi kecanggungan itu semakin terasa sesaat setelah Kayla mengoceh panjang lebar hingga keduanya sampai di basement kantor. Kayla awalnya yang berniat untuk turun duluan langsung tertahan saat sebuah tangan menahan dirinya.

"sekali lagi, saya ucapkan terima kasih karna sudah membantu saya, Kayla"

tbc

Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang