3. Can You?

294 19 0
                                    

*tok tok tok* ketukan pintu dari suara Jaemin, sukses membuat lamunan Jaemin tersadar. Dengan langkah malas, Jaemin mulai berjalan ke arah pintu kamarnya, guna membuka pintu yang sedari tadi di ketok itu.

*cklek* suara pintu yang terbuka, menampilkan Renjun yang ada di hadapannya, dengan tangan yang memegang nampan berisi beberapa makanan dan camilan.

Tanpa adanya izin, Renjun langsung masuk ke dalam kamar Jaemin. Menaruh nampan yang ia bawa ke atas nakas samping ranjang Jaemin. Lalu dia berbaring di atas ranjang Jaemin.

Jaemin yang melihat kelakuan saudara kembarnya itu, hanya bisa menghela nafasnya kasar, dan ikut berbaring di samping Renjun.

Tidak ada yang bersuara di antara mereka berdua. Sampai akhirnya Renjun membuka suaranya, setelah keheningan yang cukup lama.

"Masih marahan sama Jeno?" Pertanyaan retorik yang keluar dari mulut Renjun, sukses membuat Jaemin mendesis tak suka.

"Basa-basi lo jelek banget." Ujar Jaemin, yang langsung di sahuti kekehan oleh Renjun.

"Baikkan gih." Titah Renjun, yang langsung di balas delikan tak suka.

"Yakali gue yang minta baikan duluan, tapi gue-nya gak salah! Gak ada!" Tolak Jaemin mentah-mentah atas perintah atau usulan yang keluar dari mulut Renjun.

Sementara Renjun hanya bisa menghela nafasnya kasar. "Minta maaf bukan berati lo salah Na. Tapi menjadikan lo dewasa, dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada." Jelas Renjun.

"Dan sayangnya gue gak mau jadi dewasa Njun. Jadi remaja jompo kayak gini aja sulit." Ujar Jaemin yang tidak perduli, akan nasehat yang keluar dari mulut Renjun.

Prinsip Jaemin, selagi dia gak salah? Dia paling anti yang namanya minta maaf. Minta maaf kepada orang yang salah, membuat orang yang salah itu tidak berfikir akan kesalahannya. Jadi Jaemin tidak mau melakukan ini.

Sedangkan Renjun terkekeh mendengarnya. Ia langsung menjulurkan tangannya untuk mengusak surai rambut Jaemin gemas.

Sekalinya adik tetap adik bukan? Walaupun mereka kembar, tetap saja Jaemin adiknya Renjun yang bedanya hanya 7 menit. Dan bisa di lihat dari sikap Jaemin yang menunjukkan kalau Jaemin tetaplah adik, walaupun pembawaan dia seperti sang kakak.

"Tapi kalau Jeno-nya yang duluan minta maaf, kamu mau?" Tanya Renjun.

"Ya tergantung. Dia ngulangin kesalahan itu lagi apa enggak. Ah tapi mah Jeno pasti ngulangin lagi." Ujar Jaemin, diiringi helaan nafas pasrah.

"Kau masih sayang sama Jeno?" Tanya Renjun yang mulai menatap Jaemin penuh keseriusan.

Sedangkan Jaemin tidak paham akan tatapa  serius Renjun. Dia malah mendecak acuh, begitu mendengar pertanyaan Renjun. "Ya tentu sayang lah Njun! Kalo gak sayang? Gak mungkin gue terima dia jadi pacar gue!" Seru Jaemin, yang tidak suka sama pertanyaan Renjun.

"Yakin masih mau bertahan sama sikapnya dia selama ini?" Tanya Renjun, yang sudah sangat tau akan permasalahan Jaemin dan Jeno, serta tau jawaban Jaemin.

"Kau ini sengaja memancing amarah-ku ya? Kau mempunyai banyak waktu untuk mempertanyakan pertanyaan yang berbobot. Tapi kenapa kau malah bertanya seperti ini? Tentu saja aku masih mempertahankannya Renjun. Kalau tidak ingin, sudah aku putuskan Jeno dari kemarin-kemarin. Gue sayang banget sama Jeno njun, walaupun sifat Jeno sering kayak anjing!" Ujar Jaemin yang srring mencampurkan kata Aku-kamu dan Gue-lo, ketika sedang berbicara dengan orang lain.

Mendengar jawaban Jaemin, serta melihat ekspresi penuh keyakinan yang keluar dari mulut Jaemin, membuat Renjun tersenyum senang. Ia langsung menjulurkan tangannya untuk menepuk bahu Jaemin.

"Na, ingat ini! Kalau ada ular yang berada di zona teroterial-mu? Kau harus berubah menjadi elang, untuk mengamankan zona-mu. Dan jika ada seorang cabe-cabean yang berniat merebut kekasih-mu? Kau harus menjadi seorang pelacur untuk mempertahankan apa yang kau ingin pertahankan. Maksud-ku, bukan berati aku menyuruh memberikan semuanya kepada Jeno. Mati Jeno kalau sampai merebut mahkota-mu, sebelum menikahi-mu!" Ujar Renjun.

"Ck! Iya aku tau apa maksud-mu. Maka dari itu aku mempertahankan Jeno. Karena apa? Aku tidak ingin kalah dengan wanita itu. Kalau aku melepaskannya? Berati aku mengaku kalau aku kalah dengannya." Ujar Jaemin, di iringi decakan kasar di awal kalimat.

"Kau tenang saja. Aku ini Na Jaemin! Tidak ada yang bisa mengusik apa yang sudah di takdirkan menjadi milikku!" Ujar Jaemin dengan penuh tekad. Sementara Renjun bergidik ngeri.

Renjun tau bagaimana Jaemin aslinya. Tidak ada seorang pun yang bisa menghancurkan mental yang di miliki Jaemin. Tak tersentuh, kalimat yang pantas di sandangkan untuk mentalitas Jaemin.

"Jadi jawab dulu pertanyaan-ku. Apakah kau mau memaafkan Jeno, apabila dia yang lebih dulu meminta maaf?" Tanya Renjun, membalikkan pokok pembicaraan mereka.

Lagi-lagi pertanyaan Renjun membuat Jaemin kesal. Ia langsung menjawab pertanyaan Renjun. "Ya emang biasanya juga gitu kan? Gue yang selalu maafin kesalahan bodoh dia." Ujar Jaemin.

Renjun langsung tersenyum mendengarnya. Ia langsung menepuk pundak Jaemin lagi. "Bagus kalau begitu. Sekarang temuin Jeno di bawah." Titah Renjun.

"Ah nemuin Jeno.... ah?! Apa?! Nemuin Jeno?! Jeno ada di sini?! Ngapain?!" Pertanyaan berentet yang keluar dari mulut Jaemin, ketika sadar akan ucapan Renjun.

Dia terkejut? Tentu saja! Kalian bisa lihat sendiri bagaimana respon Jaemin tadi. Pasalnya Jaemin sengaja mematikan ponselnya, agar Jeno tidak mengganggu waktu kesalnya.

Pasalnya, kalau Jaemin sudah kesal terus di ganggu? Ucapan yang krluar dari Jaemin bakalan kurang ajar banget. Mungkin yang dengar ucapan Jaemin saat marah, bakalan sakit hati.

Jaemin itu kalau marah, dia tidak mau di ganggu. Biarkan dia tenangin amarahnya dulu. Dia itu tipikal yang kalau marah diam. Tapi kalau kemarahannya sudah di ambang batas, Jaemin tidak akan ragu untuk membalas lawannya, sampai lawannya sakit hati dengan semua ucapan serta tindakan Jaemin.

"Iya dia ada di bawah. Ya pengen nemuin lo lah Na. Udah sana temuin. Kasihan banget dia kayaknya. Wajahnya frustasi banget, udah kayak orang pengen bunuh diri." Titah Renjun sekali lagi, seraya memberi tau-kan kabar Jeno yang baru saja ia lihat tadi.

Jaemin mendelik begitu mendengarnya. "Alah, palingan cuma gimmick si Jeno aja, supaya gue maafin dia. Udau paham gue mah." Ujar Jaemin, yang sudah tidak bisa berfikiran positif dengan kekasihnya itu.

Sementara Renjun hanya bisa terkekeh mendengarnya. "Dia beneran sayang tau Na sama lo. Gak tau aja lo, gimana paniknya dia pas lo gak ada kabar selama beberapa hari." Ujar Renjun yang tidak mengarang cerita.

"Tch! Tau darimana lo?!" Tanya Jaemin yang tidak menyangkal.

"Yeeuuhhh di kasih taunya! Dia emamg beneran sayang. Cuma ya gitu, masih di guna-guna aja otaknya sama orang yang katanya SAHABAT-nya itu."

STAY WITH YOU - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang