"Ngapain?" Pertanyaan ketus yang keluar dari mulut Jaemin, yang langsung duduk di sofa ruang tamu, selagi Jeno tengah sibuk melihat foto-foto keluarganya yang memang di pajang di sana.
Mendengar suara Jaemin, membuat Jeno menoleh. Jeno langsung memamerkan senyumannya, begitu melihat Jaemin pun langsung menghampiri Jaemin, dan duduk menyender di samping Jaemin.
"Lepasin ah, kayak anak monyet lo." Pinta Jaemin kepada Jeno yang sedang menyenderkan kepalanya di lengannya.
Bukannya melepaskan, Jeno malah semakin mengeratkan tangannya yang sedang memegang tangan Jaemin, serta semakin menyenderkan kepalanya di lengan Jaemin. "Sayang..... udahan ya marahnya." Pinta Jeno, menatap Jaemin dengan tatapan melas penuh permohonan.
Jaemin benci banget melihat tatapan Jeno yang kayak gini. Melihatnya, membuat Jaemin rasanya ingin bersedekah. "Yang." Panggil Jeno karena Jaemin yang masih tidak merespon ucapannya, dengan kepala yang masih mendusel manja di lengan Jaemin.
"Kali ini, apalagi tawaran yang akan lo kasih ke gue, supaya gue gak marah lagi?" Tanya Jaemin to the point.
Pasalnya, Jeno tidak akan sampai ke rumahnya, kalau tidak ada sesuatu hal yang menarik, yang membuat Jaemin tertarik akan tawaran yang Jeno berikan, dengan syarat Jaemin mau memaafkan Jeno.
"Ke Bandung yuk." Ajak Jeno, kepada Jaemin.
"Ngapain? Gila lo ya? Masih sekolah kita Jen." Peringat Jaemin.
"Mau ngajak ke trans studio bandung, sama destinasi Bandung lainnya. Lagipula gue udah izin ke guru, guru juga ngizinin kita." Ujar Jeno, yang membuat Jaemin mendengus kesal.
"Iyalah guru ngizinin lo Jen..orang bapak lo donatur tertinggi di sekolah." Ujar Jaemin, memperingati Jeno.
"Yaudah jadi gimana? Mau gak? Mumpung kita masih kelas 11, masih belum sesibuk kelas 12. Jadi, lebih baik kita habisin waktu bersenang-senang lebih dulu, sebelum di buat stress sama ujian-ujian lain." Ujar Jeno.
"Emangnya gue bisa nolak kalau lo minta?" Tanya balik Jaemin, yang langsung di balas gelengan kepala oleh Jeno.
"Gue udah mesen tiket destinasi yang ada di sana, plus udah mesen villa buat kita tinggal di sana." Ujar Jeno, supaya Jaemin tidak bisa menolak tawarannya.
"Terus kenapa lo tanya ke gue, gue mau apa enggak? Sedangkan lo udah nyiapin semuanya, supaya gue gak bisa nolak tawaran lo?!" Desis Jaemin tak suka, sedangkan Jeno terkekeh gemas begitu melihat wajah kesal Jaemin.
"Ya kan buag formalitas doang sayang... jadi ayo berangkat!" Seru Jeno.
"Hah? Sekarang?" Tanya Jaemin sekali lagi, memastikan bahwa pendengarannya saat ini tidak salah.
"Ya iyalah sayang. Masa iya tahun depan! Akinjuga udah minta izin ke ibi sama ayah kamu, kalau hari ini kita mau jalan ke Bandung, dan mereka juga udah izinin." Jelas Jeno, yang mulai beranjak dari duduknya.
"Tapi gak mendadak juga Jenooooo! Gue belum nyiapin semua keperluan buat nginep nanti. Baju, alat mandi, skin care--" ucapan Jaemin terpotong karena Jeno yang sudah lebih dulu menariknya.
"Udah gak usah bawa apa-apa. Nanti semua keperluan beli aja di sana. Aku sengaja kasih tau kamu secara mendadak. Karena biasanya yang mendadak itu yang jadi. Dan terbukti sekarang bukan?" Ujar Jeno, yang langsung menarik Jaemin keluar dari rumahnya.
"Ya tapi kan gak gini juga Jen. Gue--" lagi lagi ucapan Jaemin terpotong, karena Jeno yang sudah lebih dulu memasukkan Jaemin ke dalam mobilnya, memasangkan seatbelt untuk Jaemin, lalu Jeno pun berlari masuk ke dalam kursi kemudi.
Setelah memasangkan seatbeltnya dan semua sudah siap, Jeno langsung menajalankan mobilnya menuju Bandung.
"Gue gak bawa power bank, gak bawa chargeran, gak bawa ear phone, gak bawa duit, juga gak bawa card holder karena lo!" Ocehan yang keluar dari mulut Jaemin, di sepanjang perjalanan mereka menuju bandung.
"Kan aku udah bilang, kalau semua keperluan beli di jalan aja. Lagipula aku ada chargeran sama air pods." Ujar Jeno.
"Kita beda user ya njir! Lo iphone gue samsung! Mana nyambung chargeran sama air pods-nya." Peringat Jaemin.
"Yaudah, kalau gitu nanti beli iphone aja sebelum masuk ke tall, kita mampir dulu ke mall." Jelas Jeno.
"Ngapain jadi beli hp baru? Beli chargeran sama ear phone aja!" Ujar Jaemin akan tingkah absurd Jeno.
"Ya gapapa, biar kita couple-an. Lagipula masih jaman apa megang android?" Ledek Jeno yang langsung mendapat pukulan di lengannya oleh Jaemin.
"Android bukan sembarang android nih! Samsung galaxy Z flod yang layarnya bisa di perbesar sama di perkecil, iphone mana bisa!" Ledek balik Jaemin.
"Ya gapapa yang penting iphone. Kamu geletakin hp aku dengan posisi terbalik, orang orang juga langsung tau kalau ini hp iphone, kamera boba nih bos!" Balas Jeno.
"Iphone terkenal karena apel kegigit sama kamera boba doang! Kelebihan lainnya gak ada. Cuma menang gaya, baterai cepet habis, penyimpanan cepet penuh, kebanting sedikit langsung gager otak!" Ledek balik Jaemin yang tidak terima, user yang dia sukai di ledeki.
"Ya kan emang itu tujuan utamanya user iphone. Cuma buat pamer sama gegayaan doang." Balas Jeno.
"Udah ah yang. Aku gak mau ribut masalah ini doang. Kamu susah di bujuknya nanti." Sambung Jeno, yang memilih untuk mengakhiri perdebatan yang tidak ada gunanya ini.
Daripada Jaemin ngambek karena perdebatan ini, lebih baik ia akhiri saja perdebatan tidak berguna ini.
Di sepanjang perjalanan terjadi berbagai macam obrolan antara Jeno dan Jaemin. Dan ya, Jeno yang berakhir untuk mengalah atau mengalihkan obrolan mereka, kalau obrolan Jaemin dapat memancing perdebatan.
Dan seperti yang di ucapkan Jeno tadi, bahwa sebelum mereka mereka masuk tol jurusan Bandung, Jeno lebih dulu mampir ke mall, untuk membelikan berbagai perlatan yang di perlukan Jaemin. Seperti baju, peralatan mandi, skin care, chargeran, dll.
Mereka juga menyempatkan untuk makan lebih dulu. Setelahnya, barulah Jeno menyetirkan mobilnya kembali untuk memasuki tol.
"Mau tidur dulu gak? Kalau kamu mau tidur dulu, kita gantian. Aku yang nyetir sekarang." Ujar Jaemin yang tidak mau Jeno menyetir dengan keadaan ngantuk. Bisa bahaya dan Jaemin tidak mau mengambil resiko nantinya.
"Nanti aja, pas di rest area kedua baru deh kita ganti." Jelas Jeno.
"Mau mampir ke rest area pertama dulu gak?" Tanya Jeno dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Jaemin, sewaktu dirinya menyetir mobil.
Sudah menjadi kebiasaan Jeno. Kalau tidak ada tangan Jaemin, Jeno langsung mencarinya untik di genggam.
"Ke rest area dulu aja deh. Aku mau beli camilan, air minum, sama es di sana." Ujar Jaemin, dan Jeno pun mulai menepikan mobilnya, untuk mengambil jalur ke rest area.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU - NOMIN
Fiksi PenggemarCERITA INI KHUSUS UNTUK NOMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA M...