>botol?<

49K 3.7K 138
                                    

.

.

.

  

Mereka yang di meja makan terkejut, saat melihat Sagara menggendong si bungsu seperti anak kecil dengan kepala bocah itu yang bertengger apik di bahu kanan.

Hal yang mustahil.

Apalagi adiknya memasang wajah pias menatap takut ke arah mereka lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sagara.

Kevin terkekeh, kenapa tatapan itu tak dari dulu saja ada ketika menatap mereka. Kevin mendambanya.

"What's wrong, baby?"

Rangga menganga, situasi macam apa ini?

"Bang .. ada yang salah?"

Tentu saja mereka terkejut, saat mendengar Sagara berbicara selembut dan seperhatian itu, anak sulung Alex bukanlah seseorang yang mudah berbaur. Ini terlalu tiba tiba.

Bahkan pertanyaan Rangga di hiraukan begitu saja.

"Eum .. lapar, mam."

Abang yang paling tua itu mengusap lembut punggung sempit adiknya, Ia tersenyum saat tubuh kecil di gendongannya membisikan kemauan anak itu sambil bergetar takut.

"Sure, baby."

Rangga makin melongo.

Serius? Adiknya ini mau mau saja di pangku sama abangnya? Sejak kapan? Melihat mereka makan bersama setiap malam saja sudah muak dan meninggalkan tempat.

Mulut itu terbuka kecil, saat sesendok nasi dan sup ayam di arahkan ke mulutnya, Ethan dengan semangat menerima suapan pemuda yang sedang memangkunya.

Ethan rindu makanan ini.

Ia hanya memilin jemari abang sulungnya, jempol Sagara terasa lebih besar dengan jari jari tangannya.

Sambil menunduk dan menerima suapan.

Sagara juga tidak berbohong jika ia senang, baru kali ini ia merasakan jemari kecil itu memainkan jari miliknya.

Sangat kecil.

Sagara bahkan takut jika sewaktu waktu dapat meremukan- nya.

" ... kenyang .. "

Sagara menyodorkan gelas berisi air mineral, menyuruh Ethan minum  setengah saja.

"Buatkan susu."

Maid yang di suruh segera melaksanakan perintah tuannya, terlalu takut mendengar suara tuan muda yang paling tua dengan suara datar tanpa ekspresi.

Memang sudah biasa, tapi mampu mengubah atmosfir ruangan.

"Dalam botol, kau beli cepat!"

Sembari menunggu apa yang ia minta, Sagara mengelus paha adik bungsunya dengan lembut.

Minimarket tak terlalu jauh, lagipula ada salah satu rumah yang membuka toko perlengkapan bayi di komplek mereka.

"Kenapa, hm?"

Badan itu berjengit kaget dan respon yang di terima oleh Sagara malah makin membuat pria itu tersenyum senang.

" .. ta-kut .. Down't look at me .. please .. "

Rangga gelagapan, saat 'adik'nya menatap sambil bergetar takut.

Bahasa inggris apa itu? mengapa adiknya terdengar lucu dengan mengucap kan bahasa asing di sertai lirihan dan mencicit takut?

E-than ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang